Happy reading and be happy
Kalau ngegantung jangan marah, ya😁Ruangan dengan lampu temaram itu terasa mencekam. Sejak kedatangan sosok yang ditunggu, dua pria bersahabat itu belum juga mengeluarkan suara. Ketakutan akan perbuatan yang telah mereka lakukan, pasti berakibat fatal dan sudah terbukti sekarang. Namun, kini saatnya mempertanggung jawabkan semua. Terlebih sosok yang dibantu berhasil menjadi pengkhianat dan tidak punya rasa malu sama sekali.
"Gue yakin, Lo berdua pasti mau bahas sesuatu yang penting. Jika tidak, enggak akan kalian berdua ngajakin gue ketemu di tengah malam seperti ini." Rio akhirnya bersuara, menatap tajam Tian dan Fandi yang mengangguk kaku.
"Jadi, ada apa? Apa ... ada kaitannya dengan Abi?" Menaikkan alis, Rio kembali bertanya.
Tian berdeham pelan. Sedikit gemetar untuk mengakui semuanya. Namun, keduanya tidak mungkin mundur lagi kini. Rasa bersalah harus segera ditebus dan inilah cara yang paling tepat, meski akan ada kekacauan nantinya.
"Iya, ini ada kaitan dengan adik, Lo, Bang," sahut Fandi.
"Apa yang terjadi dengan Abi?"
Pada akhirnya, meluncurlah semua cerita kebenaran tentang insiden itu dari mulut kedua pria itu. Tidak ada cerita yang tertinggal, karena Tian dan Fandi telah bertekad untuk terbuka.
Malam itu juga, keduanya harus mempertanggung jawabkan perbuatan setelah membantu Abi. Rio marah dan tak habisnya memberikan pelajaran telak untuk kedua pria itu.
"Lo berdua harus bantuin gue!" desis Rio, sambil menatap Tian dan Fandi yang terkulai di atas dinginnya lantai.
*****
Di lain tempat, Abi menikmati makan malamnya bersama Felly. Gadis itu mengatakan ingin memasak khusus untuk Abi malam ini, dan sekarang dia berhasil melakukannya."Enak enggak?" tanya Felly menuntut.
Abi mengangguk. Menyelesaikan makanan olahan Felly dengan cepat. Masakan gadis itu memang enak, tetapi jujur jika olahan tangan Rica lebih enak.
Setelahnya, keduanya menikmati film romantis sesuai permintaan Felly. Bersandar manja di bahu tegap Abi, sesekali Felly memainkan kancing baju kekasihnya itu. Tiba-tiba pikirannya, berkelana pada ucapan Yanti. Gadis itu telah berniat untuk melakukannya dengan Abi, terlebih pria itu masih belum memberikan jawaban tentang ajakan menikahnya.
Felly melirik sekilas handycam yang disimpannya secara tersembunyi di apartemen kekasihnya itu. Dia akan mulai beraksi malam ini, untuk mempertahankan Abi.
"Sayang," panggil Felly pelan.
Abi bergumam saja, film yang ditayangkan di depan sana, cukup mengganggu pikiran. Terlebih ada adegan yang membuatnya ketar-ketir tak jelas.
Pria itu terkesiap, ketika merasakan tangan lembut Felly mengusap dadanya seduktif. Entah sejak kapan, semua kancing kemejanya itu telah terbuka sempurna. Bahkan, sekarang keduanya telah bercumbu mesra tanpa tahu jika itu sebuah kesalahan.
Abi bahkan menggendong Felly ke kamar yang menjadi tempat tidurnya dengan Rica. Syukurlah, dia telah memindahkan semua keperluan Rica ke ruang sebelahnya.
Kamar yang menjadi tempatnya bersama Rica, harus menjadi saksi perbuatan setan oleh dua insan itu. Abi benar-benar kalap dan begitu menikmati tubuh Felly yang lebih menyenangkan dibandingkan Rica. Suara desahan berdosa, memenuhi ruang kamar itu. Keduanya sungguh menikmati hal-hal yang seharusnya tak terjadi. Tanpa tahu jika ada seorang wanita yang mengandung, sedang terluka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Tamat
Chick-LitSYORY 6 Tentang dia yang harus berjuang setelah dijebak dalam sebuah insiden oleh seseorang. Kehidupannya jauh berubah dan dibenci semua orang termasuk keluarganya hingga sang kekasih yang berakibat pada putusnya hubungan keduanya. Dia harus berhent...