↪Ineffable 13

2K 507 40
                                    

Noahtic, kapal pesiar mewah dengan tiga kabin didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Noahtic, kapal pesiar mewah dengan tiga kabin didalamnya. Harga kabin bawah yang cukup terjangkau membuat banyak orang berbondong-bondong menaiki kapal pesiar itu untuk yang pertama kali. Para bangsawan pun demikian, mereka tentu tidak ingin melewatkan hal tersebut sekaligus penampilan balet untuk yang pertama kalinya.

Tapi tidak untuk [Name].

Dirinya tidak ingin datang menaiki kapal tersebut hanya untuk memuaskan gengsi. Sejak awal, dirinya sudah menolak saat disodori tiket kapal oleh kepala pelayan. [Name] terlalu malas untuk datang, lagipula dirinya juga tidak mood usai menangis semalaman. Andaikata orang tuanya tidak mengancam akan mengurung [Name] didalam kamar hingga sebulan penuh, mungkin [Name] memilih untuk tidak menaiki kapal ini.

Dan disinilah dirinya berada, di lorong-lorong kapal bersama para penjilat. Para bangsawan itu mulai berusaha mendekati dirinya, bertindak sok akrab sebab tahu bahwa anak bungsu keluarga Marquess datang. Salah satu diantara mereka bahkan memberikan undangan makan malam pada sang nona. Berharap bisa lebih dekat dengan Keluarga Marquess, lebih beruntung lagi bisa mendapatkan nona bangsawan yang terkenal paling cantik di Inggris.

"Kau gila, ya?! Apa kau menyuruhku untuk makan bersama rakyat biasa?!"

Keributan terdengar di ruang makan. Sosok bangsawan muda, Earl Blitz terlihat tengah berteriak pada salah satu petugas kapal. Bisa [Name] tebak pasti karena alasan kesalahan reservasi meja. Blitz yang merasa jijik dengan para rakyat biasa tentu tidak diterima jika harus berada satu tempat dengan rakyat biasa, apalagi jika makan malam dengan mereka.

"Aku adalah salah satu kalangan yang mendapat hak istimewa, jadi aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi jalanku!"

Ancaman terkandung didalamnya, membuat sang petugas memilih mengalah dan meminta maaf. Seorang anak terlihat berjalan dengan minuman ditangan, ia begitu riang hingga tidak sengaja menabrak Blitz yang masih berteriak pada sang petugas.

Noda minuman menodai celana mahal Blitz, membuat pria itu langsung melotot pada anak kecil tersebut. Seorang wanita datang, meminta maaf pada Blitz atas ketidaksopanan anaknya.

"Jika kau menghalangi jalanku lagi, aku akan membunuhmu."

"Benarkah?"

Blitz tersentak, seketika menoleh dan mendapati sosok semampai sang nona berdiri didekatnya. Iris mata [eye colour] itu menajam kala bersiborok dengan iris mata Blitz. Sangat menyeramkan namun terlihat cantik dimata Blitz. Wajah sang nona memang selalu terlihat rupawan, tidak pernah bosan Blitz memandanginya. Andai saja bibir tipis yang dipoles lipstick peach itu mengulas senyum, pasti akan terlihat jauh lebih cantik.

"Ah, selamat malam, Nona [Surname]."

Tidak ada jawaban, sang nona justru beralih mengusap kepala anak kecil tadi dan menyuruhnya untuk kembali ke ibunya. Rahang Blitz mengeras kala menyadari dirinya diabaikan oleh sang nona untuk yang kesekian kalinya. Namun ia tetap mengulas senyum, senyum ramah yang terpaksa. Dalam hati mengumpati kelakuan sang nona yang sangat kurang ajar. Andaikata dia tidak terlahir dengan wajah secantik itu atau gelar keluarga setinggi itu, mungkin Blitz sudah menjadikannya target berburu sejak dulu.

"Bagaimana jika kita makan malam bersama nona? Saya akan sangat senang jika bisa menghabiskan waktu bersama nona secantik anda."

Dari balik dinding, sosok William berdiri. Telinganya mendengar tiap percakapan diantara mereka berdua. Termasuk saat dimana sang nona bangsawan menolak tawaran makan malam Blitz dan pergi begitu saja.

"Dasar wanita sialan! Kupastikan tidak lama lagi aku akan mendapatkanmu, jalang."

Senyum tipis terpatri di bibir William ketika mendengar umpatan tuan muda bangsawan dibelakang sana.

~

Di tempat yang sama, terdapat Moran dengan balutan pakaian petugas kapal tengah berbicara dengan seorang pria bertopi coklat. Mereka membicarakan rencana selanjutnya yang akan segera dilaksanakan. Termasuk rencana menganggu seorang pria bangsawan hingga membuat dia berada di titik frustasi dan murka.

Pria itu sempat mempertanyakan alasan mengapa Moran ingin dirinya berperilaku seperti itu. Namun Moran justru membalasnya dengan intonasi yang tinggi. Sontak saja membuat sang pria tersebut mengalah dan bungkam.

Hingga kemudian bibirnya kembali terbuka, mengutarakan sebaris kalimat yang sukses membuat Moran menggetakan gigi lantaran murka. Iris obsidiannya menatap sarung tangan putih yang ia kenakan. Sensasi lembut tangan sang nona masih terasa disana.

"Ku dengar, bangsawan brengsek itu akan segera bertunangan."

Moran tidak peduli bahkan jika Blitz akan memiliki tunangan. Bahkan jika tunangannya adalah anak Keluarga Duke, Moran tetap akan melanjutkan rencana ini. Lagipula bukankah bagus jika seandainya nona bangsawan malang itu tidak jadi bertunangan dengan Blitz yang kejam? Anggap saja Moran tengan menyelamatkan nona bangsawan itu dari pria brengsek yang hobi memburu sesama.

"Aku tidak sengaja mendengarnya dari lorong kalau dia akan bertunangan dengan salah satu bangsawan dengan pangkat tinggi, satu tingkat diatas gelar bangsawan yang dimiliki oleh si brengsek itu."

Sudah pasti Blitz akan mengicar nona bangsawan dengan pangkat yang tinggi. Selain bisa menguntungkan relasi antar keluarga, menikah dengan bangsawan dengan gelar lebih tinggi akan membuat martabat Blitz jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan melihat otak piciknya saja Moran langsung tau siapa yang akan Blitz incar.

Calon tunangannya itu sudah pasti memiliki gelar Earl atau mungkin diatas Earl. Sekelas Duke mungkin agak mempertimbangkan usulan pernikahan tersebut. Tapi untuk Keluarga bergelar Marquess mungkin akan menerimanya mengingat kekuasaan Blitz cukup besar.

Walaupun beberapa diantaranya sudah dibakar dan dihancurkan oleh William.

"Kalau tidak salah namanya Nona [Fullname] dari keluarga [Surname]. Nona bangsawan yang dikenal paling cantik di Inggris itu, bukan?"

Seketika rahang Moran mengeras ketika mendengar fakta yang disuguhkan didepan mata.
































Seketika rahang Moran mengeras ketika mendengar fakta yang disuguhkan didepan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 INEFFABLE | S. MoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang