⓿⓿➌

2.9K 381 107
                                    

••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
••

"Apa salah ayahku...? Apa salah penduduk di kota ini? Mereka terlahir di padang pasir, sejak kecil hidup mereka sulit dan harus berjuang melawan alam, namun ia menghancurkannya. Kenapa dia tega melakukan hal seperti itu?! Saat itu, sebagai seorang Ōka Sichibukai, dia berpura-pura menjadi pahlawan bagi penduduk! Tak ada yang tahu kalau dia telah menipu seluruh penduduk di negeri ini! Aku... takkan bisa memaafkannya!" lirih Vivi sambil memegang kepala tengkorak itu.

'BRUAK'

Salah satu reruntuhan didekat kami runtuh dihancurkan oleh Luffy, Sanji, dan Usopp untuk melampiaskan amarah mereka.

"Dasar, kekanak-kanakkan!" kata Zoro.

Aku menghampiri Vivi, berdiri tegap di hadapannya. "Angkat kepalamu, ojō-sama! Kau tidak punya waktu untuk mengeluh?" tegasku.

"Oi Acelyn?!" panggil Nami.

Vivi menatapku sendu, "Bukankah kita harus bergegas? Kau ingin mengembalikkan senyuman rakyatmu, kan... Nefertari Vivi?!"

"Aku baru saja mendapatkan dua teman perempuan pertamaku di lautan... Oi Luffy!" seruku.

Vivi bangkit dari duduknya, kemudian memelukku dengan erat. "Arigatō, Acelyn-san" lirih Vivi.

'Kau sama sekali tidak berubah ya, nee-san,' batin Ace.

"Vivi! Ayo kita lanjutkan perjalanan! Aku mulai kesal!" kata Luffy.

"Ayo kita pergi ke Yuba!" kata Nami.

"Disana tempat pasukan pemberontak berada, kan?" tanya Zoro memastikan.

"Ya, aku akan membujuk pemimpin mereka untuk menghentikan pemberontakan." kata Vivi.

"Membujuk?" tanggap Zoro bingung.

"Seluruh bencana Alabasta adalah ulah dari Crocodile! Aku akan mengatakan yang sebenarnya dan menghentikannya melakukan tindakan yang sia-sia!" tegas Vivi.

"Baiklah." tanggap Zoro.

Ace berjalan di sampingku "Dia terlalu naif," bisik Ace padaku.

"Luffy akan merubahnya," bisikku yakin pada Ace, kami berdua sama-sama tersenyum.

Kami pun melanjutkan kembali perjalanan kami menuju Yuba. Tak terasa sudah beberapa jam kami berjalan melintasi gurun ini.

"Ah~...kebakar..., keringat pun tak keluar..." keluh Luffy yang berjalan sambil menggunakan tongkat dengan Falco yang bertengger di kepalanya.

"Jangan kebanyakan mengeluh, Luffy. Kau akan lelah sendiri kalau begitu!" kata Nami yang diabaikan oleh Luffy.

"Aku tak sanggup, aku tak tahan dengan cuaca panas... Lebih baik berada di cuaca dingin..." keluh Chopper yang tubuhnya ditarik oleh Zoro menggunakan papan(?).

𝑹𝒐𝒈𝒆𝒓'𝒔 𝑫𝒂𝒖𝒈𝒉𝒕𝒆𝒓 || 𝑶𝒏𝒆 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang