lbu [chapter 5]

78 45 94
                                    

Disepanjang ruangan hanya terdengar suara kipas angin yang berputar, kepala Ara tertunduk tak ingin mengucap apapun, mulutnya seperti Sulit untuk berucap sepatah kata pun kepada ibunya tersebut

"Bagaimana dengan sekolah mu?" Tanya Isabella sang ibu.

Tak tau apa yang membuat Isabella kembali setelah pergi begitu lama dari hidup Ara dan kembali dengan wajah tak bersalah sedikitpun yang membuat banyak pertanyaan muncul di benak Ara.

Bu panti yang mengetahui perasaan Ara mengusap lembut pundak Ara
"Ara sangat baik, dan bahkan nilainya pun sangat memuaskan, Ara benar benar anak yang pintar" jawab bu panti.

Sah ibu Isabella menghela nafas lemah
"Maaf kan ibu nak atas semua yang pernah ibu lakukan, kau pasti bertanya tanya mengapa ibu meninggalkan mu begitu sajaa bukan? Ibu sebenarnya tak ingin meninggalkan mu di panti ini dan membuat mu kesusahan, tapi ada alasan tertentu yang membuat ibu melakukan itu semua" ucapnya

Kini air mata tak bisa Ara bendung, tangisan mulai tercipta karna ucap ibunya barusan, ntah mengapa seperti sangat menyentuh hati mungil Ara.

"Ara kau boleh marah sama ibu, kau boleh benci sama ibu, kau boleh dendam sama ibu mu ini, tapi tolong izinkan ibu memeluk mu untuk pertama kalinyaa" ucap sang ibu Isabella yang membuat tangis Ara menjadi jadi.

Walau tak begitu keras tangisannya namun rasa sesak di dada menusuknya sampai ke ulu hati.

Bu panti mengelus pundak araa mengerti apa yang di rasakan Ara saat itu
"Araa, ingat nak mau bagaimana pun ibu mu, dia tetap ibu yang melahirkan Ara, bu panti mengerti bagaimana perasaan Ara setelah mengetahui semua inii, tapi bukan kah kita bisa memberikan kesempatan sekali lagi untuk ibu mu ini"

Ucapan bu panti ada benarnya juga membuat Ara berfikir apakah bisa kita memberikan kesempatan satu kali lagi untuk kesalahan seseorang

Ara mulai menunjukan wajahnya yang basah karna air mata, menatap ke arah sang ibu yang saat itu sedang menangis menatap ara

"Aku memaafkan ibu, tapi tolong jangan pergi lagi dari hidup araa" ucap araa

Sang ibu tersenyum kearah anaknya tersebut, berjalan menghampiri sang anak dan memeluknya
"Ibu janji ga akan tinggalin Ara, ibu bakal terus ada di dekat Ara"

Janji sang ibu membuat Ara yakin dan percaya seberapa sayangnya Isabella kepada dirinyaa, namun ntah mengapa ada sesuatu yang mengganjal seperti sesuatu yang besar akan terjadi di hidup Ara setelah kedatangan sang ibu Isabella di hidupnya.

★★★

"Sudah lama sekali pak Axelio tidak kesini"

"Ya bagaimana lagii pekerjaan sedang padat padatnyaa, cukup sulit untuk memantau sekolahan, mungkin kedepannya sekolah akan di pantau oleh anak saya Arkan, yakan Arkan?"

Mendengar perkataan sang ayah membuat nya tersedak saat menikmati secangkir kopi.

"Aka pelan pelan kalau minum, kamu ini bukan anak kecil lagi yang harus diingatkan kalo minum itu pelan pelan" ucap sang ayah Axelio

Kepala sekola pak danu hanya terkekeh geli melihat kelakuan kedua bapak anak tersebut, tak ada perbedaan dari sejak pertama pertemuan mereka dulu.

"Sepertinya saya akan memikirkan tentang hal itu dulu" ucap Arkan, menolak lembut permintaan sang ayah tersebut.

Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk memantau perusahaan dan sekolah sekaligus ditambah lagi pekerjaan nya sebagai direktur tidak begitu padat, namun rasanya sangat malas jika harus bulak balik Belanda Indonesia untuk mengerjakannya, apalagi Arkan di Indonesia hanya hitungan bulan saja dan tak selamanya menetap di kampung halamannya.

Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang