PART XI

158 37 7
                                        

    Banyak lampu dari setiap sisi menyoroti satu orang yang sedang melakukan pemotretan di studio ini. Pakaian yang Yeri kenakan kali ini merupakan salah satu dari banyaknya yang mensponsori Yeri. Black shirt dress dengan square patterns. Ditambah belt di pinggang, black crossbody dan chelsea boots. Juga tatanan rambut long curl yang berpadu sempurna.

    "Baiklah, sekarang untuk foto yang terakhir, Yeri-ssi ganti posemu," pinta fotografer di depan Yeri dan mengubah setelan lensa kamera yang ia pegang.

    Tanpa menjawab, Yeri menaikkan satu ujung bibirnya dan mengganti posenya sebagai seorang yang profesional.

    Selain sebagai penyanyi, dunia permodelan juga dimasuki oleh Kang Yeri. Apalagi banyak yang mengantri pakaiannya bisa dikenakan oleh Yeri dulu agar bisa menarik perhatian banyak pembeli.

    Ckrekk!

    "Okay! Sudah selesai. Seperti biasa, Yeri-ssi. Kau bekerja seperti profesional," puji fotografer yang barusan memotret Yeri sembari mengulurkan tangan untuk memberi salaman.

    Yeri menatap singkat tangan fotografer ini, kemudian mengangkat satu alisnya. "Gomawoyo," balas Yeri sembari berlalu tanpa menanggapi tangan fotografer tersebut.

    "Ahh ..." Fotografer tersebut merasa malu dan segera menjauhi tempatnya tadi berdiri dan menuju layar komputer yang menampilkan hasil foto yang diambilnya.

    "Heh!" dengus Yeri. "Bukan seperti lagi, aku memang sudah profesional." Yeri menyunggingkan senyum, kemudian menduduki kursi yang sudah di sediakan untuknya. "Ha Eun-a, dimana ponselku?" pinta Yeri pada Jung Ha Eun─ asisten yang biasa membantunya.

    "Ini ponselnya," serah Ha Eun memberikan ponsel dengan warna gold pada Yeri. "Itu ... Tadi selama pemotretan banyak pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal."

    "Apa kau bilang?" Yeri segera memeriksa ponsel yang diberikan Ha Eun.

    Memang benar, ada puluhan. Berkisar 60 pesan dikirimkan ke nomor Yeri. Isi pesannya semua berisi hal yang sama seperti sebelum Yeri mengganti nomor, bahkan pengirimnya menggunakan nomor yang sama.

    010-843-8** 

64 new message.

    Kalau kau belum bisa membawanya kembali, kau akan ....


    Tanpa membuka isi pesan tersebut Yeri segera menekan opsi delete. "Sialan, orang ini lagi. Ha Eun-a kau sudah mengganti nomorku, kan?" Yeri menatap marah Ha Eun.

    "Sudah." Ha Eun mengangguk. "Apa nomor yang sama lagi?" tanya Ha Eun.

    "Kau ganti lagi nomorku dengan yang baru." Yeri menyerahkan ponselnya dengan satu tangan lalu mendekatkan sedotan jus yang diberikan Ha Eun sebelumnya.

    Tangan Ha Eun meraih ponsel milik Yeri. "Tapi ... Apa kamu yakin? Bagaimana dengan─"

    "Aku bilang ganti sekarang!" potong Yeri menatap Ha Eun. "Selain itu kau urusi saja sisanya. Jangan sampai nomor itu berhasil mengirimiku pesan itu lagi. Kau ingat itu, awas saja kalau dirinya berhasil lagi mengirimi pesan."

    "Ba, baiklah. Akan kuusahakan," pasrah Ha Eun.

    Seorang pria dengan setelan wood coat  memasuki studio pemotretan yang baru saja berakhir ini. Matanya meneliti sekitaran untuk mencari seseorang dan menghampiri salah satu kru berpakaian hitam─ seorang laki-laki bagian dari tim pencahayaan.

Part Time Cafe'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang