.
.
.
.
.Tulisan miring untuk 'waktu lampau'
...
Motor bututnya berbunyi nyaring,
beriringan dengan senyum merekah, lantas sosok muncul dibalik pintu kontrakan."Assalamualaikum Bu jihaaaan!"
"Waalaikumsalam anak manis"
Si mungil dibelakangnya turun dan ia masih bergelut untuk memarkirkan motor, lantas wanita dengan hijab menjuntai panjang itu menunggu didepan pintu, menyambutnya.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam warahmatullah, Mari masuk pak"
Tak ingin menimbulkan kecurigaan apapun, pintu didepan rumah terbuka lebar, lantas ia duduk cukup jauh dari wanita yang sudah mulai membuka buku memberi pengajaran.
"Eh.. ayara udah sholat asar belum?"
"Udah.. sama ayah sebelum kesini"
Senyum merekahnya kembali terlihat, refleksnya menoleh kearah pria itu menambah sejuk hati.
"Yaudah.. sekarang, mana coba katanya tadi ada pr yang gak ngerti?"
"Huhu Bu Jihan ngasih pr nya jangan susah susah"
Bagaimana ini semua berawal,
Pria itu agaknya menganggap sedikit lucu,Gibran,
Orang tua tunggal yang tak pernah berfikir untuk melepas status lajangnya lagi,
sibuk dengan pekerjaan, dan tak mau ambil resiko dalam memilih orang,Ia tak muda lagi,
Pun sudah punya anak remaja yang mulai banyak protes tentang ini dan itu,Kedua anaknya sudah banyak menyita waktu,
Perceraian bukan hal yang membawa trauma, ia mengambil hikmah sebanyak banyaknya dari sama, tapi tak ada yang bilang ini mudah..
Namun!
Ia yang duda 'lapuk' ini suatu hari tanpa basa basi, merasa 'tidak ada salahnya' memulai percintaan lagi,Itu tepat saat ayara,
Putri keduanya berceloteh sembrono tentang gurunya disekolah,Gibran tentu tau dan ingat siapa itu,
Wanita muda yang menduga dirinya adalah 'prmotor bimbel'"Bukan Bu, saya ayahnya Ara, dia lupa kotak bekelnya, saya mau nganterin"
"O-oh! Maaf pak saya kirain yang mau promosi tempat bimbel"
Sekiranya itu sedikit percakapan pertama mereka,
Ayara tergelak lagi saat membahasnya bersama sang ayah dirumah tv malam itu, lantas memang ia suka sekali menjahili Gibran.
"Ayah ayah!"
"Hm?"
"Gimana caranya orang yang gak keluarga bisa jadi keluarga?"
"Ya..nikah.."
"Yaudah Ayah ayo nikahin ibu guru jihan!!"
Itu membuatnya hampir terkena serangan jantung, ingatkan dia jika Ara tak mudah menyukai seseorang, apalagi mengizinkan orang lain dekat dengannya,
Ia posesif,
Ayah adalah miliknya dan ia adalah milik ayah,Bagaimana bocah kelas 2 SD ini terfikir unuk memiliki ibu pengganti?
KAMU SEDANG MEMBACA
By.J
Randomkumpulan cerpenku yang pernah di publis diakun sebelumnya dengan nama dan visual yang berbeda