Reyga - 10. With Tante Selin

4.6K 439 2
                                    

Sepulang dari rumah sakit, Selin mengajak Reyga jalan-jalan terlebih dahulu. Mereka berdua berkeliling kota, sesekali mereka membeli jajan.

"Tante Selin," panggil Reyga.

Selin yang sedang menyetir mobil itu menoleh kearah Reyga sekilas. "Iya, Sayang?"

"Tante tau nggak dimana papa Rey sekarang?" tanya Reyga polos.

Selin terhenyak, dia kemudian menggeleng. "Tante gak tau, Sayang."

Reyga mencebikkan bibirnya. "Papa ninggalin mama gara-gara Rey, ya, Tante?"

Selin terdiam.

"Kata mama Rey itu pembawa sial, gara-gara Rey juga mama jadi gak bisa jadi pramugari," lanjut Reyga.

"Ssttt, jangan diambil hati, ya, omongan mama kamu." Selin mengusap puncak kepala Reyga menggunakan tangan kirinya.

"Kata mama, wajah aku persis papa ya, Tante?" tanya Reyga.

Selin mengangguk, kemudian dia terkekeh. "Iya, sama-sama ganteng."

Reyga tertawa kecil. "Pantesan mama benci sama Rey."

Selin seketika menghentikan kekehannya. Tangannya meremat setir mobilnya dengan kuat.

"Rea sialan!" umpatnya pelan.

"Tapi, meskipun mama benci sama Rey, Rey tetep sayang sama mama, kok," ucap Reyga sembari tersenyum lebar seolah dibenci mamanya itu bukanlah masalah yang besar.

Selin tersenyum haru. "Rey anak pinter!"

"Kita makan dulu, ya, Rey?"

Reyga mengangguk. "Iya, Tante."

Selin kemudian menghentikan mobilnya disalah satu restoran. Dia kemudian mengajak Reyga masuk.

"Pelan-pelan aja jalannya!" titah Selin.

"Siap, Tante!"

Setelah mendapatkan tempat duduk, Selin kemudian memesankan makanan untuk mereka berdua.

"Punggung Rey masih sakit?" tanya Selin sembari menggenggam tangan kecil Reyga.

Reyga menggelengkan kepalanya. "Udah sedikit mendingan, Tante."

Selin tersenyum lega. "Syukurlah kalau begitu."

Setelah makanannya datang, mereka kemudian memakannya dengan lahap.

"Rey, tante tinggal ke toilet dulu, ya. Rey jangan kemana-mana, disini aja, oke?" ujar Selin sembari mengelap bibirnya menggunakan tisu.

Reyga mengangguk disela makannya. "Iya, Tante."

Selin tersenyum, dia kemudian beranjak menuju toilet. Tak lama kemudian ada yang menghampiri Reyga, membuat Reyga mendongakkan kepalanya.

"Lho, Om Arga?" ucap Reyga.

Arga tersenyum. "Reyga kesini sama siapa?"

"Sama Tante Selin," jawab Reyga.

"Tantenya kemana? Kok Reyga sendirian?" tanya Arga.

"Lagi ke toilet, Om."

"Oh." Arga mengangguk paham.

"Om kesini sama siapa?" tanya Reyga.

"Sama---"

Deringan ponsel Arga memotong ucapannya, dia kemudian menggeser tombol hijau.

"Halo?"

" ... "

"Iya."

" ... "

"Oke, saya kesana sekarang."

Setelah panggilan terputus, Arga kemudian memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Dia lalu menatap Reyga.

"Reyga, om pergi duluan, ya, ada urusan," ucapnya.

Reyga mengangguk. "Iya, Om."

"See you, Reyga," ujar Arga.

Reyga tersenyum lucu. "See you too, Om Arga."

Arga mengusap rambut Reyga, kemudian dia berjalan keluar dari restoran tersebut. Lalu, tak lama kemudian Selin datang.

"Siapa laki-laki tadi, Rey?" tanya Selin ketika dia melihat Reyga bersama seorang laki-laki, tapi dia tidak bisa melihat wajahnya karena posisi duduknya membelakanginya.

"Om Arga, Tante," jawab Reyga.

Deg!

Aish, mungkin kebetulan namanya sama, batin Selin.

"Yaudah, cepetan dihabisin makanannya!"

"Iya, Tante."

|—•REYGA •—|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang