.
.
.
.
.
Hanya dengan satu kalimat halus yang mampu menekan seorang pria perfctionist,
"Saya ingin mengundurkan diri.. "
Jujur saja sejak 15 jam lalu ia mendengar kalimat itu sampai sekarang entah kenapa terasa menyebalkan, mengganggu fikiran nya bahkan membuat ia tak bisa tidur meski jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi.
Kalimat itu terus terngiang dan membuatnya hampir gila, meski ia belum menyetujui pengunduran diri yang tidak disertai alasan yang jelas itu.
Entahlah..
Apa ia memang sudah gila? Atau hanya karna ia khawatir jika tak bisa menemukan sekertaris pengganti yang setara dengan wanita yang sudah bekerja dengannya selama 10 tahun itu? Atau...Karna hal lain?
⤵⤵⤵
Derap pangkah sepatu hitam itu menggema penuh karisma membuat semua orang yang ada disana membungkuk dengan keheningan, wajah arogan itu sedikit melunak dan ia mengangguk sekali tanpa mengalihkan pandangan matanya, seorang wanita dengan dua atau tiga pria dibelakangnya setia mengikuti dan nampak terbiasa dengan langkah tegas nan pasti pria itu
"Jadwalku?"
"Pukul 8 anda ada pertemuan dengan pemegang saham, dan pukul 10 anda ada peninjauan properti untuk 2 hotel cabang baru, pukul 11 anda memiliki janji dengan direktur Yu, dan pukul 12 anda-"
"Aku sudah tau"
Tuan perfctionist dan sang sekertaris yang jauh lebih perfctionist, seluruh orang tau siapa mereka, saat seseorang menyebut 'Park Corp' maka nama Park Jhonson dan Linda Kim adalah satu satunya yang terngiang.
Pengusaha muda berusia 31 tahun yang biasa mereka panggil 'presdir Park' dan sekertaris nya yang berusia 30 tahun, mereka biasa memanggil wanita itu 'sekertaris Kim'
Perusahaan itu mengalami penyerahan jabatan 10 tahun lalu dan selama itu pula mereka bertemu, dengan status sebagai bos dan asisten pribadi.
10 tahun nampak sangat lama, tapi jika kau bekerja setiap hari, sepanjang hari selama 10 tahun maka waktu itu terasa berjalan terlalu cepat.
"Bagaimana penampilanku?
"Sentuhan terakhir presdir Park"
Sekertaris Kim berjalan kearah sebuah ruangan yang berisi barang barang yang tak bisa dibilang murah, wanita mungil itu mengambil sebuah dasi garis hitam abu abu dari sebuah laci.
"Sempurna.."
Sebuah senyuman lebar itu tercetak, dasi yang baru saja ia simpul nampak sangat pas dengan kemeja putih dan jas hitam sang presiden direktur.
Mereka berdua melangkah keluar setelah saling melempar senyuman, seketika itu pula tiga pria kekar berjalan dibelakang mereka dan beberapa staf lainnya ikut mendampingi, kehadirannya jelas membuat setiap orang membungkuk hormat.
"2% saham mengalami penurunan, 1,2% karna penundaan proyek dan sisanya 0,8% tidak ada data yang jelas, beberapa telah dirincikan dan dewan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
By.J
Acakkumpulan cerpenku yang pernah di publis diakun sebelumnya dengan nama dan visual yang berbeda