Jaemin melangkah masuk ke rumahnya dengan perasaan was-was. Meskipun ia sudah bertekad untuk melawan sang ayah, tapi di dalam hatinya, ia masih berharap jika itu tidak akan pernah di lakukannya.
Rumah besar kediaman Na itu tampak sepi, membuat langkah Jaemin terdengar begitu jelas bergaung di seluruh ruangan.
Jaemin mengeratkan genggaman di tali bagpacknya saat hendak memasuki ruangan utama rumahnya itu.
" Akhirnya kau pulang juga, anak sial."
Langkah Jaemin terhenti, kepalanya otomatis menoleh ke arah sofa ruangan utama, tempat dimana kini sang ayah sedang duduk bersidekap dengan lengan kemeja putihnya yang tergulung hingga siku memperlihatkan urat-urat tangannya yang bertonjolan.
Jaemin menghela nafas lelah sebelum membalikkan tubuhnya, sepenuhnya menghadap sang ayah yang kini melepaskan bekapan tangannya dan terlihat hendak bangkit dari duduknya.
" Aku mencintai Huang Renjun, appa tidak bisa memaksaku untuk mengalah kali ini. Huang Renjun adalah milikku, dan aku tidak akan pernah sudi memberikannya kepada Lee jeno." Tegas Jaemin.
Sang ayah yang kini sudah sepenuhnya berdiri itu mengangkat salah satu alisnya.
" Apa yang kau bicarakan? Aku tidak peduli jika kau mencintai siapa- Kau telah mengkhianati kepercayaan keluarga Lee sehingga Lee Donghae mempunyai celah untuk mendepakku dari keluarga Lee. Kau harus di beri pelajaran, Na Jaemin."
Jaemin segera bersiaga menyambut langkah sang ayah yang kini melangkah mendekatinya.
" Ikut denganku." Ujar Tuan Na sembari meraih kerah seragam Jaemin, tapi sang anak sudah lebih dulu menepis tangannya sehingga membuat Tuan Na meradang.
" Ikut denganku!" Bentaknya sembari mencengkram lengan Jaemin. Tapi sekali sentak, Jaemin sudah kembali lepas membuat Tuan Na tak bisa lagi menahan dirinya, tangannya bergerak menampar Jaemin, tapi sang anak lebih dahulu menangkap pergelangan tangannya.
Tuan Na tak menyangka jika pukulannya akan di mentahkan oleh Jaemin. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan Jaemin dari tangannya, tapi Jaemin malah menarik lengannya dengan kasar membuat Tuan Na tersentak ke depan dengan tubuhnya kini sudah berjarak sangat dekat dengan sang anak.
Jaemin mendekatkan wajahnya untuk bersitatap dengan Tuan Na.
" Sedari umurku 5tahun, aku meminta eomma untuk mendaftarkanku ke sebuah perguruan taekwondo-" Suara berat Jaemin terdengar begitu jelas di telinganya.
"- Dan di umurku yang ke-9 tahun, aku mendapatkan sabuk hitamku." Lanjutnya, cengkramannya makin mengerat di tangan Tuan Na saat sang ayah berusaha melepaskan tangannya.
" Aku bisa saja menghajar Lee Jeno sampai mati jika aku ingin. Tapi karna memikirkanmu yang terlihat begitu berbangga hati menjadi budak keluarga Lee, hah! aku menahan diriku dan memilih untuk mengalah!"
Di saat Jaemin menyebutkan kata budak, Tuan Na menggeram marah lalu berusaha memukul Jaemin dengan tangan kirinya yang bebas, tapi Jaemin lebih dulu sigap dengan mendorong tubuh ayahnya itu sehingga terjajar beberapa langkah ke belakang.
"- Kau mencintainya, tapi tidak mencintaiku, darah dagingmu sendiri. Kau memberikan segalanya kepada Lee Jeno, sedangkan kau hanya memberi penderitaan kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
it's Okay, that's Love | Jaemren vers. ✔
FanfictionWelcome to : 19th My Jaemren Fanfict " it's Okay, tha's Love " Cover picture ambil dari pinterest. Start : 2 Juni 2021 Fin : 5 Juni 2021