5 [IMAM TERBAIK]

513 60 6
                                    

.
.
.
.
.

Baik mulai darimana?
Dari bagian aku duduk berdua bersamanya dengan perasaan jengkel?

Atau saat pertama melihatnya di depan rumah bersama belasan seserahan?

Iya
Intinya ini semua tentang adat kuno yang ku pikir tak akan pernah terbersit di kepala ayah dan ibu.

Keluargaku bukan tipe seperti itu,
Mereka berpikiran terbuka, mudah menerima sesuatu dengan sikap netral dan suportif dalam keadaan apapun.

Jadi itu wajar bagiku merasa tersiksa saat mereka memaksakan sebuah kehendak, walau sebenarnya ini kali pertama ayah dan ibu melakukannya, pun ada campur tanganku.

Pria itu diam sekali orangnya,
Tenang dan penuh hawa sejuk memang, membuat siapa saja merasa nyaman, tapi bukan berarti aku pun demikian.

Hari itu hari pernikahan kami,
Setelah pertunangan yang jarak waktunya teramat singkat, pernikahan ini pun sederhana namun elegan.

Perias menanyakan alasan mengapa aku hanya merengut sepanjang hari, kemudian dengan penuh kebohongan aku jawab aku tak cukup tidur.

Kami duduk berdampingan saat ijab, lalu semua berlalu dengan mudah, Tuhan seolah memberi restu penuh atas kami,

Mungkin aku satu satunya yang tak ikut bahagia hari itu.

Namun seharusnya aku tidak terlalu berlebihan mengambil sikap, tentu segalanya punya hikmah masing masing.








...







Binar berlari kecil menuruni tangga sampai sampai sangat ibu memperingati,

Seseorang didepan rumah membuat senyumnya mengembang lebih lebar lagi.

"Dibilang gak usah.. "

"Gakpapa, sekalian lewat"

"Masuk dulu?"

"Nggak, mau langsung ke tongkrongan"

"Iya.. Hati hati"

Pria itu beranjak tak lama, lalu wanita paruh baya keluar dari rumah dengan mata memicing curiga.

"Si Alex?"

"Ho'oh bawain martabak"

"Kamu minta? "

"Mana ada! Tau tau chat bilang udah di depan rumah"

"Kemana orang nya?"

"Udah pergi"

Langkah riangnya memasuki rumah masih menjadi atensi ibu, anak gadisnya tengah berbunga bunga, sama seperti beberapa kesempatan saat ia punya kekasih dulu.

Ya..
Tidak masalah, asal tidak kelewatan batas.

"Besok kamu berangkat jam berapa? Ayah nanyain kok kamu sekarang kalo kuliah gak pernah bawa motor lagi?"

By.JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang