Reyga - 18. Maling?

3.9K 347 2
                                    

Kelas 8A yang tak lain adalah kelas Reyga, digegerkan dengan kabar hilangnya uang kas. Semua bingung, bahkan Bu Riska datang untuk menenangkan si bendahara yang sudah menangis itu.

"Udah jangan nangis, nanti kita cari tau siapa pelakunya," ucap Bu Riska sembari mengusap pundak Nisa, bendahara.

"Berapa nominal uang yang diambil?" tanya Bu Riska.

"Satu juta, Bu," jawab Putri.

"REY YANG NGAMBIL UANGNYA, BU!"

Semua terbelalak kaget mendengar teriakan Wahyu si murid yang terkenal cupu dan pendiam itu. Terlebih lagi Reyga yang semula duduk menjadi berdiri sambil menatap Wahyu tajam.

"Apa maksud lo, Yu?" desis Reyga tak terima jika dia dituduh.

"S-saya tadi liat, dia nggeledah tas-nya Nisa, Bu," ujar Wahyu.

"Benar itu, Rey?" tanya Bu Riska.

Reyga menggeleng cepat. "Nggak, Bu. Saya nggak ngambil uangnya."

Melihat itu, Leo tersenyum miring. Dia kemudian bangkit dari duduknya. "Halah, maling mana ada yang mau ngaku, Bu. Nanti penjara penuh, dong."

Reyga menatap Leo tajam. "Diem lo!"

"Geledah aja tas-nya, Bu," sahut Firgo.

"Ya, silahkan geledah tas saya, Bu!" ucap Reyga percaya diri, karena dia tak merasa mengambil uang kas itu.

Bu Riska menghampiri bangku Reyga, para murid kelas 8A pun mengelilingi bangku Reyga. Lalu, Bu Riska mulai membuka tas Reyga.

Hingga pada akhirnya, amplop warna coklat yang ditemukan di tas Reyga membuat semua bersorak kepada anak itu.

"HUU, DASAR MALING!"

"NGGAK HABIS PIKIR GUE."

"KALAU NGGAK PUNYA UANG GA GINI CARANYA!"

"ANAK HARAM!"

"MALING!"

Bu Riska yang geram dengan teriakan itu pun memukul meja dengan lumayan keras hingga semuanya terdiam. "DIAM SEMUANYA!"

Reyga syok ditempatnya, padahal dia tak melakukan hal keji seperti itu. Siapa yang tega berbuat seperti ini kepadanya? Ini fitnah.

"Saya beneran nggak ngambil uang itu, Bu," ucap Reyga membela diri.

"HALAH, NGAKU AJA LO! LO LAGI BUTUH DUIT BUAT BAYAR SEKOLAH, 'KAN? MAKANYA LO MALING!" teriak Leo, yang diangguki kedua sahabatnya.

Bu Riska sedikit tidak percaya, namun bukti ada di tas Reyga. Apalagi uang ini hilang ketika Reyga baru saja dia suruh untuk membayar seragam tadi waktu jam istirahat.

"Rey, ke ruang BK sekarang!" tegas Bu Riska.

"Bu, tapi——"

"Jelaskan saja disana nanti," ucap Bu Riska kemudian dia keluar dari kelas 8A.

Reyga menghela nafas pasrah, dia kemudian mengikuti Bu Riska dari belakang. Leo dkk tersenyum puas melihatnya.

Sesampainya di ruang BK, Reyga duduk didepan Bu Alfi dan Bu Riska.

"Benar kamu yang mengambil uang itu, Rey?" tanya Bu Alfi, guru BK.

Reyga menggeleng. "Bukan saya, Bu," lirihnya.

"Tapi buktinya uang itu ada di tas kamu, Rey." Bu Alfi juga tidak menyangka Reyga akan melakukan hal itu.

"Saya memang butuh uang, Bu. Tapi, saya nggak mungkin melakukan hal sekeji itu," tegas Reyga.

Bu Alfi menghela nafas. "Kamu bisa terancam di drop out, atas tindakan yang telah kamu lakukan, Rey."

Reyga memejamkan matanya sejenak, kemudian dia menatap Bu Alfi dengan tatapan lelahnya. "Saya rela di DO, Bu. Saya tidak takut, karena memang bukan saya pelakunya."

"Tidak ada yang boleh mengeluarkan Reyga dari sekolah ini!"

Reyga menoleh ke belakang, disana sudah ada Arga. Dia tersenyum tipis.

"Pak Arga, silahkan duduk, Pak!" ucap Bu Alfi.

Arga pun duduk di samping kursi Reyga. "Berapa uang yang hilang tadi? Biar saya ganti tiga kali lipat."

"Pak, ini bukan masalah nominalnya. Tapi, ini masalah perbuatan Rey yang salah itu, Pak," sahut Bu Riska.

"Saya yakin Reyga bukan pelakunya," ujar Arga, dingin.

"Tapi ada bukti kuat yang mengarah kepada Rey, Pak," bantah Bu Alfi.

"Beri saya waktu, saya akan mencari tahu siapa pelaku yang sebenarnya." Arga yakin jika bukan Reyga lah pelakunya, Reyga yang dia kenal tidak akan pernah berbuat seperti itu. Reyga anak baik.

Bu Alfi mengangguk pasrah. "Baiklah."

"Berapa uang yang hilang tadi, Bu?" tanya Arga.

"Satu juta, Pak," jawab Bu Riska.

Reyga mengambil uang sebesar lima juta rupiah dari dalam dompetnya, dia kemudian memberikan itu kepada Bu Riska. "Ini sesuai dengan apa yang saya ucapkan tadi, tolong jangan berikan Reyga hukuman, biarkan saya mencari kebenarannya terlebih dahulu."

Bu Riska menerimanya. "Pak, tapi ini terlalu banyak dari yang bapak ucapkan tadi."

"Tidak apa-apa, berikan uang itu kepada yang merasa kehilangan tadi. Dan satu lagi, semua uang sekolah Reyga sampai lulus, saya yang akan tanggung."

Reyga terbelalak kaget. "Tidak usah repot-repot, Om."

Arga tersenyum kepada Reyga. "Sama sekali tidak merepotkan, Reyga."

"Sekarang kembalilah ke kelas mu!" lanjut Arga.

Reyga mengangguk. "Makasih banyak, Om."

"Sama-sama."

"Saya permisi, Bu," pamit Reyga.

Setelah itu, Reyga berjalan kembali ke kelasnya.

|•REYGA •|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang