PART VI

239 48 0
                                        

    "Bukan apa-apa," sahut Youngjae tanpa memalingkan wajahnya menjawab Karina.

    Bu Kim tertawa kecil melihat kelakuan Youngjae barusan. "Kalian berdua kakak beradik, tapi tingkah kalian tidak mirip sama sekali," beber Bu Kim.

    "Jadi, apa yang Anda ingin tanyakan?" Youngwoo kembali menanyakan alasan Bu Kim meminta dirinya tetap di sini.

    Bu Kim memindahkan pandangan menatap Karina sebentar, lalu kembali menatap Youngwoo. "Youngwoo−ya, apa benar dia ini ..." Bu Kim menatap lagi Karina. "bukan pacarmu?"

    "Seratus persen BU-KAN," sela Youngjae seraya menyilangkan tangannya. "Benar, kan Hyung?" Youngjae menatap kakaknya.

    "Bukan," papar Youngwoo. "Dia baru pertama kali kutemui."

    "Tapi, Youngwoo-ya." Bu Kim menyatukan kedua telapak tangan di hadapannya. "Kau itu biasanya menjauhi para gadis yang mendekatimu. Kenapa kau malah membawanya ke sini?"

    "Benar juga, hyung. Kenapa kau malah membawa perempuan aneh ini, bahkan kau menggendongnya." Youngjae juga ikut penasaran karena pertanyaan Bu Kim.

    "Apa!? Kau juga menggendongnya?" kaget Bu Kim.

    Youngjae memberikan anggukan pada Bu Kim. Sedangkan Youngwoo masih bingung menjawab pertanyaan barusan.

    "Itu ..." Youngwoo angkat bicara. "karena ..."

    "Kim uisanim, ini obat yang Anda minta," potong Soeyoung menghentikan kalimat yang akan dirangkai Youngwoo.

    "Hm, Ne," sahut Bu Kim. Lalu, mengambil obat yang diberikan Soeyoung tersebut. "Gamsahaeyo."

    Itu karena ada hal yang berbeda dengannya. Youngwoo menatap Karina yang mendengarkan percakapan Bu Kim dengan Soeyoung.

    "Karina-ssi," panggil Bu Kim.

    "Ye?" Karina mendekatkan kursinya ke depan.

    "Kau jangan lupa minum obatnya dengan teratur, ya," pesan Bu Kim sembari memberikan obat berbentuk kapsul pada Karina.

    "Baiklah, aku mengerti." Karina mengambil obat tersebut lalu menundukkan sedikit kepala. "Gamsahamnida."

    Bu Kim mengembangkan senyum menatap Karina, "Karina-ssi, kau pacarnya Youngwoo, kan?" Bu Kim masih tak percaya dengan ucapan Youngwoo.

    "Anieyo," sanggah Karina seraya menggelengkan kepala. "Kami baru bertemu hari ini."

    "Ah~ Baiklah kalau begitu."

    "Kim uisanim ..." Karina ragu mengucapkannya. "A─ apa aku bisa pergi sekarang?" tanya Karina takut.

    "Eh? Tidak masalah, kau bisa pergi sekarang."

    Karina beranjak dari kursinya dan membalikkan badan menuju pintu keluar.

    "Hati-hati di jalan, belakangan ini banyak pencompetan," pesan Bu Kim.

    Karina terhenti dan berbalik menatap Bu Kim. "Ne, gamsahamnida Kim uisanim." Karina menundukkan sedikit kepala, Lalu, tanpa sengaja mata Karina mengarah pada Youngwoo yang terdiam menatapnya. "Gamsahamnida Youngwoo-ssi," ucap Karina juga pada Youngwoo sembari mengukir senyumnya. "A, aku pergi dulu, ya?" pamit Karina lagi.

    Bu Kim turut merekahkan senyumnya pada Karina. "Silakan," sahut Bu Kim.

    Karina membuka pintu dan membawa langkahnya pergi meninggalkan tiga orang yang masih berada di sini. Setelah ini, rencananya Karina akan membeli barang yang dititipkan si saudari kembar itu.

    Bu Kim kembali memeriksa hasil pemeriksaan Karina tadi. Lalu, mengangkat wajahnya menatap Youngwoo yang tesenyum kecil tanpa sadar. "Ya! Youngwoo-ya, kenapa kau tersenyum seperti itu," ledek Bu Kim.

    "Bu, bukan apa-apa." Dengan cepat Youngwoo merubah ekspresinya. "Kalau begitu, kami berdua juga akan pergi dari sini," pamit Youngwoo.

    Bu Kim merekahkan senyumnya lalu berucap," Aku akan merestui kalian berdua." Senyum Bu Kim semakin merekah cerah.

    Youngwoo bangkit dari duduknya. "Youngjae-ya, sudah, kau berhenti bermain," larang Youngwoo.

    Sedari tadi Youngjae memilih melanjutkan game online yang dimainkannya daripada menyimak pembicaraan Bu Kim dengan Karina dan kakaknya tadi.

    "Ayolah, hyung! Kenapa kau mengajakku di saat yang tidak tepat, sih," kesal Youngjae tak mau beranjak dari tempatnya.

    Youngwoo menarik paksa lengan Youngjae yang jemarinya masih bergerak. "Kami pergi dulu, Kim uisanim," pamit Youngwoo pada Bu Kim.

    "Baiklah."

    "Tuh, kan, hyung!" Mendadak Youngwoo menaikkan nada suaranya yang kesal.

    "Youngjae-ya," panggil Bu Kim. Kemudian mengisyaratkan untuk segera berdiri menggunakan kepalanya sembari tersenyum.

    Youngjae mendongakkan kepalanya dan pasrah beranjak dari tempat duduknya karena permainannya kembali berakhir. "Kami pergi dulu," pamit Youngjae juga. "Terima kasih wifi-nya." Youngjae menyunggingkan senyum.

    "Ne ...  Sudah, sana kau pergi." Bu Kim melanjutkan memeriksa berkas yang terdapat di depannya.

    Sedangkan Youngwoo dan Youngjae kini siap membuka pintu. Tangan Youngwoo sudah berada di gagang pintu. Namun, belum bisa keluar sekarang karena Bu Kim belum selesai bertanya.

    "Oh, iya. Aku lupa menanyakan ini. Youngwoo-ya, apa ibumu sudah membaik?"

    Youngwoo terdiam di tempatnya saat ini tanpa memalingkan tubuh.

    "Hyung?" Youngjae dengan earphone kembali terpasang di kedua telinganya, menatap ragu Youngwoo.

@@@

    "Joonwoo-ssi," panggil Hyunji pada Joonwoo yang melamun di kursi. "Kau tidak sedang sakit, kan?"

    Seluruh pengambilan gambar telah berakhir lima menit yang lalu. Saat ini, Joonwoo masih memikirkan bagaimana kondisi Karina. Dirinya, tertunduk sendiri di sebuah bangku berwarna perak yang tak jauh dari pintu masuk studio pengambilan gambar tadi.

    "Hm?" Joonwoo mengangkat wajahnya, lalu mengarahkannya pada Hyunji. "Hyunji nuna? Aku tidak sakit, kok," terang Joonwoo lalu kembali tertunduk.

    Hyunji mendekati Joonwoo. Kemudian duduk di sebelahnya. "Apa ada yang kau pikirkan? Tadi juga selama shooting kau tidak fokus."

    "Tidak ada," bohong Joonwoo.

    "Sungguh tidak ada?"

    "I, iya."

    "Kau jangan bohong Joonwoo. Aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu. Biasanya kau tidak pernah seperti ini. Kecuali kau ..." Hyunji turut menurunkan kepala menatap Joonwoo. "Kau ada masalah, kan? Kau bisa menceritakannya padaku," saran Hyunji.

    "Se, sebenarnya," ragu Joonwoo mengatakannya.

    "Hyunji eonni!" Seseorang memanggil Hyunji dari ujung lorong dengan semangat sembari berlari kecil.

    Lantas Hyunji dan Joonwoo mengarahkan pandangan mereka pada orang itu. Seorang perempuan berambut panjang mengenakan blus rajut biru, rok mini denim dan sneakers terpasang di kedua kakinya.

.

.

.

Follow me: FeiZhan

Part Time Cafe'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang