.
.
.
.
.Langit bahkan belum terang tapi bandara di Jeju tetap seperti biasanya, ramai. Pulau sejuta keindahan itu nampak tak pernah sepi, menjadi tempat banyak orang untuk melepas penat. Beberapa orang keluar dari sana setelah pendaratan terakhir dari Seoul, rata rata mereka datang untuk berlibur.
"Iya tuan.. Iya.. Saya sudah sampai saya akan segera ke lokasi"
Tapi ada dari mereka yang tak masuk dalam 'rata rata' orang itu, Wanita dengan rok hitam sependek lutut dan kemeja dengan blazer nya keluar dari bandara dengan tangan yang memegang dua tas besar, rambut hitam panjangnya ia gerai dengan sebuah penjepit di belakang.
Wanita itu menghela nafas saat sambungan telfonnya terputus dan segera menghentikan taxi, ia menutup matanya selama perjalanan menuju penginapan dan terus merutuki atasan sialan yang membuatnya harus naik pesawat pagi buta.
Sooyeon, nama wanita itu, 29 tahun dan menjadi pengabdi perusahaan swasta demi beberapa juta won perbulan. Ia datang ke Jeju pagi ini untuk urusan bisnis bukan berlibur sebagai mana seharusnya..
Wanita itu tak memperhatikan jalan di menit menit pertama perjalanan, tapi saat taxi menuju sebuah daerah tak ramai dekat bukit, wanita itu mulai tertarik untuk menatap jendela.
"Anda menyewa villa untuk perjalan bisnis nona?"
Pertanyaan si supir taxi awalnya dibalas dengan senyuman lelah.
"Ya.. Aku sudah sering kesini sebenarnya, jadi aku punya villa disini, hanya villa kecil"
Pria paruh baya itu tersenyum ramah dan mengangguk, membiarkan ia menikmati pemandangan disamping jalan yang asri. Daerah itu nampak jauh dari perkotaan, tapi sejujurnya disana masih bagian dari perkotaan.
"Sudah sampai nona"
Ia mengangguk, memberikan beberapa won setelah mengeluarkan semua barangnya, wanita itu tak lantas masuk, melainkan menatap bangunan kecil didepannya dengan sebuah senyum.
Villa itu hanya sebuah tempat kecil yang dikelilingi perkebunan teh, dan ada beberapa rumah penduduk lainnya meski agak jauh, didepan ada sebuah beranda dimana kursi kecil dan meja terpajang disana dan sebuah pohon cemara yang tak terhitung.
Rasanya tempat ini seperti penyegar fikiran diantara kekalutan akan dokumen bertumpuk yang ia bawa sekarang. Saat masuk, villa itu masih bersih, karna ia menyewa seseorang untuk merawatnya, juga karna ia memang sering datang kesini.
Ini kampung halamannya,
...
Han Sooyeon, anak pertama keluarga Han, keluarga mereka sejujurnya lahir dan besar di Jeju, tapi tak bertahan lama saat dirasa hidup disana tak membawa kemajuan apapun.
Beberapa tahun lalu keluarga itu pindah ke Seoul untuk nasib yang lebih baik. Dan tak ada satupun anggota keluarga yang menetap lagi disana, Jeju bagai tempat nostalgia.
Soo tak pernah lupa sedikitpun tentang kota ini bahkan ia masih dikenal banyak orang disana, ia sering datang kesana, hingga membeli sebuah villa kecil, karna rumah lama keluarganya sudah dibeli orang lain. Jeju seperti tempat pelariannya diantara tekanan karir yang kadang membuat stress.
KAMU SEDANG MEMBACA
By.J
Casualekumpulan cerpenku yang pernah di publis diakun sebelumnya dengan nama dan visual yang berbeda