"Nggak, kok," bantah Ayyara. "kali ini nggak aneh-aneh."
"Jadi, yang pastinya kamu harus bawain kami ..." Ayyara dan Syahira saling memberikan tatapan satu sama lain. Wajah mereka semakin mendekati layar laptop di depan mereka.
"Karina, sini dulu," pinta Syahira Karina mengamati sekitar kafe tempatnya berada, lalu menjawab permintaan Syahira barusan, "Memangnya kenapa?"
"Kamu harus bawakan kami oleh-oleh oppa korea," bisik keduanya.
"Astaga!" Karina menyapu muka dengan kedua telapak tangannya. "Aku, kan sudah bilang. Jangan aneh-aneh mintanya."
"Pokoknya kamu harus bisa bawa oppa korea," ulang Ayyara.
"Iya, kamu ha-rus bi-sa mem-ba-wa-nya," tekan Syahira dengan sengaja mengeja ucapan yang mulutnya keluarkan.
"Lagian, kan gimana caranya aku bisa membawa pulang orang sini?" bingung Karina.
"Ya, kami juga nggak tau, sih," sahut Ayyara. "Kalau masalah itu, kamu coba pikirin sendiri."
"Iya, nanti kami juga bantu nyari caranya," sambung Syahira. "Ini, kan, kesempatan bagus buatmu."
"Kamu tahu?" Syahira menatap dalam Karina. "Banyak kesempatan yang tidak akan kembali pada dirimu. Bahkan, banyak yang sulit mencari kesempatan bagus, lho. Kamu harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik," rayu Syahira.
"Betul," sahut Ayyara. "Bahkan, ini mungkin kesempatan yang super-duper langka buatmu, lho."
Kedua saudari kembar ini kembali mendekatkan wajahnya menuju layar laptop. Membuat banyak kedipan dengan mata mereka yang juga turut memberikan binaran.Karina membuat pikirannya berkelana mencari jawaban yang akan ia berikan pada Ayyara dan Syahira. "Baiklah," pasrah Karina seraya menurunkan bibirnya. "Nanti akan kucoba, tapi kalau aku bisa membawanya, oleh-oleh yang lain nggak jadi, ya?"
"Eh!? Jangan gitu, kamu juga harus tetap beliin barang lain yang kami minta itu," tolak Syahira.
"Iya, nih. Kamu, kan sudah janji," imbuh Ayyara.
"Kalau gitu, aku juga nolak, nih. Kalian harus milih salah satu, dong." Karina membagi dua pastry di hadapannya. Mengambil salah satu bagian dan membawa menuju mulutnya.
"Gimana, nih? Jadi, gimana Ayyara?" tanya Syahira sembari menatap Ayyara yang sudah menjadi patung yang kebingungan setelah mendapati syarat Karina.
Mata Karina mengitari sekitaran tempatnya duduk menyantap pastry kafe ini. Hingga matanya kembali menangkap seseorang yang sama. Laki-laki yang waktu itu akan menghampirinya, kini kembali lagi ke kafe ini.
"Karina!" panggil Ayyara pada Karina yang menjelma menjadi sebuah patung beku.
"Ya?" sahut Karina.
"Kamu lagi liatin apa, sih?"
"Ng, nggak ada, kok. Jadi gimana?"
Tak ada sahutan lagi dari Ayyara. Ia kembali mendiskusikan apa yang harus mereka pilih bersama saudari kembarnya. Segelas americano secara tiba-tiba muncul di meja yang Karina tempati. Membuat dirinya bingung, lantas, Karina mengangkat sedikit wajahnya memeriksa seseorang yang berdiri di sebelah minuman tersebut.
"Anyeonghaseyo," sapa laki-laki dihadapan Karina setelah mendapati kedua mata mereka bertemu. Senyum juga turut ia naikkan.
"Hei! Karina? Kau kenapa?" panggil Syahira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Part Time Cafe'
Fiksi PenggemarDaripada penasaran, ayo langsung baca .... Sebagai seorang yang menyukai Negeri Ginseng, Karina pastinya juga ingin merasakan menapaki tempat tersebut. Beruntung bagi Karina, dirinya berhasil mengunjungi South Korea. Namun, kejadian selanjutnya...