2. Awal Yang Sesungguhnya.

703 109 109
                                    

Gk ada cuap cuap manis di sini, karna author nya udh cukup manis:)

~🌸~


Happy Reading><

"Cle! Lo tau nggak cerita yang semalem gue baca? Beuh ... visualnya cakep banget!"

"Nggak nanya! Lo nggak bisa diem apa? Kita di liatin sama anak-anak lain Asteri!"

Mereka sekarang sedang berjalan di koridor menuju kelas setelah Asteri menghabiskan makanannya. Dan saat di koridor Asteri tak pernah bisa diam berceloteh tentang para Visual lelaki tampan yang yang terdapat pada novel yang ia baca. Huh, sungguh melelahkan bukan.

"Ish, Cle. Gue serius tauk! Mungkin kalo lo liat mereka, lo juga bakal terpesona," ucap Asteri dengan berbinar dan mulai membayangkan kehidupannya jika menjadi tokoh utama yang di perebutkan para lelaki tampan. Akh! Siapa sih yang tak ingin menjadi sang heroin?

Melihat sahabatnya yang mulai menggali dunia imajinasinya, Cleo pun menghela nafas gusar. Sungguh, gadis di sampingnya ini bisa di katakan gila.

"As, lo nggak bisa berhenti berhalusinasi apa? Dan lo nggak bisa berhenti buat nyari-nyari cowok tampan? Di sini udah banyak cowok tampan yang nembak lo, Asteri. Tapi lo malah nolak mereka semua. Mau lo apa sih? Ha?" Cleo sangat geram dengan sahabat satu satunya ini. Bagaimana tidak, dia tergila-gila dengan para lelaki tampan tetapi di saat lelaki tampan ingin menjadikan nya kekasih, ia malah menolak. Entah apa yang di pikirkan gadis bodoh di samping nya ini.

"Gini ya Cle, gue emang suka ama cowok tampan. Dan lo tau gue pengen nerima mereka jadi kekasih gue. Tapi kendalanya cuma satu Cle, Ccma satu," ujarnya heboh sambil mengacungkan jari telunjuk dan menatapnya dengan tajam. Memang gila gadis yang satu ini.

"Apa emangnya?"

"Ya lo bayangin aja nih, ya. Kalo gue nerima salah satu dari mereka, terus nanti ada cowok yang lebih cakep nembak gue, terus gue terima, terus-terus, nanti gimana perasaan mereka Cle? GIMANA?!" pekik Asteri sambil menghadang Cleo dan menatap tajam.

"Kan kasian mereka yang cakep-cakep nanti hatinya gue potekin. Mana tega dedek," ujar Asteri mendramatisir dengan menghapus air mata palsunya, memang gadis yang satu ini ratu per-alayan.

"Dahlah, serah lo. Ngomong sama lo tuh bikin kepala gue puyeng tau nggak!" dengan kesal Cleo meninggalkan Asteri yang masih sesenggukan seolah dia sedang menangis pilu.

"Gila!"

"Dedek Asteri kudu gimana tuhan? Kan kasian si tetampan kalo Asteri tolak, kalo gak Asteri tolak juga sayang ...."

***

Saat ini adalah saat saat yang di dambakan para murid sekolah termasuk kalian semua tentunya. Tekarang Asteri dan Cleo menuju tempat parkir karna sekarang sudah waktunya pulang dan waktunya Asteri melanjutkan berimajinasi tentang dunia anehnya.

"Cle, gue nebeng lo, ya. Soalnya tadi gue naik Grab yang lewat depan rumah. Kalau gue pesen Taxi hemat uang. Hehe," cengir Asteri. Sudah ku bilang bukan bahwa gadis ini penghemat tingkat dewi.

"Tapi tunggu supir gue jemput, ya. Soalnya gue tadi di anterin," jawab Cleo sambil mengirim pesan pada supir pribadi di keluarganya. Asteri memang sering nebeng dengan Cleo apalagi di saat Asteri lagi malas menggunakan mobilnya. Terkadang Cleo bingung dengan Asteri yang hyper-aktif tetapi di rumah kerjaannya hanya rebahan. Sungguh gadis yang aneh.

"Cle, anterin gue ke sana dong. Gue mau beli cilok, kayaknya enak tuh," tunjuknya di seberang jalan.

"Nyebrang sendiri lah, mager nih,"

"Anjirrrrr Cleeeee ... cogan Cle, COGAN!" pekiknya girang saat melihat murid SMA sebelah yang bisa di bilang cukup tampan.

Ah, Asteri memang gadis ajaib.

Tanpa menunggu jawaban Cleo, Asteri segera berlari menyebrang tanpa melihat kiri kanan. Hingga ia tak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang melintas sehingga membuat Asteri terserempet dan terjatuh dengan kepala yang membentur trotoar.

"Asteri!"

Cleo tertegun dengan kejadian di depan nya. Kejadian itu sungguh cepat sehingga dia tak menyadari apapun kecuali saat Asteri terpental dan badannya membentur trotoar. Lama melamun akhirnya Cleo tersadar karna teriakan para murid yang ingin pulang. Melihat itu, Cleo segera berlari menuju Asteri yang masih tergeletak dengan darah di dahinya.

"As, bangun As, bangun! Woi As elah. Mangkanya jangan cowok aja yang lo lihat. Gini nih. Lo jangan mati dulu lah, As. Kan kagak elite kalo lo mati gara-gara mau nemuin cogan!" marah nya yang lebih ke khawatir.

Mungkin jika Asteri masih sadar, dia akan menyesal karna telah menyebut Cleo sahabat terbaik. Lihatlah bukannya membawa Asteri menuju rumah sakit, Cleo malah memarahi Asteri habis habisan. Sahabat macam apa ini?

"Udah woi Cle! Mending lo bawa Asteri ke rumah sakit. Dari pada lo marahin kayak gitu nggak bakal buat Asteri sadar."

Mendengar ucapan salah satu temannya, Cleo segera menyuruh supir yang sudah datang beberapa menit yang lalu untuk membantu membawa Asteri menuju rumah sakit.

***

Saat ini Cleo sedang mondar-mandir di depan ruang rawat Asteri. Sudah setengah jam tetapi dokter belum juga keluar, itu membuat Cleo semakin gelisah.

"Haish. Lo buat orang khawatir aja sih As," gusarnya sambil menggigit kukunya, mungkin Cleo sedang kelaparan karna terlalu khawatir.

Tak lama keluar lah dokter muda yang cukup ... errr tampan tentunya. Dengan wajah tegas dan ... oke lebih baik kita fokus pada gadis ajaib itu dulu, sebelum membahas si dokter.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Cleo pada dokter muda yang tampan itu, kata tampan seperti nya tak akan pernah hilang di setiap bab.

"Teman anda tidak apa-apa. Hanya mengalami benturan yang lumayan keras sehingga menyebabkan ia tak sadar dan ada beberapa luka yang harus di jahit," jawab dokter itu dengan senyum manisnya.

"Lalu kapan teman saya sadar dok?"

"Teman anda sudah sadar, dan sekarang anda sudah dapat menemuinya. Saya permisi," jawab dokter muda itu dan berlalu meninggalkan Cleo yang segera masuk ke ruang rawat Asteri.

"Huwaaaa Cleoooo," pekik Asteri saat melihat Cleo memasuki ruang rawatnya.

Pletak!

"Shhh, lo kenapa sih Cle? Masuk-masuk bukannya nanya kabar malah dahi gue di jitak," rajuknya sambil mengusap dahinya yang memerah itu. Persis seperti orang india yang memakai sindur, hihi.

"Ya lo sih! Liat cogan aja kayak liat uang satu triliun. Nanti lagi lo kalo ketemu ama cogan, sekalian di rel kereta aja biar langsung koid!" marah Cleo sambil menatap tajam Asteri yang sedang cemberut. Lagipula sahabat mana yang tak marah melihat tingkah sahabat nya yang seperti Asteri?

"Kejam banget."

"Bodo amat!"

"Dahlah kalo gitu, gue mau bocan. Siapa tau nanti di mimpi ketemu sama cogan. Mwehehe," ucapnya mulai melantur.

"Mimpi aja sono! Sekalian nggak usah balik, mimpi yang lama!" geram Cleo melihat sifat sahabatnya yang tak berubah meski sudah terkena imbas dari kelakuan buruknya.

"Jahat," gumamnya lalu mulai terlelap dan beralih di alam mimpi.

TBC

Seperti biasa, vote and comen jangan lupa ya bro. and comen juga di setiap paragraf.

Long A dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang