↪Ineffable 1

5K 808 122
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hingar bingar festival meramaikan suasana, membuat seorang gadis berumur 25 tahun termenung di balkon. Iris matanya menatap ratusan orang-orang yang bersenang-senang dibawah sana. Banyaknya stand makanan sempat membuat dirinya lapar, namun apa daya izin orang tua begitu sulit didapatkan.

Mereka berkata seorang keturunan bangsawan sepertinya tidak boleh bergaul dengan orang-orang disana.

Damn, [Name] sungguh mengumpati kasta yang menjadi patokan status kehidupan manusia.

Kasta di era sekarang dibedakan menjadi dua golongan. Golongan kaya raya atau bisa disebut dengan bangsawan yang memiliki harta melimpah dan golongan biasa saja, istilahnya rakyat jelata.

Mereka yang menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan tentu tidak akan tahu bagaimana rasanya menabung hanya untuk membeli barang yang diinginkan. Seringkali merasa putus asa hingga berfikir untuk menjual ginjal saja. Ada juga yang meski menahan lapar lantaran tidak mampu membeli makanan.

Mereka tidak akan tau.

Tapi tentu orang-orang kalangan menengah kebawah juga tidak akan tahu suka duka menjadi seorang bangsawan.

Mereka seringkali dituntut untuk menggunakan topeng tiap harinya. Tersenyum palsu untuk kepentingan nama keluarga. Menjilat sepatu orang berkuasa tentu bukan hal yang asing lagi bagi mereka.

Harga diri tidak penting jika itu untuk kekayaan. Asal mereka untung dan bisa bertahan hidup, tentu mereka rela menjilat kaki para penguasa diluar sana. Paling parah lagi mereka yang menganggap bahwa dirinya jauh lebih tinggi dari rakyat biasa membuat para bangsawan seakan kehilangan rasa kemanusiaan.

Dan [Name] hidup didalam golongan menyedihkan itu.

Orang-orang berkata dirinya hidup dengan penuh keberuntungan, diberkati dewi fortuna lantaran dianggap penuh kesempurnaan. [Name] jelas cantik, tubuhnya bagus, apalagi hartanya. Beuh, tujuh turunan tidak akan habis.

Tapi sayangnya gadis itu absen saat pembagian otak dan ahlak oleh sang maha kuasa.

Kehidupannya yang serba berkecukupan itu justru membuat [Name] merasa bosan. Ia ingin merasakan sesuatu yang menyenangkan. Saat-saat dimana dirinya bisa hidup bebsa tanpa aturan yang menyesakan dada.

Seluruh hal di tempat ini membuat [Name] sungguh muak. Teriakan orang tuanya yang terus menerus melarang [Name] untuk mendekati para rakyat membuat [Name] merasa muak. Katanya mereka kotor dan menjijikan, tubuh mereka bau dan penuh keringat.

Mereka tidak sadar bahwa harta mereka berasal dari keringat dan kerja keras para rakyat biasa.

Siapapun, tolong bawa [Name] pergi dari tempat ini, tempat memuakan yang membuat dirinya tidak bisa melakukan apapun.

 INEFFABLE | S. MoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang