24. Teddy Bear - 🐯🐜

167 16 15
                                    

Author: Kumbang MerahRating: General AudienceWarning: Brothership, Violence

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author: Kumbang Merah
Rating: General Audience
Warning: Brothership, Violence

***

Malam yang dingin ditemani angin yang berhembus lembut. Dengan tangan mungilnya yang rapuh mengangkut kardus-kardus dari mobil pengangkut barang ke gudang penyimpanan. Berbeda dengan pria-pria dewasa yang bekerja bersamanya, yang dapat mengangkut dua sampai tiga kardus sekaligus. Meski sulit tidak membuatnya menyerah.

Kardus terakhirnya telah ia turunkan. Sesegera mungkin anak yang masih dibawah umur ini ikut berbaris bersama yang lain untuk mendapatkan upah mereka, dengan sabar sambil menggosokkan tangannya yang dingin.

Ketika gilirannya tiba, pria yang membagikan upah jongkok dan menepuk kepala anak itu. "Kerja bagus Jibeom" pria itu memberi sejumlah uang untuk anak bernama Jibeom itu. "Ini upah mu hari ini"

Jibeom, anak itu tersenyum cerah menerima hasil kerja kerasnya hari ini. "Ah! Bawa ini pulang. Makanlah selagi masih hangat" sambung pria itu setelah memberikan kantong plastik yang dia bawa kepada Jibeom.

"Terima kasih Tuan, semoga Tuhan membalas kebaikanmu" Jibeom menyambut pemberian pria itu dengan senang. "Kalau begitu Jibeom pulang dulu ya Tuan. Selamat malam" setelah membungkuk hormat anak itu pulang. Pria yang dipanggil Tuan itu tersenyum memandang punggung kecil yang berlari dengan lucunya.

.

.

.

Langkah kaki kecil itu dibawa menuju sebuah rumah kecil menyendiri di ujung jalan yang meski terlihat kumuh tapi dapat melindungi dari hujan. Dibukanya pintu yang berbunyi nyaring itu, didalam hanya ada satu ruangan kecil tanpa sekat. Semua menjadi satu kecuali kamar mandi yang ada diluar dengan sebuah sumur sebagai sumber airnya.

Jibeom berjalan ke sudut ruangan setelah menutup pintu. Disana ada seorang anak lain berbaring beralaskan kardus dengan selimut tipis yang sudah berlubang di beberapa bagian.

Jibeom mengguncang tubuh ringkih itu, "Donghyun, ayo bangun" membuat yang lain terbangun. 

"Kakak sudah pulang?" sambutnya sembari mengusap matanya masih setengah mengantuk.

"Lihat apa yang kubawa" Jibeom membuka plastik dan memperlihatkan isinya. "Tuan Lee memberikan bakpao ini padaku sebelum pulang tadi. Makanlah, ini masih hangat" suruhnya setelah membantu adiknya duduk.

Donghyun diam sebentar sebelum menatap kakaknya, "Kakak tidak makan?" Jibeom meraih tangan mungil adiknya, dengan maksud menyuruh Donghyun mengambil bakpao untuk dimakan.

"Kakak sudah makan tadi, Tuan Lee memberi banyak makanan. Ayo cepat makan." ujar Jibeom sembari membawa tangan Donghyun yang memegang bakpao ke mulut adiknya.

Donghyun menggigit bakpao sebelum menyodorkan ke depan mulut Jibeom. "Kakak juga makan. Donghyun tidak suka makan sendiri" ucapan Donghyun membuat Jibeom terdiam sebentar sebelum menerima suapan itu. 

𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang