Reyga - 11. Lemah

4.7K 419 4
                                    

5 tahun kemudian

Reyga sudah duduk dibangku kelas 2 SMP. Dia tumbuh menjadi laki-laki yang tampan. Kehidupannya masih sama seperti dulu, hanya ada kehampaan, kesendirian, dan kesedihan. Tidak ada yang berubah.

Bruk!

Tiba-tiba ada buku yang dilempar di mejanya, dan Reyga hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

"Kerjain tugas gue!" bentak laki-laki yang melempar buku tersebut.

"Iya," jawab Reyga.

"Inget, jangan sampai ada yang salah satu pun!"

"In Syaa Allah," jawab Reyga kepada laki-laki yang bernama Leo itu

Leo kemudian beranjak pergi, Reyga membuka buku itu kemudian mulai mengerjakannya.

Beginilah kehidupan Reyga satu setengah tahun ini, menjadi orang suruhan Leo seperti babu. Jika dia tidak menuruti apa perkataan Leo, dia pasti akan dihajar dan di bully habis-habisan oleh Leo dkk.

Hingga ketika jam istirahat berbunyi, Reyga berjalan menuju ke kantin. Dia bekerja disana agar mendapat upah, hitung-hitung bisa meringankan beban mamanya. Namun, ditengah jalan dia dihadang oleh Leo.

"HEH, ANAK HARAM!" teriak Leo.

Reyga menutup matanya, tangannya pun ikut mengepal. Bertahun-tahun dirinya mendapatkan bully-an hanya karena berita bahwa dirinya adalah anak haram yang tak mempunyai papa.

"Apalagi?" tanya Reyga, dingin.

"Gimana tugas gue?" tanya Leo sambil bersedekap dada.

Reyga menatap Leo datar. "Besok," jawabnya.

"Gue maunya hari ini selesai, tolol!?" maki Leo.

Reyga menghela nafas. "Tugas lo banyak banget."

"Gue nggak peduli, pokoknya lo harus selesaiin hari ini juga."

"Lo---"

"Apa lo?! Ngelawan?! HAH?!" bentak Leo.

"Ya lo mikirlah, mana mungkin gue bisa nyelesaiin semua itu hari ini?!" pekik Reyga karena dia sudah kelewat kesal.

"UDAH BERANI SAMA GUE LO SEKARANG, HAH?!" Leo menendang perut Reyga hingga anak itu mundur kebelakang beberapa langkah.

"LO ITU HARUS NURUT SAMA GUE, ANAK HARAM!?" Leo terus memukul Reyga membabi buta, namun Reyga tak berani membalasnya karena Leo merupakan anak dari kepala sekolah. Dia selalu diancam dikeluarkan dari sekolah jika tidak menuruti apa perkataan Leo.

"Lo punya otak, kan? Bisa mikir nggak?!" balas Reyga.

"Lo itu anak haram, nggak usah banyak bacot!? Nggak pantes lo sekolah disini, makanya lo jadi babu aja!?" sinis Leo.

"Gue nggak mau tau, ya, pokoknya tugas gue hari ini harus selesai. Kalau engga, siap-siap aja lo dapet balasannya," ancam Leo.

Leo kemudian beranjak pergi meninggalkan Reyga. Menepuk bajunya yang kotor karena jejak sepatu Leo, Reyga kemudian menghela nafasnya kasar. Sampai kapan dia diperlakukan seperti ini? Andai saja dia punya keberanian untuk melawan, pasti dia sudah terbebas dari Leo. Tapi, jika dia melawan, apakah dia masih bisa bersekolah disini?

"Arrggghh, dasar lemah!" ujar Reyga yang ditujukan untuk dirinya sendiri.

Dia menonjok tembok berulang kali untuk melampiaskan segala emosi yang terpendam dalam dirinya. "Gue nggak berguna!?"

Setelah puas melampiaskan emosinya, Reyga kemudian beranjak menuju ke kantin.

|—•REYGA•—|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang