Reyga - 22. Terbongkar

5.8K 405 15
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Semua murid berbondong-bondong menuju ke lapangan untuk mengikuti kegiatan rutin setiap hari Senin, yaitu upacara.

Namun, ada yang berbeda di upacara pada pagi hari ini. Jika biasanya yang menjadi pembina adalah kepsek, kali ini yang menjadi pembina adalah si pemilik sekolah itu sendiri. Ya, itu Arga.

Ketika bagian amanat telah tiba. Arga kemudian mulai memberikan amanat kepada murid-murid. Tapi, diakhir amanatnya, tiba-tiba suara dari speaker sekolah berbunyi dengan keras.

"Aku bakalan jujur ke guru kalau bukan Rey pelakunya."

"BERANI LO SAMA GUE, CUPU?!"

"A-aku ga te-ga liat Rey."

"AWAS AJA KALAU LO BOCORIN, GUE BAKALAN SURUH BOKAP GUE BUAT NGELUARIN LO DARI SEKOLAH INI!"

Ya, itu adalah rekaman yang berisi suara perkacapan antara Leo dan Wahyu. Semua yang mendengar membelalakkan matanya kaget. Apalagi Leo yang sudah panas dingin ditempatnya karena ditatap tajam oleh papanya.

Arga tersenyum miring, "Leo," panggilnya.

Leo melotot, dia segera menggeleng cepat. "Nggak, itu bukan saya. Saya tidak pernah berbicara seperti itu."

"Masih berani berbohong kamu, hmm?" ucap Arga. "Jelas-jelas itu suara kamu. Apa mau saya tampilkan juga videonya?"

Semua pandangan murid-murid menatap Leo sinis. Sedangkan, Reyga dan Wahyu menghembuskan nafasnya lega. Karena, kebenarannya sudah terungkap.

"Gak nyangka Leo kayak gitu."

"Tega banget fitnah Rey."

"Kasian, mana Rey udah kena bully."

"Setan, gue ngerasa bersalah sama Rey."

"Jahat banget, Leo."

"Keluarin aja dari sekolah, meresahkan!"

"Segitunya mau buat Rey hancur. Tau, sih, lo benci sama Rey. Tapi, jangan keterlaluan gitulah, bego!"

"Iya, mana kemarin lusa ngajak anak-ajak buat bully Leo."

"Mentang-mentang bokapnya jadi kepsek, jadi seenaknya sendiri."


"HARAP TENANG, ANAK-ANAK!" ucap Arga, membuat semua murid terdiam.

"DENGAN KEJADIAN INI, SAYA SUDAH MEMUTUSKAN UNTUK MENGELUARKAN LEO DARI SEKOLAH, DAN MENCABUT JABATAN KEPALA SEKOLAH PAK FADLI."

Fadli, ayah Leo berjalan menghampiri Arga. "Pak, tolong jangan cabut jabatan saya, Pak."

Arga tidak menoleh sedikitpun kearah Fadli, dia menatap lurus kedepan dengan pandangan dingin. "Jabatan anda membuat anak anda menjadi semena-mena kepada temannya. Jadi, saya pikir inilah keputusan yang paling tepat."

"Reyga, tolong maju kedepan, Nak!" perintah Arga.

Reyga mengangguk, dia kemudian keluar dari barisan dan berjalan kedepan.

"Leo, silahkan minta maaf terlebih dahulu kepada Reyga!"

Leo menggeleng. "Saya tidak mau, memang saya yang melakukannya dan saya tidak sudi untuk meminta maaf. Lagian saya juga sudah dikeluarkan dari sekolah ini," ucapnya santai.

"Oh, kamu mau saya bawa kasus ini ke jalur hukum, Leo?" tanya Arga dengan senyumannya.

Fadli melotot kearah Leo. "Maju kedepan kamu, Leo!"

Leo menghela nafas, kemudian dia menuju kedepan.

"Segeralah meminta maaf!" titah Arga.

"Gue minta maaf," ucap Leo ogah-ogahan bahkan dia tidak menatap Reyga.

"Minta maaf yang benar, Leo!?" sentak Fadli.

Leo berdecak. "Ck, ini udah bener, Pa."

"Ulangi!"

Leo menggeram, dia kemudian menatap Reyga. "Gue minta maaf, karena udah fitnah lo, Rey."

Reyga mengangguk, kemudian tersenyum. "Gue udah maafin lo, Leo."

Reyga kemudian menatap Arga. "Tolong jangan keluarkan Leo dari sekolahan ini, Pak."

"Apa kamu yakin, Reyga? Kamu tidak takut jika Leo berbuat jahat lagi kepada kamu?" tanya Arga memastikan.

Reyga menggeleng. "Saya sudah ikhlas, semoga ini menjadi pelajaran bagi Leo agar tidak mengulanginya lagi."

Entah mengapa, Leo merasakan sesak didada-nya. Padahal dia sedari dulu sudah berbuat jahat kepada Reyga. Namun, Reyga malah dengan mudahnya memaafkannya dan memohon agar dia tidak dikeluarkan dari sekolah.

"Baiklah, saya tidak akan mengeluarkan Leo. Tapi, untuk kepala sekolah tetap akan saya ganti."

Leo menatap Reyga tak percaya, Reyga tersenyum tipis. Leo langsung memeluk Reyga dengan air mata yang mengalir dipipinya.

"Maaf, maafin gue." Leo terisak-isak dipelukan Reyga. Dia tak menyangka orang yang selama ini dia benci, begitu baik kepadanya. "Gue janji gak bakalan ngulangin lagi."

Reyga mengangguk. "Alhamdulillah."

"Makasih banyak, Rey."

"Iya, sama-sama, Leo. Bagaimanapun juga, lo tetep temen gue."

"Terima kasih, hal baik."

|•REYGA•|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang