⓿➋➒

946 105 78
                                    

••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
••

Kapal perang Angkatan Laut yang aku naik ini terus berlayar menuju Sabaody.

'Pere pere pere pere!'

Den Den Mushi kapal berbunyi, aku dan Yūta saling tatap tanpa berkedip. Bertarung siapa yang akan menjawabnya.

'Katcha!'

Aku pun menjawab panggilan Den Den Mushi itu karena kalah dalam pertarungan siapa yang lebih lama tak berkedip.

"Ini dari Markas Besar, Marineford. Laksamana Muda Rouge diminta untuk menghadap Laksamana Armada Sengoku."

Aku memencet hidungku, agar suaraku berubah."Rouge shōshō sedang tidak ada, dia pergi--"

"BERHENTI MAIN-MAIN DAN SEGERA KE SINI!"

Terdengar dengan jelas suara siapa di seberang sana, ya, Laksamana Armada Sengoku.

"Payah, kau tidak bisa diajak bercanda," kataku.

"BERCANDA KATAMU?! CEPAT KE--"

Aku dengan segera menutup Den Den Mushi itu, mengakhiri panggilannya. Membuat Yūta yang berada di sampingku sweatdrop.

Salah satu prajurit dari luar masuk menghampiriku, kemudian memberi hormat, "Lapor! Kita telah sampai di Kepulauan Sabaody."

Aku dan Yūta pun pergi ke luar bersama prajurit yang melapor tadi, dan betapa terkejutnya Yūta melihat di mana kita berlabuh.

"Sabaody Park?!" seru Yūta sambil melihat pada para prajurit. (Grove 30an)

"Rogue shōshō yang meminta untuk diturunkan di sini!"

"Diturunkan?" tanggap Yūta.

"Ya, aku saja. Kalian pergi ke markas (Grove 60-69) untuk melapor dan ambil jubah keadilan-ku," kataku lalu turun dari kapal.

"Kau tidak bisa melakukan ini, Rouge-san," tanggap Yūta.

"Aku bisa, sampai jumpa. Temui aku di rumah lelang, aku rasa akan ada kekacauan di sana," kataku lalu pergi sambil melambaikan tangan.

(Note : Author jelasin pakaiannya si Laksamana Muda Rouge ini. Memakai setelan jas berwarna hitam beserta dasinya, tidak memakai jubah keadilan, memakai kacamata berwarna merah, dan membawa pistol di pinggangnya. Sekian.)

Aku terus berjalan, dan tak terasa sudah berada di Grove 31. Terlihat ada keramaian di depan sana, aku pun segera menghampiri keramaian itu.

Sesampainya di sana, aku melihat seorang pria besar yang sedang mencekik seorang wanita.

"Lepaskan dia," kataku menghampiri mereka berdua sambil menodongkan pistol-ku padanya.

Wanita itu menatapku, "Tolong aku."

𝑹𝒐𝒈𝒆𝒓'𝒔 𝑫𝒂𝒖𝒈𝒉𝒕𝒆𝒓 || 𝑶𝒏𝒆 𝑷𝒊𝒆𝒄𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang