11. Burnt - 🐯🦊

211 23 30
                                    

Author: raaanyon
Rating: General Audience
⚠️Mentioning blood, major character death


***

Aku, Donghyun, dan Seungmin masih menunggu Daeyeol dan Jangjun kembali. Sudah beberapa jam semenjak mereka pergi meninggalkan persembunyian kami dan belum ada tanda-tanda mereka akan kembali.

"Daeyeol-hyung, kau di sana? Copy," sudah kesekian kalinya Seungmin berupaya mencapai keduanya melalui walkie-talkie, namun nihil. Masih saja tidak ada respon.

"Bagaimana kalau ada apa-apa dengan mereka?" tanya Donghyun, kecemasan jelas terpancar di wajahnya. Kecemasannya mungkin berlipat ganda mengingat Daeyeol dan Jangjun pergi keluar untuk mencari obat dan perban untuk kakinya yang terluka.

Aku tepuk-tepuk pergelangan tangannya, mengisyaratkan Donghyun untuk tenang.

Namun baru raut mukanya mencair, terdengar suara menggedor yang membabi buta dari luar, 'ddak-ddak-ddak,' membuat kepanikan kembali muncul di wajah kecilnya.

Dengan segera aku tinggalkan sisi Donghyun dan berlari ke arah pintu masuk. Zombie-zombie itu menyadari tempat persembunyian kami rupanya. "Gawat," gumamku singkat.

"Zombie?" Seungmin dengan segera berlari ke sisiku, ikut mengintip dari balik pintu.

Aku mengangguk. Kemudian dengan segera mengisyaratkan kepada Donghyun and Seungmin untuk berdiri dan pergi meninggalkan tempat ini.

'Ddak-ddak-ddak.' Suara gedorannya yang semakin kencang membuat kami semakin cepat mempersiapkan diri, berlari melalui pintu belakang tempat persembunyian kami untuk menyelamatkan diri. Hanya berharap Daeyeol dan Jangjun masih selamat di luar sana.

***

"Di sini sudah cukup aman, kau bisa istirahat dulu sekarang, Donghyun," ucapku.

Wajah Donghyun semakin pucat, dan aku pun semakin khawatir. Apakah ia akan kuat berjalan lagi apabila zombie lain datang menyerang.

Saat Donghyun mulai terlelap, walkie-talkie yang digenggam Seungmin berbunyi, "Seungmin, kalian masih hidup? Ini Daeyeol, copy."

"Hyung, Hyung, kau selamat?? Aku, Jibeom, dan Donghyun sekarang sedang bersembunyi di lorong Universitas Ehwa. Kalian di mana? Copy," jawab Seungmin tergesa-gesa.

"Syukurlah," kelegaan terdengar dari suara Daeyeol di seberang sana. "Aku dan Jangjun berada di tempat persembunyian kita tadi, kami selamat. Tapi sebaiknya kalian jangan kembali ke sini, masih banyak zombie berkeliaran di luar, copy."

Donghyun tiba-tiba mengerang kesakitan dalam tidurnya. Membuat kami terkejut.

"Tapi kondisi Donghyun semakin parah..." gumam Seungmin sambil menatap khawatir ke arah Donghyun.

Suara desahan dari Daeyeol terdengar tak lama kemudian. "Maaf, aku dan Jangjun tidak berhasil mengambil obatnya tadi, kami keburu diserang."

Mendengar ucapan Daeyeol aku lantas teringat akan sesuatu, "Ada rumah sakit di Universitas Ehwa, biar aku yang ke sana. Barangkali masih ada persediaan obat dan makanan. Daeyeol-hyung dan Jangjun-hyung bersembunyi saja sampai kondisi aman."

Suara gaduh kemudian terdengar dari seberang, rupanya Jangjun berupaya untuk mengambil alih walkie-talkie, "Kau mau pergi sendiri? Terlalu berbahaya, Jibeom!"

"Tidak apa-apa, Hyung, biar Seungmin-hyung menjaga Donghyun di sini," jawabku. Kupastikan tali sepatuku sudah terikat kuat sebelum berpamitan, "Aku akan segera kembali!"

***

Halaman Universitas Ehwa yang luas itu bisa dibilang kosong dari zombie-zombie yang berkeliaran. Dengan mudah aku tiba di Rumah Sakit Universitas Ehwa, kubuka pintu utamanya dan berlari masuk ke dalam, mencari apotek atau gudang penyimpanan farmasi.

𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang