||6|| Hopeless

11.1K 686 2
                                    


Happy reading and be happy
📍
Semoga suka



Rica bangun lebih awal meskipun keadaannya belum terlalu fit. Membuat sarapan pagi untuk sang suami dan juga mulai membersihkan sekeliling apartemen. Setelahnya dia kembali ke kamar untuk mandi, bersamaan dengan Abi yang baru saja bangun.

"Kakak kuliah?" tanya Rica basa-basi.

Rica kira Abi tak akan menjawab, tetapi sebuah gumaman didapatnya dari pria itu.

"Mau aku siapkan bajunya?" tawar Rica pelan. Dia hanya ingin memulai semuanya dari awal dan berusaha bersikap menjadi istri yang baik bagi Abi meskipun untuk perihal rasa, semuanya masih milik Rio.

"Enggak usah!"

Rica mengangguk, memaksakan senyum lalu memutuskan untuk mandi. Tidak ada kegiatan yang akan dilakukannya hari ini dan mungkin berdiam diri di apartemen menjadi pilihan. Rica mandi tidak lama, setelahnya keluar dalam keadaan lebih segar. Matanya tak menemukan sosok Abi, mungkin suaminya mandi di kamar mandi yang lain.

"Kak Abi, aku buat nasi goreng untuk sarapan. Minumnya mau teh atau kopi?" tanya Rica saat Abi sudah terlihat rapi memakai kaus putih dilapisi kemeja yang sengaja tak dikancing. Rambut suaminya masih terlihat basah dan itu semakin membuat Abi terlihat tampan.

Abi tak menjawab, membuka kulkas dan mengeluarkan sate serta soto yang semalaman dibeli, dan tak sempat dimakan. Rencana ingin dipanaskan untuk sarapan sepertinya tak jadi karena Rica telah membuat sarapan. Pria itu langsung membuangnya ke tempat sampah yang berada di sudut pintu.

"Itu apa, Kak?" tanya Rica penasaran.

"Cepat kamu sarapan! Ingat aku enggak mau anakku kenapa-kenapa!" titah Abi tegas.

Rica mengangguk cepat. Walaupun sikap Abi masih kasar, tetapi hatinya sedikit menghangat saat secara perlahan Abi mulai menaruh perhatian kepada calon bayi mereka.

Rica makan dalam diam, sesekali melirik pria di depannya yang juga sedang sarapan. Dalam hati, Rica lega akhirnya pria itu menikmati sarapan buatannya untuk pertama kali.

"Aku mau ke kampus. Ingat satu hal, kamu enggak boleh ke mana-mana, sampai aku pulang nanti!" pesan Abi ketus.

Rica mengangguk, lalu mulai membersihkan bekas makan keduanya. Abi pergi saja tanpa dan Rica hanya bisa menatap punggungnya yang telah hilang di balik pintu.

*****

Rio menatap kosong ke arah taman yang menjadi tempat menghabiskan waktu bersama Rica. Pertemuan tak sengaja keduanya di minimarket menjadi titik awal hubungan yang perlahan terjalin. Mencintai Rica yang masih SMA, membuat Rio perlahan belajar memahami perbedaan usia serta karakter anak SMA seperti Rica.

Calon dokter itu sangat mencintai Rica bahkan akan siap melamar jika gadis itu sudah tamat sekolah nantinya. Dani dan Rosa bahkan sudah memberi restu, tetapi takdir malah mempermainkan impiannya sehingga hancur tak bersisa.

Bibirnya mengulas senyum sinis, dia terlalu banyak berharap sampai lupa kalau harapan bisa pupus begitu saja. Rio telah berusaha melupakan dan membenci Rica, tetapi dia tetap tak bisa. Hatinya masih milik wanita hamil itu dan jantungnya akan terus berdebar ketika menatap manik milik Rica yang selalu menghanyutkan.

"Kamu ngapain?"

Pertanyaan itu membuat Rio terkejut. Menoleh sekilas menemukan seorang gadis berkacamata yang telah duduk di sampingnya.

"Enggak sibuk skripsi?" tanya gadis itu.

"Tinggal sidang aja, Tik," jawab Rio pelan.

Gadis bernama Tika itu mengangguk pelan. "Aku perhatiin belakangan ini, kamu terlihat banyak pikiran."

Rio tak menjawab, memilih memejamkan mata untuk menetralisir hatinya yang masih terluka hingga detik ini. Rasa kecewa lebih mendominasi membayangkan jika seorang yang paling dicintainya, dengan tega melakukan sebuah pengkhianatan.

"Rio," panggil Tika lagi.

"Aku mau sendiri." Rio beranjak bangun, dan berlalu begitu saja. Dia ingin menenangkan hati serta pikirannya dulu, dan tujuannya hanya satu tempat. Pria itu bahkan tidak peduli jika sosok Tika, teman kampusnya memandangnya sendu. Mencintai Rio sejak ospek hingga sekarang masih terus dilakukan meskipun pria itu tak pernah melihatnya lebih sekadar dari teman.

Hopeless TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang