Spirit, makhluk pemakan jiwa muncul di dunia manusia membuat banyak sekali keributan. Spirit membuat kehidupan manusia menjadi tidak tenang, sampai belakangan ini muncul makhluk superior misterius yang menyebut dirinya sebagai Cope.
Kegelapan telah...
Halo! Aku kembali lagi dengan membawa gula-gula manis yang baru, nih. Kali ini ada versi uwu—walaupun ada yang tertekan—dari Aldercy dan Daffin><
Art by: @Rizu Rizu adalah ilustrator saya tercinta❤ (Tidak bisa aku tag karena dia ga aktifin wattpad.) Ig: @miracle_cope
Ayo, dinikmati gulanya >< Icip-icip.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minuman yang Aldercy bawa seketika jatuh ke lantai dan berhasil mengguyur permukaannya. Cairan berwarna cokelat yang memiliki rasa itu sukses mengotori pijakan Aldercy. Sepatu putih yang sedang ia pakai pun ikut terkena imbasnya. Aldercy merasa sedikit sebal lantaran membayangkan betapa sulit untuk menghilangkan nodanya saat hendak dicuci nanti.
Tak hanya minuman, roti yang dibeli untuk mengganjal perut laparnya pun ikut jatuh dan berguling di lantai. Sementara itu, pelaku di balik tumpahnya minuman milik Aldercy kini sedang bersiul tepat di belakang sembari memasang tampang seolah tak bersalah. Aldercy langsung melayangkan tangannya untuk menjitak kepala Edgar. Edgar hanya mengaduh kesakitan seraya mengusap-usap puncak kepalanya yang mungkin akan menghasilkan benjolan.
"Sedang apa kau ini?!" seru Aldercy. Suaranya bagai menggema ke seluruh penjuru kafetaria. Telunjuknya menuding bergantian ke arah makanan dan minuman yang tergeletak di permukaan lantai. "Itu semua adalah hasil dari uang terakhirku di kantong! Kita hanya punya waktu istirahat selama dua puluh menit sebelum kelas tambahan sore ini dimulai. Tega sekali kau, Edgar."
"Kau marah-marah terus dari pagi," ucap Edgar yang lelah mendengar keluhan Aldercy dari pagi sejak sekolah dimulai. Seketika Edgar langsung diam saat mendapat tatapan kematian dari Aldercy. "Umm, iya aku salah. Aku minta maaf."
Aldercy tak menjawab. Sedangkan, Edgar langsung lari ke arah toilet untuk mengambil pel di sana. Lelaki itu mulai membersihkan bekas minuman di lantai hingga bersih.
"Aku minta maaf, Aldercy," kata Edgar setelah mengembalikannya ke tempat semula.
Aldercy hanya membuang wajah. Aldercy lalu mengisyaratkan dengan lirikan mata untuk segera mengikutinya. Seraya berjalan, ia mendengus dan mulai berbicara lagi, "Sudahlah, tidak apa-apa. Aku bisa menahan lapar. Sini, ikut aku saja."