Reyga - 5. Janji Gaga

5K 495 3
                                    

"Mama, kenapa mama gak dateng ke sekolah tadi?" tanya Reyga.

Rea melirik anaknya sekilas. "Gak penting," jawabnya singkat.

Reyga menghela nafas, dia kemudian duduk bersila dibawah mamanya. "Tadi makanannya enak, Ma?"

"Dapet makanan dari siapa kamu?" tanya Rea menyelidik, karena setaunya dia tak pernah memberikan Reyga uang lebih.

Reyga tersenyum lebar. "Dari Om Arga."

Rea terdiam sejenak, dia kemudian menatap putranya itu. "Kalau dikasih orang yang nggak dikenal jangan mau! Ngerti?!"

Reyga melunturkan senyumnya, dia kemudian mengangguk patuh. "Ngerti, Ma."

"Pijitin kaki saya!" Rea mengendikkan dagunya kearah kakinya yang sedang selonjoran di sofa itu.

Reyga tersenyum manis, dengan semangat dia memijiti kaki mamanya itu.

"Mama, tadi temen-temen banyak yang dateng sama papanya. Ihh, Gaga pengen, deh, cepet-cepet ketemu papa," celoteh Reyga.

"Nanti Gaga bisa digendong kayak temen-temen, nanti Gaga juga mau ngajak papa main bola, ah." Bocah delapan tahun itu berceloteh tanpa mengetahui jika Rea sudah sangat muak mendengar ucapan Reyga yang selalu tak jauh dari papanya.

"PAPA KAMU ITU SUDAH MATI, REYGA!" bentak Rea.

"Iya, Gaga tau. Nanti kita ke surga bareng naik pesawat ya, Ma. Kita temuin papa bareng-bareng," jawab Reyga.

Dengan kejamnya Rea malah menendang wajah Reyga hingga anak kecil itu terjungkal kebelakang.

"ADUH!" pekik Reyga ketika merasakan rasa sakit diwajah dan kepalanya yang terbentur lantai.

Rea menghiraukan pekik kesakitan anaknya, dia berdiri dihadapan Reyga sambil menatap tajam Reyga.

"Mati itu orangnya udah hilang, udah dikubur didalam tanah, Reyga!?" berang Rea. "Kamu gak bakal bisa ketemu sama papa kamu, kalau cuma naik pesawat!? Kamu juga harus mati, biar bisa ketemu papa kamu!"

Reyga menangis histeris, dia memeluk kaki kanan mamanya. "Mama---"

Rea menendang Reyga lagi hingga Reyga mundur kebelakang. Dia kemudian menjambak rambut anaknya hingga wajah Reyga menghadap keatas. "Ingat ini, kehadiran kamu itu nggak pernah saya inginkan. Kamu itu cuma pembawa sial, papa kamu itu bajingan!"

Reyga menangis terisak-isak, meskipun tidak terlalu paham dengan apa yang diucapkan mamanya, entah mengapa hatinya terasa sakit.

"KAMU ITU PENGHANCUR MIMPI SAYA, SIALAN!" teriak Rea dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. "SAYA BERHARAP KAMU CEPAT MATI!"

Reyga semakin menangis histeris ketika melihat mamanya ikut meneteskan air mata. Dia mengulurkan tangannya berupaya mengusap air mata itu, namun dengan cepat Rea menepisnya.

"Mama jangan nangis, maafin Gaga ya, Ma. Gaga janji gak bakalan bahas papa lagi didepan mama," ujar Reyga parau.

Rea melepaskan jambakannya dengan kasar hingga beberapa helai rambut Reyga rontok. Reyga hanya bisa meringis menahan sakit dikepalanya.

Rea mengalihkan pandangannya ketika matanya bertubrukan dengan mata yang menatapnya polos tapi penuh luka tersebut. Dia kemudian mengusap air matanya kasar.

"Jangan harap kamu bisa makan malam ini, Reyga," desis Rea.

Reyga mengangguk dengan air mata yang masih mengalir dipipinya. "Iya, Ma. Gaga gak bakalan makan malam ini."

"Bagus!"

Setelah itu, Rea beranjak pergi meninggalkan Reyga yang masih menangis.

"Kapan, ya, mama sayang sama Gaga?"

|—•REYGA•—|

By : Vi🅰

REYGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang