3. Pertarungan Di Kegelapan

215 56 354
                                    

Ketika Felix mulai bangkit, Spirit itu kembali meretakkan dinding yang masih berdiri kokoh di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Felix mulai bangkit, Spirit itu kembali meretakkan dinding yang masih berdiri kokoh di sebelahnya. Felix lantas berguling ke samping saat reruntuhan mulai berjatuhan mengenainya. Serangan tanah dari Spirit itu terus saja muncul ketika Felix berniat untuk mendekatinya.

Sebidang tanah datar tipis yang baru saja dibuat menjadi perisai oleh Spirit itu berhasil Daffin tinju sampai hancur. Hal ini refleks Daffin lakukan karena Spirit itu telah berada di dalam jangkauannya. Setelah melihat Daffin yang sedikit membantunya, Felix langsung melesat dan mulai menyerang Spirit dengan kekuatannya.

Daffin mengambil langkah mundur ke belakang untuk memperjauh jarak di antara Spirit dengannya. Lelaki itu sudah siap dengan kilat petir di tangannya, ia hanya tinggal menarik tali busurnya saja. Namun, seketika Daffin urung menggunakan busurnya. Perhatiannya kini malah teralih pada Felix yang terus mengendalikan anginnya. Lelaki bersurai cokelat itu tampak lincah melompat dan berlari dengan angin di sekeliling tubuhnya.

Angin yang berada di sekeliling tubuh Felix melindunginya dari serpihan tanah tajam yang dilontarkan Spirit. Ketika sudah sampai di hadapan Spirit, Felix langsung memberi bogem tepat di kepalanya yang keras dan padat.

Tubuh Felix tak setinggi atau tak sekuat Daffin, tapi mampu membuat Spirit tingkat atas rubuh untuk kesekian kalinya. Namun, tetap saja Spirit tingkat atas tak mudah untuk dikalahkan dalam sekejap mata layaknya Spirit biasa atau Spirit tingkat atas tanpa kekuatan yang cenderung lebih lemah dari Cope.

Malam ini tampaknya mereka tak cukup beruntung karena bertemu dengan Spirit tingkat atas yang memiliki kekuatan.

Felix meringis tatkala Spirit itu mulai bangkit lagi. Ia pun menoleh pada Daffin dan meneriakinya dengan jengkel, "Hei, Daffin! Kau hanya diam saja? Kau sedang menonton apa?! Kau mau melihatku remuk lalu mati tertimpa batu dan tanah buatan spirit itu?"

Melihat Felix yang sudah mulai sewot, Daffin mulai berlari melompati Felix dan mengeluarkan kilatan petir dari tangannya. Dengan cepat Daffin menghujamnya tepat di kepala Spirit yang serta-merta mulai membuat pijakan Daffin bergetar. Serangan Daffin tidak meleset, untungnya. Serangan itu dapat melukai sebagian kepala Spirit dengan telak.

Spirit dapat dilumpuhkan sesaat karena kepalanya telah hancur sebagian. Namun, sebongkah tanah terjun dari ketinggian sekian tepat di atas kepala Daffin secara tiba-tiba dan hampir mengenainya. Beruntung, Daffin berhasil meninju bongkahan dengan aliran petir di tangannya sebelum kepalanya dihantam benda padat itu.

"Sial! Siapa yang membuat Spirit merepotkan ini memasuki wilayah pemukiman manusia?!" Daffin menggerutu. Kemudian ia melanjutkan ucapannya pada Felix, "Kau serius sedikit, dasar bocah! Kalau kau terus menghempaskannya saja tanpa menyerang, makhluk itu tak akan mati!"

Felix kembali membentuk udara di sekitarnya menjadi angin ribut yang kian menajam. Kemudian dengan perlahan ia menjauhi Daffin yang terus-terusan memelototinya. Felix juga khawatir jika angin yang dibuatnya itu dapat melukai Daffin. Ketika ia hendak menyerang Spirit itu dengan anginnya, Daffin menoleh ke belakang dan mengamati angin Felix lekat-lekat.

Miracle Cope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang