satu

303 10 0
                                    

Seorang pria paruh baya terlihat geram menunggu seseorang datang di antara gelapnya sebuah ruangan.Pria itu terus menatap pintu utama rumah nya.Berharap seseorang yang ia tunggu datang.

Dan beberapa saat kemudian seseorang membuka pintu utama rumah nya.Seorang pemuda dengan mengenakan seragam sekolah nya berdiri di depan pintu.Mata pemuda itu menatap takut pria yang tengah menunggu nya.

"pa,,,,papa udah pulang?"remaja bertanya gugup.Sementara pria paruh baya yang ia sebut papa itu beranjak dari duduknya.Berjalan lurus menuju putra nya."dari mana saja kamu??"tanya pria itu."jam berapa ini saki??kenapa kamu baru pulang???"sambungnya,
"anu,,,,itu pa,,, saki ketiduran di rumah Oma."bohongnya.Sebenarnya tadi ia baru saja bermain game dengan Devan, temannya.Saki tidak ingin mendapat ceramahan dari papanya malam ini.Dia sudah sangat lelah dan mengantuk.

"kamu tidak berbohong kan sama papa??"selidik pria itu.Saki menghela nafas panjang, lalu mengangkat dua jarinya"suer deh pa, saki lagi gak bohong kog"ujarnya.Sekuat tenaga rasa gugup dalam dirinya ia tahan.Saki tidak ingin sang papa ragu dan berujung dengan desakan untuk berkata jujur.

"percaya deh pa,,,masak sama anak sendiri gak percaya".

"iya,,,papa percaya.Sekarang kamu tidur,besok kan sekolah"ujar sang papa yang akhirnya percaya pada nya.Saki mengangguk.

"good night pa"

"good night"

Saki melangkah menuju kamarnya, meninggalkan sang ayah yang masih berdiri di tempat yang sama.Netranya yang begitu mirip dengan milik Saki tampak sendu menatap sang putra.Putranya kini mulai beranjak dewasa.Begitu banyak waktu yang terbuang oleh pekerjaannya.Sehingga sering kali ia tidak bisa menyisihkan waktu untuk melihat perkembangan putra-putranya.
Putra-putranya yang tumbuh dewasa tanpa belaian sang bunda.

"seandainya peristiwa itu tidak terjadi,,,"

💮💮💮💮💮💮💮

"Sakiiiiii!!!"
"Sakii! mana kolor gue bangsat!"teriak Rio murka.Bagaimana tidak ia harus berangkat pagi karena ia ada jadwal piket.Tapi sang adik malah mengerjainya dengan menyembunyikan celana dalamnya.

"Yo,, mulutnya bisa gak sih kasih rem dikit??"hardik Kean pada adiknya itu.
"mana bisa bang,! kalo ngomongnya sama adek lo yang demen nyuri kolor gue!"

"Sakiii!!turun gak Lo!!!atau gak gue sumpahin Lo jadi cicak tahu rasa Lo"teriak Rio.Kean hanya menghela nafas panjang.Pagi pagi begini ia harus mendengar pertengkaran kedua adik nya.

"ettdah kak, sensi amat lo.pinjem napa, tar gue balikin dah" ujar Saki yang keluar dari kamarnya hanya menggunakan handuk.

Mata Rio melebar sempurna"apa Lo bilang??!balikin?? enak aja!! ganti!!mana mau gue bekas Lo bangsat"

Saki mendengus kesal"iya iya bawel! tar gue beli deh selusin buat Lo".Saki kembali masuk ke dalam kamarnya.Ia meringis saat rasa nyeri menyerang dadanya.Saki meremat kuat dadanya.

"Tuhan,,,, kenapa sesak banget???".Saki memukul dadanya yang terasa sangat nyeri dan sesak.Hingga beberapa saat kemudian rasa itu menghilang.Saki menghela nafas lega, ia sangat takut tadi.

"kenapa ya??,,"







Sorry ya part pertama dikit banget.Masih pertama kali nulis di sini...

typo nya masih banyak juga🙏🙏

AlsakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang