41. Kehancuran Galaxias

114 17 0
                                    

Vote end komennya jan lupa yah!!!
___
__
_

Ini hanyalah tentang sebuah perjalanan, jangan selalu terpaku pada endingnya, tapi cobalah untuk menikmati prosesnya:)

'Asteri Thea'

...
..
.


"Yang Mulia! Pangeran mahkota pergi meninggalkan kerajaan Horlex, keadaan semakin tidak Terkendalikan karna para Demon dengan brutal menyerang para pasukan kita tanpa celah!"  Teriak salah seorang kepercayaan Megalos yang bertugas memantau keadaan di  bagian utara kerajaan Horlex

"Begitu yah..." Dengan tetap tenang Megalos menatap seseorang itu dengan pandangan yang sulit di artikan, Lalu.

"Yang Mulia! Para werewolf telah menyerang kerajaan kita, seluruh rakyat kalang kabut menghindari auman para serigala itu!" Lagi, seseorang kembali masuk ke ruang singgasana sambil berteriak.

"Kerahkan semua pasukan yang sudah aku siapkan! Dan jangan lupa untuk mengevakuasi para rakyat!" Tegas Megalos dengan sekali tarikan nafas.

"Lalu bagaimana dengan Kerajaan Horlex Yang Mulia?"

"Early dan Efkalia akan mengurus itu, dan Kau! Cepat bantu menghalau para Serigala sialan itu agar tidak semakin memporak-porandakan kerajaan!" Jawab Megalos dengan mata yang mulai berubah menjadi merah, tanpa banyak kata seseorang itupun segera pergi untuk melaksanakan tugasnya

Menghela nafas gusar, Megalos memejamkan matanya "Cinta memang sebuah rasa yang dapat menciptakan kebahagiaan, namun tak ayal rasa itu juga bisa menciptakan sebuah kehancuran"

"Zoferus sialan memang!"

***

"Mohon ampun yang Mulia Raja, para bangsa Demon semakin tak terkendali! Ratusan pasukan Fairy telah lenyap di tangan mereka"

"Bagaimana bisa?! Bukankah Pangeran Zoferus ada di sana? Seharusnya dia bisa mencegah kehancuran ini!" Murka Raja Fairy

"Mohon ampun yang Mulia Raja, beberapa waktu yang lalu Pangeran Zoferus meninggalkan medan perang karna salah satu sahabatnya di culik oleh bangsa Vampir." Jelas orang itu sambil bergetar menahan rasa takut

"Pangeran sialan! Bisa-bisanya dia lebih mementingkan gadis manusia seperti dia, di banding tugasnya sebagai seorang Pangeran" Desis sang raja sambil Menggeretakan giginya, Raja memang sudah tau fakta tentang Asteri karna rumor itu sudah tersebar di kalangan bangsawan, ntah siapa yang menyebernya.

"Mohon ampun yang Mulia Raja, Raja Megalos telah mengirimkan Tuan Putri Efkalia dengan sahabatnya Early untuk membantu pasukan kita, " Jelas orang itu mencoba menenangkan sang Raja

"Cih! Aku tidak peduli! Rubah licik itu memang tidak bisa di percaya, percuma saja aku mengorbankan rakyatku demi kesejahteraan kerajaan mereka!" Bukannya tenang, sang Raja semakin meradang ketika mengingat masa lalunya.

"Tenanglah yang mulia, aku mendengar para Werewolf juga ikut menyerang kerajaan Avexia, bukankah itu sudah cukup adil?" Ucap Xio.Ai yang tiba-tiba sudah berada di dalam ruangan itu.

"Apa katamu?! Werewolf ikut menyerang?" Kaget sang Raja, sekarang otaknya benar-benar kembali pada masa kehancuran Galaxias beberapa tahun yang Lalu, tidak mungkin kesalahan fatal itu terulang lagi bukan?

"Kau benar yang mulia, kehancuran kedua Dunia ini akan segera terlaksana, silahkan. Silahkan menyesal sepuas mungkin karna telah mengorbankan rakyatmu! Penderitaan ku selama ini akan terbalaskan." Batin Xio.Ai bersorak.

***

"

Dasar Kakak sialan! Bisa-bisanya dia pergi begitu saja meninggalkan kericuhan disini! Tidakah dia mempunyai belas kasian kepada-Ku sedikit saja?!" Oceh Efkali dengan tangan yang sibuk menyakar para demon di hadapannya, mengapa tidak menggunakan pedang? Itu berat, Lagipula Efkalia pernah berkata...

"Bertarung dengan pedang itu merepotkan! Apalagi benda itu panjang dan berat, uh aku tak kan bisa bergerak dengan leluasa jika memakainya, lagipun kalian jangan meremehkan wanita dengan kuku panjangnya ini! Kuku ini bisa menembus jantung kalian dengan sekali tusukan!" Sadis memang.

"Sudahlah Tuan Putri, lebih baik anda fokus pada Demon di depan anda. Salah langkah nyawa kita taruhannya," Tutur Early dengan helaan nafas yang sangat kentara.

Suasana kali ini sangat mencekam, darah sudah berceceran dimana-mana, mayat pun sudah banyak yang menyatu dengan tanah. Suara dentingan pedang dan jeritan para makhluk seolah menjadi musik pengantar tidur di malam yang semu itu. seolah mendukung langit berubah menjadi warna merah, bulan mulai tak berani menunjukan dirinya, hingga para bintang enggan bertaburan di sekitarnya. Namun semua itu tak menampik sinar terang yang seolah menyorot mereka hingga memperjelas acara pertempuran itu.

Bukan hanya hari ini. Benar, kejadian ini sudah pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, namun siapa sangka kejadian ini akan kembali terulang. Dahulu satu Dunia sudah terkorbankan hanya demi perang ini, mereka semua hanya berharap agar hal itu tak ikut terulang.

Yah, hanya sekedar berharap...

Kembali ke Kerajaan Avexia, diamana Raja Megalos sedang beradu Argumen dengan sang Ratu.

"Apa Kau yakin Ratu?" Tanya Megalos tak yakin.

"Percayalah Raja, ini yang terbaik. Aku yakin Zoferus akan sejutu dengan saranku ini, lagipula Zoferus tak mungkin tega membiarkan gadisnya mati di tangan orang lain bukan? Apalagi dengan resiko yang sebesar itu." Jawab Eftychia mencoba meyakinkan

"Lalu, apa Kau yakin Putra kita akan baik baik saja setelahnya? Lalu apakah dia tidak bisa kembali kesini? Apakah dia memang tidak bisa bertahan sepertimu?" Tanya Megalos secara beruntun, jujur dia tak sanggup melihat sang Putra menderita nantinya.

Mendengar pertanyaan dari Megalos, Eftychia hanya bisa menghela nafas lelah "Dia berbeda Raja, dia berbeda denganku. Mungkin kita memang sama, tapi perbedaan di antara kami sangatlah lebih mendominan, aku sangat menjamin bahwa dia tidak akan bisa kembali." Jelas Eftychia sambil menatap langit kemerahan seolah ingin menerawang kejadia di masa depan.

"Kehancuran sudah tepat berada di depan mata kita Raja, menghindar pun tak ada guna. Para makhluk itu sudah pasti mengincar dia, ini karna kesalahanku di masa lampau. Dan ini karna keegoisan kita juga bukan? Sekarang banyak orang yang menyelimuti kita dengan perasaan Dendam yang amat pekat." Pasrah, lelah, menyerah, putus asa. Hanya itu! Hanya itu yang bisa Eftychia lakukan, benar! Semua ini adalah karna kesalahan dan keegoisan yang dia lakukan di masa lalu.

Melihat kondisi sang Istri yang terlihat sangat frustasi membuat Megalos tak tega, dengan segera dia menarik Eftychia ke pelukannya, memeluk dengan erat seolah takut kehilangan.

"Semua akan baik baik saja sayang, tenanglah," Bisik lembut Megalos, Eftychia yang mendengar itu hanya bisa menggeleng pelan dalam pelukan Megalos, dia tau jelas bahwa semua ini tidak akan berjalan baik baik saja.

Tidak akan!

###

Yooo guysss!
Story Asteri back nichh!
Jan lupa tinggalin jejak!

Long A dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang