"Eh, Mir!" Seseorang menepuk pundakku.
Aku segera menengok ke arah orang yang menepukku tadi. Ternyata........
Aldo. Fyuuuh. Aku kira Ghea.
"Liatin siapa sih? Ghea?" Tebaknya atau mungkin dia membaca pikiranku.
"Hah?" Aku berpura-pura tidak mendengar perkataannya.
"Kau pura-pura tidak tahu. Dasar!" Aldo bergerutu setelah aku berpura-pura tadi.
Aku tak mendengar ocehannya. Aku fokus kepada master of ceremony atau lebih dikenal 'MC'. Aku berpapasan dengan Ghea disaat aku ingin membeli minuman saat perpisahan selesai.
"Ghea!" Ghea menengok ke arahku.
"Ada apa, Mir?" Tanyanya sembari menaikkan bibirnya yang berwarna pink.
"Aku ingin memberimu ini." Aku memberikan gelang yang aku beli di Malioboro.
"Wah, bagus, Mir! Makasih, Mir!" Ia mengembangkan senyumnya yang khas.
"Sama-sama. Aku pergi dulu, ya." Aku segera pergi dari hadapan Ghea.
Ghea POV
Ada apa dengan Emir? Aku tak percaya bahwa Emir seorang perokok. Aku melihat gelang pemberian Emir yang tertera namaku. 'Ghea Clarissa'. Aku yakin, Emir pasti membeli gelang ini di Malioboro. Mir, maafkan aku.
"Mir, makasih!" Teriakku begitu Emir pergi dari hadapanku.
Emir melihat ke arah belakang dan tersenyum. Aku pasti akan sangat sangat sangat rindu padanya.
"Eh, maaf, aku tak sengaja!" Aku segera membereskan bukuku yang terjatuh karena bertabrakkan dengan anak lelaki ini.
"Ok, tak apa." Ia bangun dan tersenyum ke arahku.
"Kamu anak baru, ya?" Tebaknya sembari jalan disampingku.
"Iya hehe. Maaf, ya!" Aku meminta maaf lagi kepadanya.
"Sudahlah, aku sudah memaafkanmu. Namaku Emir." Ia melemparkan senyumnya ke arahku.
"Ghea, Ghea Clarissa." Aku berusaha melihat wajahnya.
"Kelasmu dimana? Aku kelas 8 G."
"Kelas 8G? Aku juga!" Ujarku antusias. Kemarin rasanya aku tak bertemu dengannya.
"Hah? Kamu sudah berapa hari sekolah disini?" Ia kebingungan dengan jawabanku.
"Baru kemarin aku menjadi anak kelasmu. Kemarin kamu tak sekolah?" Tebakku sambil memikir hari kemarin.
"Oh iya, aku baru ingat, kemarin aku tak masuk sekolah." Emir tertawa saat masuk ke kelas kami.
Berarti aku duduk dengan.........................
Emir. Tapi menurutku dia orang yang baik. Dia juga...........tampan haha. Sedang apa kau ini, Ghe? Kau masih kelas 8 smp!
'Teng...teng...teng...'
Alunan bel masuk sekolah berbunyi. Anak lelaki itu, maksudku Emir segera duduk disampingku.
"Ternyata kita duduk bersama hahahaha." Ia menyimpan tasnya dibawah meja.
"Uhm, iya!" Aku mengambil buku dari tasku.
--
Sudah 5 bulan aku berada di Jakarta, semakin hari aku semakin dekat dengan Emir. Dan aku mulai................................... menyukainya. Hari ini adalah hari minggu dan aku tak mempunyai kegiatan di minggu pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable
FanfictionGue dan lo ga bakal terpisah. Meskipun lo dengan yang lain. Meskipun lo udah ga ingin perasaan itu hadir lagi. Tapi itu semua percuma! Gue tau lo masih memendam rasa itu dan gue harap lo kembali bersama gue menjadi satu-satunya untuk selamanya.