Reyga - 17. Bingung

4.2K 356 1
                                    

Hari ini Reyga kembali bersekolah. Setelah sampai di sekolah, dia menerima berbagai hinaan dan pandangan tidak bersahabat dari murid-murid. Namun, Reyga tak menghiraukannya.

Reyga duduk dibangkunya. Leo yang melihat kehadiran Reyga menjadi geram. Teringat kembali ketika dia dihabisi oleh Reyga waktu itu.

"Sialan," desis Leo sembari menatap Reyga tajam.

Hendry menepuk pundak Leo. "Gimana, Bos?"

Leo tersenyum miring. "Sesuai rencana kita sebelumnya."

Firgo terkekeh. "Let's play the game!"

Pandangan Reyga bertubrukan dengan Leo, Reyga curiga melihat Leo yang tersenyum miring kepadanya. Namun, dia memilih untuk tidak memikirkannya. Beberapa menit kemudian pelajaran pun dimulai.

Ketika jam istirahat, Reyga berada di ruang guru. Tadi teman sekelasnya ada yang memberitahunya jika dia dipanggil oleh Bu Riska, wali kelasnya.

"Ada apa, ya, Bu?" tanya Reyga.

Bu Riska menyopot kacamatanya, kemudian dia taruh diatas meja. "Jadi begini, Rey, kamu sama sekali belum membayar uang seragam olahraga sama uang buku LKS, kapan kamu akan membayarnya?"

"Tolong beri saya waktu satu bulan lagi, Bu," pinta Reyga.

"Dua minggu lagi sudah ulangan akhir semester, Rey." Bu Riska menghela nafas, "jika kamu belum bisa melunasinya, terpaksa kamu tidak bisa mengikuti ulangan itu, Rey."

Reyga menjilat bibirnya yang terasa kering itu, dia memejamkan matanya sejenak, kemudian menatap Bu Riska. "In syaa Allah, saya akan segera melunasinya, Bu."

Bu Riska mengangguk. "Baiklah, Rey, sangat disayangkan jika anak sepintar kamu tidak bisa mengikuti ulangan."

"Totalnya berapa, ya, Bu?" tanya Reyga.

Bu Riska memberikan selembar kertas kepada Reyga. "Ini, Rey."

Reyga membaca kertas tersebut, dia kemudian meneguk ludahnya susah payah ketika melihat berapa biaya yang harus dia bayar. "Satu juta rupiah," gumamnya.

"Ini boleh dicicil, kan, Bu?"

Bu Riska mengangguk. "Boleh, Rey, asal tidak kelewat dari tanggal yang sudah ditentukan, atau kamu tidak akan bisa mengikuti ulangan."

"Baiklah, Bu."

"Sekarang kembalilah ke kelas, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi," ujar Bu Riska.

Reyga mengangguk. "Assalamualaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam," jawab Bu Riska.

Kemudian Reyga pun berjalan kembali ke kelasnya. Diperjalanan dia bergelut dengan pikirannya. Rasanya sangat pusing memikirkannya.

"Gimana cara gue dapetin uang sebanyak itu dalam waktu dua minggu?" gumamnya bertanya-tanya. "Kalau gue minta mama, kasian mama."

Reyga menghela nafas, kemudian dia meremas rambutnya. "Arghhh, hamba harus gimana lagi ya Allah?"

Reyga kemudian berjalan masuk menuju ke kelasnya. Ketika sampai dikelas, dia menghentikan langkahnya ketika dia melihat ada yang tidak beres dengan tas-nya.

"Perasaan tadi tas gue ada di kursi, kenapa sekarang bisa ada diatas meja," gumamnya bingung.

Reyga tak terlalu memikirkannya, dia kemudian menaruh tas-nya ke kursi, lalu duduk dibangkunya.

|•REYGA•|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang