↪Ineffable 7

2.2K 561 31
                                    

Orang-orang menyebut Moran sebagai pria tidak bertanggung jawab yang hobi bermain wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang menyebut Moran sebagai pria tidak bertanggung jawab yang hobi bermain wanita. Adapula yang menganggap bahwa dirinya merupakan pria suram dan dingin yang mengandalkan wajah tampan saja. Dan yang lebih parah lagi ada yang berkata bahwa Moran juga menjual wajah untuk dapat menjadi hewan peliharaan nona bangsawan yang kaya raya.

Rumor itu didasari karna Moran yang terlihat santai dan tidak pernah kekurangan. Padahal tidak ada yang tau pasti apa pekerjaan sebenarnya pria itu setelah keluar dari pasukan militer. Mungkinkah dia mendapat uang pesangon dengan jumlah ratusan juta?

Atau mungkinkah Moran itu sebenarnya seorang bangsawan kaya raya? Wajahnya tampan dan dia terlihat berkelas untuk dikategorikan seorang bangsawan biasa.

"Jadi, dia nona bangsawan yang kau maksud?"

Iris obsidian Moran menatap lurus kedepan, mengamati sang gadis yang tengah bermain dengan anak-anak kecil di pusat kota. Tubuh tinggi tegapnya telah dibalut gaun yang sempat Moran beli saat melewati toko. Begitu pula dengan jubah yang tudungnya telah terlepas.

Moran tidak terlalu khawatir identitas [Name] akan ketahuan karna disini tidak banyak para bangsawan. Kebanyakan disini hanya berisi orang-orang biasa yang sibuk menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Para bangsawan sendiri juga enggan mendekat ke tempat ini lantaran jijik dan mual kala melihat keringat rakyat jelata.

Lagipula [Name] sendiri berkata tidak banyak bangsawan yang mengenali wajahnya. Mereka hanya sekedar tahu namanya saja.

"Dia cantik, ya?"

Beberapa lelaki sempat melirik [Name], terpesona beberapa detik ketika melihat wajah cantik. Fred akui, nona bangsawan itu benar-benar beda dari yang lain. Baik dalam hal fisik maupun tingkah lakunya. Kendati bangsawan, [Name] bisa dengan mudah berbaur dengan rakyat biasa. Sekarang ia bahkan tengah belajar alat musik salah seorang anak pengemis.

Wajah nona bangsawan itu memang sangat cantik, Fred sempat terkejut saat melihat Moran datang bersama nona cantik yang tidak tahu darimana asalnya. Namun, melihat wajahnya yang rupawan dan terawat, Fred langsung tau bahwa dia adalah nona bangsawan. Jujur saja, Fred sempat skeptis, merasa nona bangsawan itu akan bertingkah menyebalkan seperti bangsawan biasanya.

Tapi, ternyata tidak. Sama seperti Moran, Fred dibuat terkejut dengan tingkah laku [Name]. Dibandingkan mengucapkan salam atau menghina, [Name] justru mengajak Fred high five sembari mengatakan bahwa Fred pasti akan menjadi pria tampan saat sudah dewasa nanti.

Aneh, kan?

"Bagaimana kau bisa bersamanya? Kau tidak menculiknya, kan?"

Moran memincingkan mata, merasa sedikit tersinggung dengan perkataan Fred. Bocah itu berkata seakan Moran adalah pria menjijikan yang kekurangan belaian wanita hingga berani menculik seorang nona bangsawan. Wajar saja, tampang Moran memang sangat cocok jika menjadi salah satu tokoh antagonis yang seksi.

"Tidak, dia sendiri yang datang padaku."

Lebih tepatnya melompat ke pelukan Moran. Moran masih ingat pemandangan gadis itu saat melompat dari lantai tiga. Wajah cantiknya saat itu menjadi pemandangan paling indah yang pernah Moran lihat. Tentu saja hal itu membuat dirinya menempatkan pertemuan mereka menjadi hal paling indah dalam hidupnya.

Fred merasa tidak percaya, mana mungkin seorang nona bangsawan secantik itu datang sendiri ke Moran? Pria bejat yang mencintai tubuh wanita. Jika [Name] adalah nona bangsawan yang mencari peliharaan untuk memuaskan nafsunya, mungkin Moran adalah pilihan yang tepat. Pria itu pasti dengan tangan terbuka menerima ajakan itu asal dirinya merasa puas dan untung banyak.

"Itu terdengar mustahil."

Siapapun pasti tidak akan percaya dengan fakta itu. Dan Moran sendiri tidak mau repot-repot membebani dirinya hanya untuk membuat sang rekan percaya bahwa nona itulah yang datang padanya terlebih dahulu. Lagipula Fred tidak ada disana, jadi wajar saja kalau dia tidak tahu.

"Sebastian!"

Panggilan sang gadis menarik atensi keduanya. Sosok [Name] berdiri disana, dengan senyum lebar terukir diwajah cantiknya. Surai indah yang semulanya tergerai, kini dikepang manis. Sedikit berantakan namun tidak mengurangi kadar kecantikan yang nona itu punya. Para anak kecil terlihat berada disekitarnya, ikut tersenyum seperti sang nona. Jemari lentik [Name] menyodorkan alat musik ditangan, seakan mengajak Moran untuk ikut bermain bersamannya.

"Lihat! Aku bisa memainkannya!"

Dia sangat cantik, apalagi jika tersenyum lebar seperti itu. Moran merasa bahwa [Name] adalah pusat keindahan dunia. Dia yang berada di sana terlihat begitu cantik, seakan-akan diciptakan untuk menjadi bukti betapa hebatnya Tuhan dalam menciptakan manusia.

Moran tidak percaya tuhan, tidak pula percaya adanya eksitensi yang mengatur kehidupan manusia. Hanya saja sekarang, sedikit demi sedikit Moran ingin mempercayai itu.

Moran ingin berterima kasih pada Tuhan karena telah menciptakan seorang bidadari yang ditempatkan di bumi.

"Fred, sepertinya aku jatuh cinta."





















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 INEFFABLE | S. MoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang