Silent-18

92 41 3
                                    

Bagi aku yang bukan apa-apa, bisa duduk di tengah orang-orang berpengaruh di dunia Manusia Super malah membuatku minder. Untuk mengangkat kepala pun aku tak sanggup. Apalagi, aku paling muda di antara yang lainnya. Tepat di atasku ada Marlon, tapi jarak umur kami saja sudah sepuluh tahun lebih. Sungguh, aku merasa ada banyak paku runcing di bantalan bangkuku. Aku ingin pergi.

Dua hari lalu, Kak Alice meminta Kak Charles dan Kak Ray untuk menghubungi White Cap, organisasi Manusia Super milik Amerika yang pengaruhnya cukup besar dan dianggap sebagai pusat organisasi Manusia Super saat ini. Pemimpinnya dulu adalah Gerald, namun sejak tahun lalu telah digantikan oleh wanita berdarah Indian bernama Alexa. Namun, di ruangan ini Gerald tetap hadir.

Semua Nobles yang terlibat pada Perang Dunia III dulu turut hadir di sini, bahkan arwah Yue Jialong pun ada di sebelahku. Meski berkat ini Fidelya terbebas dari Yue Jialong, tapi malah aku yang tak bisa lepas darinya. Sejak hari itu, Yue Jialong terus berada di sampingku. Memang ia bukan sosok yang mengerikan, meski lukanya tampak menyakitkan. Tapi, mau tak mau aku harus menjaga Indera Keenam-ku tetap aktif untjk bisa berkomunikasi dengannya. Pasalnya, aku jadi melihat makhluk lain yang penampilannya mengerikan.

"Jadi, aku mengumpulkan kalian semua di sini untuk membahas Neo Extreme yang kembali bergerak," kata Kak Alice memimpin jalannya pertemuan ini. "Seperti kabar yang aku beritahukan melalui surat, Yue Jialong, teman seperjuangan kita, telah gugur di tangan Neo Extreme melalu Izumi Akabane dengan kekuatan Nobles Pengendali Api. Dan kini, Yue Jialong turut hadir di antara kita dan akan berkomunikasi melalui anggota baru kita, Anya."

Aku tersentak dan spontan mengangkat kepalaku. Aku menatap semua orang yang menatapku penasaran, lalu aku mengangguk kecil dan membungkuk. Canggung sekali. Aku malu.

"Tapi, Anya tidak boleh bicara -"

"Hah? Terus bagaimana dia berkomunikasi dengan kita?" seru Marlon ketus.

Kak Alice melambaikan tangannya, memberikan isyarat padaku untuk menghampirinya. Aku pun beranjak dari bangkuku, lalu berjalan dengan langkah tergesa dan berdiri di sebelahnya. "Anya juga Nobles seperti kita. Kekuatannya adalah Kutukan Suara, jadi dia tidak boleh bicara sepatah-kata-pun, karena itu akan terwujud. Jadi, katanya Anya akan mengaktifkan Bahasa Isyarat pada kalian semua untuk memahami apa yang akan Anya sampaikan," jelasnya.

"Kutukan Suara?" gumam Fachry.

Kak Alice mengangguk. "Singkat cerita, pada perang dulu, Anya terluka dan pita suaranya hampir putus. Itu memicu kekuatannya bangkit. Jika Anya bilang 'mati', semua yang ia pikirkan akan benar-benar mati."

"Holy crap!" umpat Igor. "Bukankah itu kekuatan Omnipotance?"

"Benar," tanggap Kak Alice.

"Neo Extreme tahu?" tanya Maffuane.

"Tahu," jawab Kak Ray. "Anya sudah sering terlibat akhir-akhir ini. Karena itu, kita juga harus melibatkannya agar bisa melindunginya. Kekuatannya besar dan berharga."

Kak Alice memgangguk, menyetujui ucapan Kak Ray. "Dan, berkatnya juga, ingatanku kembali."

"Ah! Pantas saja!" seru Claire.

Kak Alice tersenyum. Ia merangkulku dari samping, membuatku spontan menatapnya. "Nah, Anya. Tolong aktifkan Bahasa Isyarat pada mereka. Kita harus mendengarkan penjelasan Yue Jialong," katanya lembut.

Aku pun mengangguk, lalu kembali menatap depan. Aku menatap semua orang yang ada di ruangan ini, total 15 orang, termasuk Gerald dan Alexa, yang harus aku aktifkan. Sementara, Kak Alice, Kak Ray, dan Kak Charles sudah memiliki kemampuan Bahasa Isyarat.

"Transfering Sign Language. Activating Sign Language."

Baru kali ini aku menggunakan kekuatanku untuk mengutuk lebih dari dua orang sekaligus. "Uhuk! Uhuk!" Agak melelahkan dan menyesakkan, apalagi ruangan ini samgat singin dan emosiku tak satbil oleh tekanan suasana.

Silent: The Cursed Voice [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang