14

151 7 2
                                    

Author POV

Waktu berjalan cepat. Pemulihan pasca insiden itu telah Qilla lewati dengan orang-orang yang ia sayangi. Aldo mengambil data cctv, pada saat itu juga ia memberikan kepada kepsek, setelah itu Kesha dan kedua sidekicknya pun terpaksa diskors selama 10 hari. Kepala sekolah memberikan mereka surat peringatan dan surat pemanggilan orang tua.

"Makasih buat bantuannya ya!" ujar Qilla kepada semua temannya.

"Selow mbabro." Marsha menepuk bahu Qilla pelan.

"Iya, itu kan manfaatnya punya temen, Qil!" Jeje menambahkan.

"Gimana luka lo?" tanya Mon sambil memakan kentang goreng yang baru saja datang.

Ya, mereka sedang ada didalam kantin. Istirahat.

"Udah ga sakit sih, tapi bekasnya belum ilang semuanya. Masih keliatan memar birunya." jawab Qilla sambil menunjuk pipi kanannya yang masih terlihat sedikit memar biru.

"Huh, dasar cewek gila! Beraninya keroyokan!" umpat Marsha.

Qilla meminum jus jambunya, "Udahlah, biarin. Toh dia udah diskorskan?"

"Iya. Ga usah lebay napa, Mar!" Aldo menatap Marsha dengan tatapan jijik.

"Sialan lo, Do!" ujar Marsha sambil menjitak kepala Aldo.

"Berisik banget! Ganggu orang makan tau!" Emir kini bersuara.

"Iya nih. Gue kan laper." kata Jeje menyetujui.

"Tau dah. Pada bawel." Monica yang sedang memakan baksonya pun angkat suara.

"Iya." ujar Marsha dan Aldo berbarengan.

Akhirnya mereka berenam memakan makanan mereka dengan sunyi senyap, hanya terfokus pada makanan yang ada didepannya.

---

Qilla POV

"Iya, ga apa-apa. Gue ngerti kok perasaan lo ke Emir. Jadi mungkin wajar aja kalo lo benci gue, tapi yang gue ga ngerti itu kenapa lo bisa sampe brutal? Gue ga nyangka aja kalo lo senekat itu demi cowok. Padahal masih banyak loh cowok yang ngejar lo. Secara lo itu, ehm, cantik." gue ngerti kok perasaan cewek ini.

Yap, Kesha dan sidekicknya tadi tiba-tiba dateng ke kelas gue yang udah bubar. Mereka bertiga sampe mohon-mohon buat ngomong sama gue ke Emir. Dan inilah gue, ngedengerin permintaan maaf dari mereka setelah 5 hari mereka masuk.

"Engh, iya. Gue juga ga nyangka gue bisa sampe sepicik ini. Gue ga tau kenapa bisa begini. So, for now, gue bener-bener minta maaf sama lo, Qil. Gue malu banget cuma gara-gara masalah cowok gue bisa nyelakain orang. I really really sorry for the past. I really don't understand with my brain. Gue bener-bener hilang akal. Gue ke bawa emosi sialan. So, are we friend now?" cewek didepan gue aka Kesha dan dua sidekicknya ini kayaknya tulus banget minta maafnya ke gue, dia juga nyesel banget udah bikin gue celaka.

"Yeah, we are friend. Lo bertiga harus janji ga akan ngulang hal kayak gini lagi sama siapapun."

"Sure. We'll never make this thing with other person. Thank you." dan saatnya kita berempat berpelukan layaknya teletubbies siang hari di tengah lapangan. Haha.

Gue pun nyari keberadaan Emir. Tadi sih doi bilang mau nunggu diparkiran. Gue jalan ke arah parkiran dan ya, Emir ada diatas motornya. Gue berlari kecil ke arah Emir.

"Ehm, hai." sapa gue begitu sampe disebelahnya.

"Eh, hai. Udah selesai masalahnya?" tanya Emir sambil senyum ke arah gue.

Gue ngangguk, "Udah. Maaf lama ya." Emir ngusap-ngusap puncak kepala gue.

"Ayo kita pulang!"

---

Emir POV

"Silakan kumpulkan tugas akhirnya, anak-anak. Oh, iya, selamat berlibur juga!" setelah denger info yang Bu Lani sampein tadi anak kelas gue pada teriak-teriak kayak anak tk yang dikasih mainan.

Gue berjalan ke arah mejanya guru yang ada didepan kelas dan nyimpen makalah tentang tugas akhir, lalu gue balik lagi ke meja gue dam Qilla. Holiday is amazing, xx.

"Oke, Ibu rasa tugas kalian sudah terkumpul semua. Kalau begitu, Ibu keluar ya! Kalian semua boleh pulang." Bu Lani keluar kelas gue.

Gue beresin alat tulis yang tadi dipake, begitu juga sama cewek yang disebelah gue. Cewek yang cuma pipinya doang yang chubby, badannya kurus. Sama kek gue sih. But, her cheeks... Haha.

"Happy holiday, pipi chubby." gue nyubit kedua pipinya dia. Greget max.

"Huh, sakit! Happy holiday too, kurus." heh.

"Enak aja, mirror please!" gue mendelikkan mata ke arah Qilla yang lagi cengengesan dan bikin gue gemes.

"Iya, iya. Udah ah, ayo pulang!"

---

"Qil, ini siapa?" gue nunjuk foto yang didalemnya ada dua anak kecil perempuan lagi naik ayunan.

Qilla yang lagi nonton kartun mengalihkan pandangannya ke arah gue, "Oh, itu sepupu gue. Kenapa?"

"Uhm, gapapa. Familiar aja sama mukanya." gue pun membuka lembaran setelah foto tadi.

Jadi, sehabis pulang dari hang out sama temen-temen kita, gue mampir dulu ke rumah Qilla. Kebetulan orang rumahnya lagi pergi semua. Ya sebagai seorang pacar yang baik gue harus jagain dia kan? Ga sengaja gue liat album foto diatas meja ruang tv. Gue ambil dan liat-liat. Isinya ternyata foto Qilla pas masih kecil. Cute! Dan ada foto Qilla sama anak kecil perempuan yang seumuranny difoto itu kayak orang yang gue kenal.

"Yah, kartunnya abis. Kan lagi seru tuh! Huh!" cewek yang lagi duduk disebelah gue ngeluh sambil mempercepat gerakan makan kuacinya.

"Yaelah, besok juga masih ada kali! Biasa aja dong!" gue ngambil alih kuacinya.

"Heh, kuaci gue tuh!" Qilla ngerebut kuacinya dari gue.

"Bagi kek. Pelit ah! Btw, ini siapa?" gue berhenti difoto yang ke 24. Makin familiar mukanya.

"Itu sepupu gue yang tadi. Ini pas kita kelas 5 sd, kalo ga salah. Kenapa sih? Kenal?" Qilla mendelikkan matanya.

Gue menggeleng, "Kayak pernah liat." gue melanjutkan liat foto lagi.

Dan,

HAH!

"Ini?!?!" mata gue membelalak.

An: Oke, makasih buat 1,6k viewernya ya. Makasih buat yg ngevote. Kasih tau dong cerita ini kaya gimana, let me knowlaah. Komentar dong tentang cerita ini hehe

tunggu kelanjutannya yaaa

UnbreakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang