i. prologue

308 44 0
                                    

Aku tersenyum hangat begitu turun dari mobil taksi, koper kuambil dari bagasi, dan melanjutkan langkah masuk ke rumah tercinta. Angin sisa musim semi terasa sejuk, pun cerahnya matahari berhasil menambah asupan dopaminku.

Ya, aku baru saja kembali dari Amerika. Tinggal selama hampir empat tahun di sana terasa cukup ... biasa saja, sebenarnya. Hanya saja, aku butuh suasana baru, meski itu akan memaksaku keluar dari zona nyaman ....

"Misaki!" Aku menoleh dan mendapati Ibu keluar, tergopoh-gopoh menghampiriku yang baru setengah jalan. "Ibu, tenanglah," ujarku gelagapan sendiri.

Ibu menarikku masuk ke pelukannya, dan membasahi bajuku dengan air mata. "Ibu ...," lirihku sambil balas memeluknya, "rindu." Terpisah dari keluarga sejak umur 13 tahun membuatku merasa luar biasa emosional.

Ibu melepas pelukannya, menatapku lembut sambil tersenyum. "Ayo, masuk." Kami berdua akhirnya melanjutkan langkah. Aku mengedarkan pandangan, mengamati setiap detail area rumah yang tidak akan kutinggalkan dalam waktu dekat ini.

"Miya ... di mana?" tanyaku penasaran. Berdiri di depan pintu masuk, kekosongan yang menyambut alih-alih adik kesayanganku itu.

"Adikmu sedang ada wawancara," jawab Ibu lantas mendahuluiku ke dapur. "Kau istirahatlah dulu, Ibu akan menyiapkan makan malam. Miya mungkin akan pulang setengah jam lagi."

Aku mengangguk kecil. "Kalau begitu, aku ke kamar dulu, ya," pamitku dengan langkah riang menjauhi ruang utama.

Kamarku terletak di ujung lorong, bersebelahan dengan kamar adikku. Dengan langkah lunglai, aku membuka pintu dan langsung melemparkan diri ke atas ranjang.

Bug!

Aku merentangkan tangan, merasakan lembut dan dinginnya kain empuk itu. Jadi, tak butuh waktu lama dan percobaan berarti untuk langsung terlelap.

▪▪▪
TBC

game over ; sk8 the infinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang