Tokk! Tokk!
"Jeogiyo." Suaranya semakin jelas terdengar dari depan pintu.
Langkah Youngjae belum juga bisa mendekati pintu. Baiklah Lee Youngjae, kau itu laki-laki. Kau jangan takut. Setidaknya jika kau tertembak, kau meninggal dengan menjadi seorang pahlawan. Youngjae mengangkat kaki kanannya dan mulai melangkahkan kaki.
Namun, kini malah kembali terhenti hanya dengan satu langkah. Masih tersisa empat langkah untuk bisa menuju pintu tersebut.
"Andwae! Aku juga tidak ingin mati seperti ini."
"Jeogiyo," panggilnya lagi.
Kaja! Lee Youngjae, kau harus berani memeriksanya. Youngjae menelan ludah untuk terakhir kalinya dan melanjutkan membawa kakinya.
Akhirnya, Youngjae bisa juga berada di dekat pintu masuk itu dalam waktu 10 menit. Padahal biasanya hanya kurang dari satu menit untuk menuju kesana.
Tokk! Tokk!
Tangan Youngjae meraih gagang pintu di depannya dan mulai membukanya.
Guntur semakin gencar terdengar ditambah kilatan petir dan angin yang bertiup kencang.
Si pengetuk pintu tadi kini menaikkan bibirnya melihat gagang pintu yang mulai bergerak.
Cklekk!
Pintu terbuka dan memperlihatkan seseorang yang memegang payung di tangannya dan terlihat juga menggenggam sesuatu dengan jemarinya. Rambutnya basah menutupi wajahnya.
"HWAAAA!! NUGUYA!?" jerit Youngjae tersentak kaget hingga membuat tubuhnya terjatuh.
@@@
"Syukurlah kalian berdua tidak bertemu dengannya," lega Jinwoo di depan Joonwoo dan Youngwoo.
"Kau benar Hyung, nyaris saja," sahut Joonwoo.
Mobil van yang membawa Joonwoo, Youngwoo, dan Jinwoo menembus derasnya hujan di kota Seoul. Pak Nam fokus mengemudi di kursi kemudi dengan Jinwoo berada di kursi sebelahnya. Sedangkan Youngwoo dan Joonwoo berada pada kursi di belakang mereka berdua, tepatnya kursi tengah.
Dengan baju yang sedikit basah di bagian atasnya, Youngwoo mencoba mengeringkannya dengan handuk dari Jinwoo. Begitupun Joonwoo yang menggosokkan rambutnya dengan handuk.
"Sebenarnya siapa perempuan tadi? Rasanya aku tidak mengenal orang itu," cetus Youngwoo bingung.
"Hyung!" Joonwoo mencoba menyadarkan Youngwoo. "Apa kau tak mengingatnya?"
"Mengingat apa?"
"Itu perempuan yang sama waktu kita di Busan."
"Busan? Memangnya ada apa disana?"
"ASTAGA!! YOUNGWOO HYUNG!! Ternyata kau memang sudah tidak mengingatnya. Kalau aku masih mengingat jelas peristiwa itu."
"Maksudmu perempuan di fanmeet Busan itu?" tanya Jinwoo yang ikut bergabung dalam pembicaraan karena penasaran.
"Maja, Maja," ungkap Joonwoo. "Aku ingat jelas waktu perempuan itu ...."
"Sudahlah, aku sudah tidak penasaran lagi," potong Youngwoo, lalu memilih menutup matanya sembari menyandarkan tubuh pada kursi.
"Hm? Araseo ... Ternyata kau masih tidak ingin mengingatnya." Joonwoo menurunkan semangatnya dan menutup mulut terdiam.
Youngwoo tidak ingin mendengar cerita Joonwoo tentang peristiwa tersebut. Semakin membuatnya teringat pada satu hal.
![](https://img.wattpad.com/cover/267751439-288-k585971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Time Cafe'
Fiksi PenggemarDaripada penasaran, ayo langsung baca .... Sebagai seorang yang menyukai Negeri Ginseng, Karina pastinya juga ingin merasakan menapaki tempat tersebut. Beruntung bagi Karina, dirinya berhasil mengunjungi South Korea. Namun, kejadian selanjutnya...