xxi. away to miyakojima

75 15 0
                                    

Menaiki tangga kapal feri ini dengan gontai, aku hendak keluar dari bagian kabin karena tempat ini terbukti tidak meredakan mabuk lautku sama sekali.

Aku meraih ponselku, berniat menanyakan lokasi mereka begitu tiba di dek kapal, tapi malah melihat keempat manusia itu sibuk menertawakan sesuatu.

"Kalian ...."

"Oh! Kebetulan sekali bertemu kalian di sini!"

Aku menoleh dan mendapati Kojiro beserta dua wanita pendampingnya. Mengabaikan eksistensinya, aku melanjutkan langkah menghampiri Miya untuk menarik ujung bajunya.

"Ha ...? Oh, Nee-chan!" Miya memberiku tatap khawatirnya.

"Misaki!" Reki berseru panik.

"Kalian ... tega sekali," racauku selagi menahan pusing.

Mereka berjanji akan membelikanku obat pereda mabuk perjalanan saat aku beristirahat di kabin kapal, tapi apa?

"Kau masih mual?" tanya Langa cemas.

Aku menatapnya enggan. "Uh ... menurutmu saja, lah," ketusku lemas.

"Kalian tidak membawa obatnya?" tanya Kojiro, tahu-tahu sudah muncul di depanku dengan senyum jailnya.

Aku menggeram, "Jangan macam-macamㅡ"

Kojiro memutar-mutar tubuhku sebanyak tiga kali dengan tawa lebarnya, sebelum akhirnya mendorongku menuju deretan kursi di bawah atap sana.

"Kau ...." Aku cepat-cepat mengatupkan mulutku, menahan sensasi asam yang bergejolak ingin naik ke permukaan.

Di detik berikutnya, sebuah suara kaku khas kecerdasan buatan terdengar. "Harap bangun, Master. Kita akan tiba 10 menit lagi."

"Terima kasih, Carla .... Misaki?" Kaoru menatapku penuh keterkejutan, pria itu bergegas mendekatiku. "Kau mabuk laut?Tidak meminum obatmu?"

Aku menggeleng pelan.

"Awas, Belalang Ceking! Kau menghalangi jalan kami!" sahut Kojiro sengit.

"Apa? Kau yang banyak tingkah, Babi Hutan!" Kaoru mengambil alih bahuku dan menarikku mendekatinya. "Urusi saja dua pendampingmu itu!"

"Aku ada obat pereda mabuk di kabinㅡ"

Buk.

Kojiro mendorong Kaoru dengan bahunya. "Kubilang menyingkir!"

"Kau banyak tingkah!" Kaoru membalasnya dan mereka pun terlibat pertarungan sengit.

Aku mengerang kesal dan langsung merungguh dengan perasaan luar biasa suram. "Aku ... lebih baik melompat saja dari kapal sialan ini ...."

"Misaki!"

"Nee-chan!"

- - -

"Masih pusing?" tanya Kaoru selagi menuntunku menuruni kapal feri itu.

Ya, selama sisa perjalanan, Kaoru-lah yang menjagaku. Hanya ia yang paling bisa dipercaya selain Miya di sanaㅡitu pun sedikit diragukan sekarang, mengingat bagaimana ia menelantarkanku selama separuh perjalanan.

"Jauh lebih baik. Obatnya mulai bekerja dan aku mulai mengantuk," jawabku dengan senyum cerah.

Kaoru tertawa pelan, "Mengantuk katamu?"

Aku merenggangkan tubuhku dan melompat turun dari jembatan penghubung tersebut. "Kurasa sudah tidak lagi," jawabku sembari merentangkan tangan.

game over ; sk8 the infinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang