Reyga - Surat terakhir [END]

12.9K 750 79
                                    

From : Gaga
To : Mama❤

Selamat ulang tahun, Mama. Di hari yang spesial ini, Gaga ingin Mama menjadi orang tua yang paling bahagia yang pernah ada di dunia ini. Mama selalu berkata jika kebahagian itu adalah jika Gaga tidak ada di dunia ini. Mama bilang, papa pergi meninggalkan mama karena Gaga. Semua mimpi yang mama inginkan juga hancur karena Gaga. Jadi, hari ini Gaga ingin merubah keadaan. Gaga ingin mama hidup dan bahagia seakan Gaga tak pernah ada. Gaga tahu, mama tidak akan pernah memandang ku dengan penuh cinta. Tapi, Gaga selalu mencintai dan mengagumi mama sebagai ibu terbaik di dunia ini. Maaf jika Gaga merepotkan. Gaga berharap suatu saat nanti mama memikirkan ku, Gaga berharap di surga nanti mama akan memeluk dan mencium ku. Hadiah terbaik yang bisa Gaga berikan yaitu meninggalkan hidup mama, karena mama selalu mengatakan bahwa mama berharap Gaga tak pernah lahir. Mungkin ketika mama baca surat ini, Gaga udah pergi ninggalin mama untuk selamanya. Jaga diri baik-baik, Ma. Karena, anak mama yang bodoh ini udah gabisa jagain mama lagi hehe. Jangan nangis, ya, Ma. Gaga sayang mama.

Tubuh Rea terasa lemas setelah membaca surat dari mendiang anaknya itu. Dia kembali menangis histeris sembari memeluk kertas berisikan tulisan anaknya. Dada-nya terasa sesak membaca setiap kata yang tertulis di surat itu. Setelah Reyga selesai dimakamkan, Rea mengurung diri dikamar Reyga dan dia menemukan surat itu diatas kasur Reyga.

"Reyga, anak ku," jeritnya pilu. "Maafin mama, Nak."

Rea menjambak rambutnya frustasi, tak pernah terbayangkan olehnya jika Reyga akan pergi meninggalkannya sendirian.

"Ayo balik, Sayang. Mama cuma punya kamu, Nak." Rea berteriak seperti orang gila di kamar Reyga. "Mama nyesel, Nak. Reygaaa!"

"Ma, maafin Gaga, Ma."

"SAYA BENCI KEHADIRAN KAMU, ANAK SIALAN!"

"Kepala Gaga sakit, Ma."

"Nanti juga sembuh sendiri, nggak usah manja kamu. Cepet bikinin!"

"Mama pukul aja Gaga, yang penting mama jangan nangis, ya?"

"PERGI KAMU, REYGA! SAYA BENCI LIAT KAMU!"

"Ma, sakit, Ma."

"Dasar anak sialan! Tidak tau di untung!?"

"Ma, ampun, Ma."

"Dasar anak pembawa sial!?"

"Ma, jangan nangis, Ma."

"Saya berharap kamu cepat mati, anak sialan!"

"Jangan nangis, ya, Ma. Gaga sayang mama."

"Mama, Reyga pengen di peluk mama."

"Tidak usah berharap ketinggian kamu, Reyga. Sampai kapan pun saya tidak akan sudi memeluk kamu!"

"Baru kali ini Reyga berani cium mama, apa mungkin ini ciuman terakhir, ya, Ma?"

Suara Reyga terngiang-ngiang dikepalanya. Rea semakin menangis histeris membayangkan semua perlakuan buruknya kepada Reyga selama ini. Anak itu, anak yang selalu dia siksa, tapi tidak sedikit pun melawan. Anak yang tak pernah dia inginkan, yang selama ini menjadi tempat pelampiasan emosinya.

Seharusnya dia tidak boleh seperti itu. Reyga pun juga tidak meminta untuk dilahirkan dari rahimnya. Ini semua kesalahannya dengan Arga, namun dia melampiaskan semuanya kepada anak tak berdosa itu.

"Reyga, jangan tinggalin mama, Nak. Ayo sini mama peluk, katanya Reyga mau di peluk mama." Rea memeluk baju yang terakhir Reyga gunakan, walaupun baju itu bersimbah darah, dia tak memperdulikannya. "Tadi malam benar-benar ciuman terakhir dari Reyga. Mama gak nyangka kamu bakalan berbuat senekat ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang