ALSAKI

138 9 0
                                    

Matahari bersinar terang, membuat sensasi panas menghiasi kelas Saki.Entah apa yang di jelaskan oleh pak Udin,Saki sudah tidak dapat menerima.Kepalanya serasa ingin meledak.

Saki melirik teman-temannya,sepertinya mereka juga merasakan hal yang sama.Kecuali Robert,cowok itu malah asyik  tidur.Menyelami dunia mimpinya itu.

"Dari yang saya jelaskan tadi,ada yang di tanyakan??"

Saki mengangkat tangan tinggi-tinggi.

"Iya kamu Saki??"

"Pak bisa jelasin nggak kenapa udara hari ini makin panas??"

"Karena dosa kamu makin menumpuk"jawab pak Udin singkat.

Para siswa serentak mentertawai Saki, bahkan Robert yang sebelumnya tampak tidur pulas juga ikut tertawa.

"Lo sih,,,,pak Udin kan guru AGAMA,bukan IPA.Mana tahu,,"bisik Devan

Saki mendengus kesal.Namun saat netranya tidak sengaja melihat Yasmin tengah tertawa,Saki merasa terhibur.Rasa kesalnya hilang ketika melihat wajah Yasmin semakin cantik karena tertawa.

"Sudah-sudah,,,,sekarang kalian bereskan buku-buku kalian dan bersiap berdoa pulang"ujar pak Udin menyudahi gelak tawa di kelas itu.

Para siswa dengan senang hati melakukan perintah pak Udin,tak terkecuali Saki yang mengharapkan hal itu sejak satu jam yang lalu.

"Habis ini lo mau langsung pulang??"tanya Devan.

"Gak kayaknya,hari ini gue ada latihan basket"jawabnya.Sebenarnya Saki tahu bahwa basket adalah olahraga yang harus Saki jauhi sekarang,tapi Saki tidak ingin berhenti sebelum dirinya berhasil mengalahkan kapten basket sekolahnya.Siapa lagi jika bukan,DAVORIO NUGRAHA kakaknya itu.

"Habis latihan lo bisa nggak mampir ke rumah??"

"Ngapain??"

"Lyn pengen ketemu sama elo, sakitnya lagi kambuh"

Saki mengangguk"iya sepulang dari latihan gue langsung kesana"

"Thanks Ki,"

💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Saki menyandarkan tubuhnya di tembok, setelah berkali-kali berhasil memasukkan bola ke ring penyakitnya kembali berulah lagi.

"Sakit,,,"

Saki menekan dadanya,dengan sesekali memukulnya pelan.Berharap rasa sakitnya berkurang.Namun usahanya itu ternyata sia-sia,rasa sakitnya enggan berkurang.

Akhirnya Saki mengeluarkan tabung obatnya,menelan dua pil sekaligus.

Saki memejamkan matanya,merasakan rasa nyerinya sedikit berkurang.

"Manja banget sih lo"gerutu Saki pada jantungnya.Saki memang sengaja tidak meminum obat sejak tadi pagi.Saki ingin melihat seberapa lama jantungnya diam tanpa obat-obatan itu.

Saki menghela nafas panjang,ia bergegas pergi dari ruang ganti.Ia harus ke rumah Devan,Lyn pasti sudah menunggunya.

"Saki!!"

Saki menoleh, melihat seorang Yasmin berlari ke arahnya.Saki mengira ia sedang berhalusinasi setelah meminum obatnya tadi,jadi ia kembali berjalan kearah mobilnya.

"Saki!!"

Saki menoleh lagi.

"Lo budek atau gimana sih??di panggil gak nyaut"gerutu Yasmin dengan nafas menderu.

"Lo beneran Yasmin??gue kira cuma halusinasi gue doang"tanya Saki yang masih tak percaya.

"Makanya jangan suka halu,,,"ketus Yasmin"gue boleh nebeng gak??"

AlsakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang