Moran hafal tiap jenis wanita, baik wanita biasa maupun para bangsawan. Baginya, mereka semua itu sama saja. Attitude, tingkah laku, sifat, hingga egonya hampir sama, mungkin wanita bangsawan sedikit berbeda lantaran mendapat guru etika.
Tapi, tetap saja, pada dasarnya mereka semua sama saja.
Orang-orang sering mengelompokannya dalam beberapa golongan, namun Moran tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk melakukan hal itu. Moran itu simple dan ia hanya mempunyai dua pemikiran tentang sifat wanita. Yang pertama adalah wanita yang attractive, periang, banyak omong serta blak-blakan perihal hal yang dia rasa. Sementara itu wanita yang kedua adalah wanita yang anggun, tenang, pendiam, terlihat polos namun aslinya merupakan pakar sesuatu yang berbau dewasa.
Aktif dan pasif, Moran seringkali menyebutkannya begitu.
Dan diantara dua golongan wanita diatas, Moran lebih menyukai wanita yang kedua. Wanita dengan sifat seperti itu sangat cocok untuk dirinya. Adapun beberapa dari mereka nampak membosankan lantaran terlalu pendiam. Moran tidak masalah asalkan mereka mempunyai pengalaman dewasa yang menakjubkan. Toh, pada akhirnya dirinya akan tetap membuka tangan lebar-lebar untuk mereka yang mau memberikan kenikmatan.
Dan nona bangsawan yang satu ini tidak masuk dalam kategori manapun. Mungkin dia cenderung kearah wanita dengan golongan pertama, namun setelah melihatnya sisi lain dalam diri sang nona. Moran justru merasa [Name] juga termasuk ke dalam golongan wanita yang ia sukai, golongan kedua.
Masih jelas dalam ingatan saat berada di bawah cahaya bulan, nona bangsawan itu menunjukan punggung mulus itu pada Moran. Seperti mengudang, walau nyatanya dia hanya meminta tolong saja. Dia yang begitu berisik terlihat sangat anggun dan cantik kala itu, sungguh cantik sampai-sampai Moran tidak lagi berselera memandang sang selena ataupun para wanita lainnya.
Mungkin saja sang purnama sendiri merasa minder sebab keindahannya telah dikalahkan oleh sang nona. Ah, Moran tidak peduli dengan hal itu. Yang jelas nona bangsawan yang saat ini tengah berada di sisinya benar-benar sesuatu yang lain.
"Woah! Pantas saja kau terlihat begitu santai dan tidak pernah kekurangan uang, ternyata selama ini kau bekerja dibawah arahan Keluarga Moriarty?!"
Faktanya, Sebastian memang memiliki banyak uang sampai-sampai sang nona keheranan darimana sang pria mendapatkannya. Bahkan makanan semalam saja dibeli menggunakan uang Moran.
Walau baru beberapa hari bertemu, [Name] mengerti keseharian Moran itu. Dia hobi sekali mengencani wanita atau menghabiskan malam yang panas bersama para penghibur dengan uang sebagai imbalannya. Tapi, mengapa Moran malah makin kaya? Bukankah harusnya pria itu jatuh miskin karena terlalu mencintai banyak wanita?
Dan setelah melihat siapa orang yang selama ini menjadi tuan yang dilayani oleh Moran, [Name] faham darimana uang ini berasal.
"Senang bertemu dengan anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE | S. Moran
FanfictionKau yang terlarut dalam imajinasi berkepanjangan. Bersendau gurau sembari menyembunyikan luka di dada. Hidup entah untuk apa dan mencintai siapa. Kemarilah, aku akan menceritakan sebuah cerita yang dihalangi kasta, namun diberkati oleh maha kuasa...