↪Ineffable 16

2.1K 465 50
                                    

Untuk yang kedua kalinya, Fred harus menghadapi tingkah laku Moran yang kini tidak lebih dari seorang pria putus cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk yang kedua kalinya, Fred harus menghadapi tingkah laku Moran yang kini tidak lebih dari seorang pria putus cinta.

Kendati umurnya sudah tidak lagi remaja, Moran kembali lagi merasakan perasaan sakit hingga membuat dirinya nyaris tidak memiliki selera menyentuh wanita. Entah sudah berapa wanita yang ia tolak, mencegah mereka untuk menghangatkan ranjang sang mantan kolonel itu.

Moran tidak ingin bersetubuh bersama mereka diatas ranjang yang pernah ditiduri oleh sang nona. Ia juga tidak memiliki hasrat untuk menyentuh mereka kala kembali mengingat wajah cantiknya.

Setiap hal dalam diri nona itu masih terekam dalam ingatan, bagai kaset rusak yang terus menerus memutar lagu yang sama. Moran tidak tau bagaimana cara untuk berhenti memikirkannya.

Masih dipenginapan yang sama, Moran nampak tidak memiliki sedikitpun niat pindah dari sana. Seogok korset dan gaun mewah tergantung di balik pintu, terlihat luar biasa bersih walau beberapa minggu telah berlalu. Wangi sang nona masih berada disana, tercium begitu jelas tiap kali Moran membuka pintu.

Moran gamon, bung.

Jemari panjang itu mengacak surai hitamnya berulang kali, ketara sekali frustasi dengan keadaan bising sana-sini. Pagi yang biasa ia nikmati kini tidak ada lagi, bukan karena mentari sudah tidak terbit ataupun karena dunia telah kiamat. Rutinitas bangun pagi bersama sosok wanita pun sudah lama tidak lagi terjadi.

"Bajingan."

Oh, tuhan, Moran benar-benar dibuat frustasi.

Memakai pakaian yang berserakan dilantai, Moran memilih untuk tidak lagi mendekam dalam kamar. Sudah seharian penuh Moran gunakan waktunya untuk memikirkan berbagai hal terkait sang nona. Moran bahkan tidak memiliki waktu untuk sekedar menyentuh makanan apalagi menyentuh tubuh molek para wanita.

Moran merasa dirinya sudah mulai gila. Gila karena memikirkan cara untuk dapat kembali menyentuhnya. Menyentuh tubuh sang nona yang sempat membuat dirinya tidak bisa berfikir jernih untuk yang pertama kali. Sensasi panas yang mendebarkan tiap kali mencium bibir pink itu jelas masih terpatri diingatan. Moran tidak lagi memiliki hasrat akan wanita lain, bahkan jika itu wanita paling seksi dalam bar yang biasa melayaninya diatas ranjang.

Mungkinkah karena seluruh hasrat dan perasan Moran sudah tertuju sepenuhnya pada sang nona?

Secara tidak sengaja, iris obsidian itu menatap gaun mewah yang sengaja ditaruh di balik pintu. Lagi-lagi debaran itu kembali terasa, disusul aroma khas sang nona yang menguar dari sana.

Sebut saja Moran bajingan sebab berulang kali melakukan tindakan tidak senonoh didepan gaun itu sembari berfantasi tengah bercinta dengan sang nona. Menyebut namanya tiap kali merasakan pelepasan sudah seperti kebiasaan Moran.

Semua ini sungguh membuat Moran gila.

"Apa kau sudah dengar kalau Nona [Surname] akan bertunangan dengan salah satu anggota keluarga Duke? Katanya tidak lama lagi mereka juga akan segera menikah."

 INEFFABLE | S. MoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang