7 [200%]

393 50 3
                                    

.
.
.
.
.

"Nyerah saya.. berapa kali papih kamu Dateng mohon mohon supaya kamu gak dikeluarin, tapi kamunya kayak gak peduli mau jadi berandalan juga"

Pria setengah baya itu memelas sambil memandangi satu pria berseragam SMA yang sudah menunduk dengan muka memar memar, sesekali ia mendongak saat sesuatu keluar dari hidungnya, terlihat nampak tak benar benar mendengarkan apa yang pria paruh baya itu ucapkan

"Barata!! Kamu niat sekolah atau nggak?"

"Niat pak!"

"Niat sekolah buat apa?!"

"Dapet uang jajan"

Mengelus dada adalah hal pertama yang ia lakukan, matanya menelisik penampilan pria itu dari atas hingga bawah,
Lebih cocok dibilang model cover boy ketimbang murid penampilannya itu..

Baju gak dikancing, celana dikecilin,
Rambut diwarnain kayak anak ayam yang dijual di SD,
Sepatu juga gak warna hitam, tali pinggang gak dipakai apalagi dasi

"Kalau saya panggil lagi orang tua kamu paling mereka bakal nangis nangis lagi minta saya maafin kelakuan kamu, tapi abis itu kamu ulangin lagi, orang tua kamu juga nyerah sama kamu, mereka bilang saya boleh lakuin apa aja sama kamu, kamu setuju gak?"

Bara diam,
Menghela nafas dan nunduk lagi, satu kakinya menyangga kaki lain, tidak dalam posisi berdiri tegap.

"Ya pak.."

"Hah?!"

"SIAP PAK!"

guru guru lain udah menoleh kearah mereka dengan decak jengah, murid 'jagoan' satu ini bukan pertama kali aja bikin keributan diruang guru, namanya udah terkenal dihampir seluruh sekolah karna kelakuan 'istimewanya'

"Ini terakhir Bara, kalau kamu bener bener gak bisa diatur lagi, saya gak nyesel ngeluarin kamu dari sini"

Pak Dany keluar dengan tangan berdecak pinggang, menoleh sebentar kearah Bara dan pria itu masih menunduk, beberapa menit kemudian meledeknya dengan wajah yang dibuat jenaka.

.
.
.

Semuanya berawal dari sini,
Dari ruang UKS yang sepi menyisakan Bara yang duduk dengan gerutuan andalannya, kata kata umpatan keluar begitu telak dan tangannya terus menyeka cairan merah yang keluar dari hidung dan sudut bibirnya.

Sial..
Hari ini ia kurang fokus,
Dari 17 orang lain cuman dia yang ketangkep basah tawuran, berantem sama anak sekolah lain,

Ya udah biasa menjadi fokus para guru karna kasusnya yang keterlaluan, tapi Bara juga capek diciduk guru apalagi sampai dipanggil orang tuanya.

"Sialan! Tolol! Ah bego banget pada nyalahin gw!! Abis Lo semua sama gw nanti!"

"Dilarang ngumpat di UKS"

Fokusnya teralih ketika tirai putih itu terbuka menampilkan sosok wanita dengan wajah datar,
Ia terkekeh kecil,
Memilih untuk membaringkan tubuh dengan tangan yang menutupi wajahnya

"Obatin sendiri, bosen gw ngobatin lo lagian gw lagi paskib ganggu Lo tau gak"

Tanpa jawaban wanita tinggi itu pergi bersama hentakan kaki yang menandakan perasannya sekarang,
Bara nggak berniat bangkit untuk mengobati bibirnya yang sobek atau hidungnya yang patah,
Tidur kayaknya obat yang paling ampuh.

By.JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang