02. Seribu Empat Ratus Dua

18 4 0
                                    

1402, Kenyataan Terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1402, Kenyataan Terlihat.

Matahari siang menyinari diatas sana, daun-daun bewarna cokelat kering jatuh berguguran di tanah. Embusan angin seakan begitu terasa, tirai kain jendela bergerak akan dorongan angin yang tak terlihat. Suara lembar demi lembar kertas bergantian terbuka, sosok gadis bermata biru itu fokus membaca buku tebal yang ia temukan tadi pagi, tepatnya pukul sembilan pagi.

Ibu sedang memasak di dapur, Lula seakan tidak berniat sama sekali untuk membantu, karena dia sendiri merasa sibuk membaca buku kuno ini. Lula tersentak, lutut kakinya berhasil menghantam ujung meja kayu kala ia ingin berdiri dari duduknya.

“Sialan, ini luar biasa sakit,” umpat Lula.

Mata biru itu terlihat jelas menerang, Lula kembali sadar, dia menatap Buku S-H-R yang terbuka di atas meja. Halaman lima belas, ada lukisan seorang lelaki muda, tampan, menggunakan tudung hitam, mata bewarna cokelat dalam lukisan tampak menyala, bibir tersenyum seakan menyapa Lula.

Di pojok lukisan pada halaman lima belas ini, terdapat tanda tangan beserta nama; William James Chester.

“Siapa kau?” tanya Lula bergumam memandangi lukisan wajah lelaki tampan tersebut, latar belakangnya terdapat asap bewarna jingga senja.

“Apakah kau bertanya padaku?”

Suara berat, indah, dan bibir yang sedari tadi tersenyum itu bergerak dari lukisan tersebut. Jantung Lula berdetak lebih cepat dari biasanya, mata gadis itu melotot sempurna. Dengan gerakan cepat hilang kendali, benar-benar terkejut. Lula mengangkat buku tebal ini, menggoyang-goyangkan buku karena berpikir manusia itu terjebak dalam lukisan.

“Oh, tidak. Mengapa duniaku semakin lama semakin menggila?” Lula menggerutu, memukul sisi kepalanya dengan kepalan tangannya sendiri, mungkin dia berhalusinasi.

“Hei, hentikan.”

“Siapa kau?”

“Jangan hancurkan dunia kami.”

Suara-suara dari dalam buku itu kompak keluar ditujukan kepada Lula. Gadis ini pun termenung, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Lula meletakkan buku itu begitu berhati-hati seakan takut buku jadi rusak. Lula membuka halaman lima belas lagi, nampak wajah dalam lukisan sudah berubah ekspresi membuat Lula bergidik ngeri.

Wajah sangar dan satu alis terangkat, tak ada senyum, tudung dikepala sudah lepas. Salah satu tangan menampilkan sebuah tongkat berukuran tidak panjang dan tidak pula pendek. Ada garis bewarna putih dibagian atas tongkat bewarna merah maroon itu.

“Siapa kau?” tanya lelaki dari lukisan tadi, bernama William James Chester.

“Aku... aku manusia. Hei, apakah kau terjebak dalam buku ini? Bagaimana cara agar aku dapat membantumu keluar dari lukisan dalam buku?” tanya Lula, mata wanita ini memperhatikan tiap sudut lukisan.

Live In The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang