0.5 | Sebuah rasa

311 83 62
                                    

Andai waktu bisa diulang kembali, pastinya semua orang ingin pergi ke masa lalu dan memperbaiki setiap cacat yang tercetak menyisakan noda untuk masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andai waktu bisa diulang kembali, pastinya semua orang ingin pergi ke masa lalu dan memperbaiki setiap cacat yang tercetak menyisakan noda untuk masa depan. Semuanya sudah terlanjur retak hingga rasanya sekian waktu yang terbuang terasa menyesakkan dengan setiap kenangan yang telah lalu.

Sunyi tengah malam, hanya ditemani semilir angin sejuk yang berhembus agak kencang daripada biasanya. Sana berjalan dengan langkah gontai, menapaki aspal yang dingin dengan kaki telanjang tanpa alas. Kerikil-kerikil kecil menempel pada kulit kaki yang tidak dilindungi, meski sempat terdengar suara dia mengaduh karena sakit pada telapak kakinya. Hanya saja sakit di kakinya itu tidak terkalahkan pabila dibanding dengan sakit yang telah lebih dahulu memenuhi dadanya, sakit sekali sampai harus meraup oksigen dengan tarikan kencang barangkali terlampau sesak rasanya tatkala paru-paru menyempit.

"Mengapa, Tae..."

Larut malam di pertengahan musim panas, angin yang sejuk menjadi saksi bisu. Yoon Sana hancur karena rasa penasarannya. Rasa penasaran itulah yang sudah membuatnya hancur seperti ini, fakta yang dikatakan Nayeon terlampau menyakitkan sampai-sampai saat mendengarnya Sana tak mampu lagi menarik napas.

"Selama ini aku ragu mengatakannya padamu, karena aku takut kau akan sakit, dan karena aku juga sempat berpikir mungkin saja Taehyung akan berubah. Tapi setelah aku biarkan sejauh ini, rupanya semuanya malah semakin jauh. Maafkan aku, Sana. Hanya saja aku tidak bisa membiarkan Taehyung berbuat semakin jauh, dia mengkhianatimu."

Mengapa Nayeon harus memberitahu tentang itu?!

Mengapa Sana harus mengikuti Taehyung pergi ke cafe untuk menemui wanita lain?!

"Aku membencimu, Han Taehyung!" Sana meneriakkan itu pada saat kakinya berhenti menapaki aspal pada jembatan yang melintasi Sungai Han dengan napas yang memburu.

Barangkali sesak yang memenuhi dada Yoon Sana sudah kelewat penuh, sampai hampir meledak rasanya hingga tidak tahan lagi dia menahan semuanya sendirian. Dadanya kembang-kempis dalam tempo yang tidak beraturan.

Kini Sana tahu bahwa hati Taehyung sudah mulai lelah dengannya, atau barangkali dia sudah berkhianat atas janji suci yang dilantunkan tatkala berada di atas altar. Bahkan tetap saja bersembunyi di sebalik senyum dan kata-kata manis, seolah tidak terjadi apa-apa dalam pernikahannya.

"Han Taehyung aku membencimu!"

Hening di tengah malam tanpa ada hiruk-pikuk kendaraan yang melintas membuat suara Sana mengudara nyaring. Ia nyaris gila karena sudah menahan sesak selama ini, sejak dua bulan terakhir di mana awal perubahan sikap Taehyung sangat terasa. Taehyung menjadi pria yang suka berada di luar rumah, suka pulang tengah malam dan berlanjut meminum alkohol tatkala dia mengira Sana sudah tidur.

Sana terus mengulang berteriak, sampai dadanya terasa ringan dan bebas dari beban yang mengganjal. Dan berakhirlah pada tangis pecah yang diiringi suara isakan.

The Only Way [TaeSana]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang