Aku terbangun,
dan kau tengah bercumbu dengan perempuan lain.
"Mundur!"
Han Taehyung sadar sekali dengan apa yang tengah terjadi sekarang. Langkahnya maju dengan tegap, mencoba merangkul badan Yoon Sana yang hampir limbung karena kehilangan keseimbangan. "Kubilang mundur! Jangan sentuh aku, Berengsek! Kini aku mengingat semua yang kau lakukan padaku!" Sana berteriak dengan tangan terangkat menodongkan sebuah vas bunga yang telah pecah bagian atasnya karena terhempas di atas lantai keramik.
Lee Nayeon ada di sana, di dalam ruangan milik Taehyung. Perempuan pemilik marga Lee itu panik bukan kepalang, sekejap mengunci pintu ruangan dan menurunkan tirai agar para karyawan di kantor tidak menonton pertengkaran antara Yoon Sana dan Han Taehyung. Dia berdiri dengan langkah bergetar. Kaki yang berat tersebut mulai melangkah maju, melewati Taehyung dan perlahan menyentuh pergelangan tangan Sana yang bergetar sambil memegangi vas bunga.
"Sana, turunkan, kumohon." Nayeon mulai membujuk Sana agar melepaskan vas bunga tersebut, tentunya dia juga takut benda tajam tersebut akan melukai salah satu di antara mereka. Bukan hanya Taehyung, tapi mungkin saja Sana sendiri yang akan terluka karena senjata miliknya. Tetapi Sana tidak menurut, badannya bergetar bersamaan dengan merah bola mata yang menatap Lee Nayeon dengan sangat tajam. "Sana ... Yoon Sana-"
"Kalian pengkhianat!" Sana kehilangan kendali, setelah apa yang membuatnya kehilangan kesadaran saat berada di basemen, dia mulai kehilangan kendali. Taehyung serta Nayeon membawanya ke dalam, mencoba menenangkannya namun yang ada malah perempuan tersebut semakin jauh larut dalam emosional. "Di mana perempuan itu, Lee Nayeon? Di mana kalian menyembunyikannya?!"
■■
Tiba-tiba aku teringat, apa yang ada di hadapanku dua tahun yang lalu. Aku berdiri di depan jendela kaca. Hanya ada langit gelap, begitu juga sekeliling tempatku berada. "Pukul berapa sekarang?" tanyaku kala itu sembari berbalik badan ketika menyadari seseorang membuka pintu. Berharap itu adalah Taehyung, lagi-lagi pemikiran itu menghancurkanku. Suara yang terdengar bukanlah miliknya, melainkan orang lain.
"Dua belas. Tepat tengah hari. Cuacanya lumayan panas untuk musim gugur, benarkan?" ucap orang yang baru masuk tersebut. Rupanya dia adalah seorang perawat, yang datang untuk sekedar meletakkan makanan dan menyajikannya untukku. Setelah perawat itu pergi, aku berbalik badan menghadap jendela lagi. Apa yang kulihat sekarang? Dunia begitu gelap dan seolah aku hanya sendiri, berkabung bersama luka tanpa ada yang memberikan asa barang sejemang saja.
Perlahan aku menempelkan tangan pada kaca besar jendela. Panas terasa, aku mengerti apa yang kulihat bukanlah yang sebenarnya. Berbulan-bulan lamanya aku terjebak di tempat menakutkan itu. Seluruh ruangannya terasa gelap dan aku sendirian. Aku takut, meski tetap ada Han Taehyung yang menjenguk sesekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Way [TaeSana]✓
Non-FictionPemikiran Yoon Sana terlampau sederhana, sehingga untuk percaya pada praduga tentang Han Taehyung suami yang begitu ia cinta itu bahkan susah sekali. Ia jatuh, terperosok tanpa sadar bahwa seseorang yang menjadi semesta tempatnya bernaung sudah berp...