xx. zone (out)

79 18 0
                                    

Akhirnya checkpoint di chapter 20, nih. Yakin, masih ngga mau leave a trace? Dirasa, kalau tahan banget baca dari awal sampe titik ini, harusnya merasa terhibur, dong? Iya, ngga? :3

So, care to drop some votes as a form of your support? Soalnya, kalau pada diem semua, aku mana tahu, siapa yang sebenarnya nungguin kelanjutan cerita ini?

Every little things: votes, comments, shares, will be appreciated wholeheartedly by the author. Seikhlasnya aja~ Aku ngga masalah selama masih ada :]

Itu aja, sih. Happy reading!

- - -

Selagi Adam terus berbicara, aku sibuk sendiri memangkas jarak kami berdua.

"Kau tahu? Aku tertarik padamu," beritahunya selagi menari beberapa langkah di atas papannya. "Rupawan dan memesona sejak pertama kali bersitatap!"

Aku menggeser sedikit papanku ke kanan, bersiap untuk trek berbelok dengan dinding tingginya di depan sana.

Namun, Adam tiba-tiba memberi jeda pada kecepatannya untuk mengimbangiku sekali lagi.

Sret.

Kedua tanganku dikunci erat, papannya pun seperti tengah melilit Greese.
Memberikan minus persen untukku melepaskan diri.

Kali ini, benar-benar memaksaku berdansa dengannya.

"Shall we?" Adam tersenyum dan mulai melakukan putaran.

Aku mati-matian menahan jeritanku.

Fokus mempertahankan keseimbangan, sekaligus menghipnotis diri agar tak muntah, pun memikirkan cara menyalipnya begitu ini selesai.

Akhir dari rintangan trek ini mulai terlihat jelas. Kakiku tertekuk merapat pada milik Adam, kemudian mengambil posisi dan melontarkan papanku keluar dari jeratannya.

Tak.

Wush.

Aku menggeser maju kaki kananku dan merendahkan posisi tubuh, memberikan rekor kecepatan baruㅡyang masih mampu kukendalikan.

Poni dan anak rambutku berkibar diterpa angin, sedikit menutup jarak pandang, tetapi aku masih bisa merasakan senyum yang diberikan Adam.

"Kau cepat, kau cepat, dan cepat!" komentarnya antusias, tahu-tahu sudah berhasil menyejajarkan posisi. "Kau telah mencapai 60 persen dari rekor milikku yang berkisar 118,3 meter per detiknya!"

Aku menggeram frustrasi, tidak tahu harus merasa tersanjung atau justru jengkel dengan pernyataanㅡtak masuk akalㅡitu.

Maksudku, dengan kecepatan tersebut, ia seharusnya bisa memecahkan rekor dunia!

"Emma," panggilnya dengan napas berat. Perlahan kembali menciptakan jarak di antara kami. "Oh, I've longed this moment ever since I saw those sparkling eyes of yours!" Tatapnya bersinar, lebih dari yang sebelumnya, membuatku semakin terdiam.

Adam berbalik, memunggungiku, untuk yang pertama kalinya sejak awal bertanding. Menaburkan sensasi menggelitik yang menarikku mendekat, seolah enggan menciptakan jarak.

Jantungku dibuat berdebar gila hingga terasa menusuk rongga dada.

Ini cepat ...! Sangat cepat! Terlalu cepat!

Aku mati-matian menahan setiap bagian tubuhku untuk bertahan dari keinginan melontarkan dirinya sendiri ....

Shring.

game over ; sk8 the infinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang