" Ughh. Hati-hati." Ujar Renjun yang bersusah payah memapah Jaemin lalu membaringkan pemuda itu di sofa ruang tamunya.
" A-aku akan mengambilkan sesuatu untuk mengompresnya." Ujarnya lagi sebelum berlari ke arah belakang entah untuk mengambil apa.
Tak lama kemudian Renjun kembali datang dengan baskom kecil yang berisi kantong es. Pemuda itu berlutut di samping Jaemin yang tengah berbaring di sofa. Pemuda Na itu menutupi wajahnya dengan lengan.
" Ayo. Aku akan mengompres wajahmu." Renjun menarik lengan Jaemin, menampilkan wajahnya yang babak belur. Luka lebam menghiasi wajah tampannya, bahkan sudut bibirnya yang pecah masih mengeluarkan darah.
Setelahnya, Renjun mulai mengompres pipi kiri Jaemin yang terlihat paling parah dengan kantong yang berisi es batu.
" Bagaimana ini semua bisa terjadi Jaemin-ah?" Tanya Renjun sembari memperhatikan wajah Jaemin yang pandangannya terlihat kosong itu dengan tatapan khawatir.
Jaemin meliriknya sekilas sebelum kembali menatap langit-langit ruang tamu apartemen keluarga Huang.
" Apalagi? Kamu sudah menyaksikannya sendiri." Lirih Jaemin.
" T-tapi ayahmu-"
" Apa yang aneh dari itu semua? Appa memang sering menyiksaku-" Jaemin tercekat. Pemuda itu terbiasa di siksa oleh sang ayah, tapi entah kenapa, kali ini Jaemin merasa berkali-kali lipat lebih sedih dari biasanya. Tatapannya meredup, bibirnya tersenyum getir.
"-Bahkan kau harus bersiap mendengar berita kematianku besok, Huang Renjun. Kau dengar sendiri bukan, ayahku baru saja di pecat-" Kalimat Jaemin kembali terhenti karna pemuda itu tiba-tiba menghela nafas keras.
" - K-karna tak ada yang lebih membanggakan bagi ayahku selain menjadi kacung keluarga Lee- Dan sekarang, karna kelakuanku, dia harus rela kehilangan pekerjaannya."
Renjun yang sedari tadi menahan diri untuk tidak menyela, kini sudah tak bisa lagi untuk menahan dirinya.
" Itu tidak mungkin terjadi Jaemin."
" Kamu tidak mengerti Renjuna. Ayahku itu sama kejamnya dengan tuan Lee. Dia kehilangan kebanggaannya karna diriku. Aku yakin dia benar-benar akan membunuh-"
" Ya! Sudah ku katakan itu tidak mungkin!"
Jaemin menoleh, menatap wajah marah Renjun.
" Kamu melihat sendiri bagaimana parahnya luka yang ku terima beberapa minggu yang lalu Huang."
Renjun hendak membantah, tapi Jaemin tak memberinya kesempatan.
" Aku mendapatkan luka separah itu hanya karna melempar Lee Jeno dengan bola-" Jaemin tersenyum miris.
" Dan kali ini aku bukan lagi melemparnya dengan bola. Aku menghajarnya, untuk yang pertama kalinya ada orang yang berani menyentuh wajah tampan dan mahalnya itu." Jaemin kembali menatap Renjun yang kini menatapnya dengan gelisah. " Kalau saja kau dan tuan Lee tidak menghentikannya, mungkin aku sudah di seret dan kembali di siksa di ruang bawah tanah mansion Lee sampai mati."
" Kalau begitu jangan pulang! Aku akan meminta izin kepada eomma dan appa agar mengizinkanmu menginap disini Jaemin-ah." Potong Renjun cepat. Tapi Jaemin menggeleng membuat Renjun panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's Okay, that's Love | Jaemren vers. ✔
FanfictionWelcome to : 19th My Jaemren Fanfict " it's Okay, tha's Love " Cover picture ambil dari pinterest. Start : 2 Juni 2021 Fin : 5 Juni 2021