Dunia Sihir, Kedatangan Lula.
Welcome to S-H-R, penduduk berharap kau tidak menjadi gila ketika menginjakkan kaki di Dunia Sihir.
Lula meringis pelan membaca kalimat itu, dia nyaris gila hanya karena melihat kalimat dan lukisan. Bagaimana jika memang nyata dan Lula melihat dunia sihir dengan mata kepalanya sendiri? Entah bagaimana kesehatan psikologisnya.
Setelah cukup kagum dengan isi buku S-H-R dan bercakap dengan William. Lula memutuskan untuk tidur sebentar, dan baru saja bangun ketika langit sudah menggelap. Dia kembali membuka buku kuno itu dihalaman 1402, tanpa sepengetahuan dari Ibunya.
Mata biru itu lincah memperhatikan sebuah peta yang dilukis dengan sempurna, tidak ada yang cacat. Dari peta itu saja, nampak sebuah kilatan cahaya berdatangan dari arah sudut peta menuju tengah peta. Di tengah, terlukis menara bewarna putih dan ada lampu besar di atasnya.
Lukisan rumah-rumah begitu padat, terlukis perbukitan bewarna hijau, lautan dan darat yang begitu indah. Ada banyak pepohonan dengan daun bewarna cerah, Lula mengaku tidak pernah melihat pohon besar dengan daun bewarna ungu campur merah muda dan ada setitik warna putih di lukisan pohon tersebut. Apakah itu buah?
“Aneh,” decak Lula, membalikkan lembar selanjutnya.
Halaman kali ini, Lula melihat sebuah lukisan tangan kecil dengan angka disudut lukisan tersebut. Lukisan tangan itu berganti bentuk, misal lukisan pertama menunjukkan kedua telapak tangan, kemudian lukisan kedua membalikkan salah satu telapak tangan, dan seterusnya berganti.
Lula meletakkan buku dengan halaman terbuka menunjukkan lukisan tangan itu, disenderkannya di depan kipas kecil yang terduduk diatas meja. Lula berdiri, siap siaga melakukan gerakan yang menurutnya tidak apa-apa.
Lula masih meragukan William.
Mungkin William adalah arwah jahat.
Mungkin pula, semua ini hanya dapat dilakukan oleh kekuatan gaib dari arwah gentayangan?
Banyak pertanyaan lagi tentang dunia sihir yang ia dengar dan lihat lukisan dari buku S-H-R juga William.
“Oke, mulai, Lula. Abaikan saja kata-kata William, lagipula sedari tadi bercakap dengannya, dia tidak membahas peta dan lukisan gerakan tangan,” monolog Lula.
Lula segera mengikuti gerakan-gerakan yang ada di lukisan, terakhir kali ia mengucap sebuah kalimat; Sihir bagian dari kehidupan dengan kedua telapak tangan bersatu, matanya terpejam cukup lama.
Sebuah cahaya layaknya petir menyambar pohon, cahaya putih terang itu melintas tepat di depan mata Lula yang terpejam. Lula dapat merasakan embusan angin kencang menyentuh kulitnya, membuat rambut panjang tersapu ke belakang.
Hening.
Dan...
“Hei, kembalikan tongkatku!”
“Cepat lihat, ada pasar mini buatan Ibuku di ujung Kota.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Live In The Story
Fantasy(Fantasi) "Ini buku dongeng, tentang Raja Naga. Ditulis oleh Reynad Alandra pada tahun 2004. Lula, lihat! Di sini ada kalimat, Raja Naga tampan yang berhasil membunuh Ratunya. Gila! Ayahmu adalah seorang penulis keren!" Lula benar-benar terjebak dal...