24. Perpustakaan dan Kesadaran

9 3 0
                                    

Blade Dead mengobrak-abrik ruangan miliknya, sungguh berantakan. Karena perkataan Lula tadi, ia benar-benar gila menjalani hidup tanpa satu orang pun yang mengerti keadaannya.

Dia mendengar suara Lula dan gedoran pintu yang Lula ciptakan, Blade Dead tetap diam sembari menutup matanya. Lelaki gagah layaknya seorang Pangeran di dunia dongeng, ia menarik napas panjang dan diembuskannya secara perlahan. Api panas membara dalam hati, Blade Dead ingin merasakan kembali hidup dikelilingi rasa cinta dari keluarga. Ia ingin kembali.

Lelaki ini tahu bahwa Lula bisa melepaskan ikatan tali ditangannya, Blade Dead juga tahu bahwa Lula akan lolos dari ruangan itu. Ketika tidak mendengar suara gadis tersebut, Blade Dead keluar melalui jendela ruangannya. Ia memakai Mesard dan mengelilingi bangunan menjulang tinggi ini, mencari keberadaan Lula.

Renses yang digunakan sangat membantu matanya mencari sosok yang akan ia dapatkan kembali, sedikit menurun, melihat-lihat jendela bangunan. Kemudian, Blade Dead terdiam. Dengan jarak tak jauh dari Lula yang sedang diam sejenak di dekat jendela, gadis itu melompat sambil berteriak kencang meminta tolong.

Blade Dead sedikit kaget, dengan kecepatan luar biasa ia menyusul Lula. “Dasar gila,” gumam Blade Dead, menangkap tubuh Lula.

Gadis ini memberontak saat Blade Dead mendapatkannya, dia berkata pula, “Sialan! Lebih baik aku mati daripada tersiksa karenamu!”

“Para kurcaci dibawah sana akan tertawa jika kau mati terlentang, hanya karena lompat dari bangunan ini,” cerca Blade Dead.

Rasanya Lula ingin menghilang sekarang juga, ia sudah pasrah. Tubuhnya benar-benar tidak terawat dengan baik, dia diam tak bersuara lagi. Sampai Blade Dead kembali membawanya ke dalam gedung tinggi itu, di ruangan yang lain. Mungkin pula, penyiksaan terbaru.

***

Pepatah Jepang pernah mengatakan, i no naka no kawazu taikai wo shirazu. Yang artinya ialah, katak dalam sumur tidak mengenal samudra. Tulisan itu terbaca oleh Frea dalam buku dengan 120 halaman, di perpustakaan dunia sihir. Ia duduk sendirian, ditemani setengah cangkir air vodka. Membuka lembar demi lembar yang berisi kosa-kata, buku-buku kuno dari mendiang para pendahulu.

Tujuan utama Frea datang kemari untuk menemukan buku tebal berisi mantra, akan tetapi buku kuno lainnya tampak menarik untuk dibaca. Frea akan memulai pencarian untuk mengembalikan sosok Lula ke dunia sebenarnya, Frea sudah lelah menghadapi hari-hari kacau tak seindah harapannya.

Dia tidak sendirian, ditemani Kenn yang sedang mencari buku-buku lain. Terlihat lelaki bertubuh atletis dan tinggi itu mengambil buku bersampul hijau di rak paling atas. Kemudian ia berjalan mendekat, duduk di kursi berhadapan langsung dengan Frea.

Sudah empat jam lebih keduanya berada di Perpustakaan ini, mencari dan menyelusuri tiap lorong yang ada rak buku di kanan-kirinya. Bahkan sudah lelah untuk mencari, hingga keduanya pasrah dan mencari buku lain untuk dibaca.

“Terlalu banyak buku disini, dan hanya ini yang aku dapatkan,” kata Kenn. “Kau tahu? Di dunia luar, sudah sangat lama sekali, mereka memiliki perpustakaan legendaris,” lanjutnya.

“Apa yang kau katakan ini, Kenn?” tanya Frea, Kenn mengalihkan fokusnya.

“Dunia luar mempunyai banyak sekali sejarah,” tutur Kenn.

“Ya, aku tahu,” jawab Frea membuat Kenn berdecak.

“Jepang? Apa itu adalah Kota di dunia luar?” tanya Kenn, melihat judul buku yang ada di tangan Frea.

Live In The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang