23. Hari yang berat

95 31 33
                                    

Ada yang kangen enggak sih? Maaf Mamak Minul lama update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen enggak sih? Maaf Mamak Minul lama update.

;(

Semoga tetap menghibur yaaa. Selamat membaca! <3

Selepas hari lebaran, Subetot mudik ke rumah Bapak dan Ibunya Mansha. Trio Subetot sudah rindu kakek neneknya. Papa sengaja memilih hari setelah lebaran agar tidak begitu macet di perjalanan.

Sudah dua hari Minhee di rumah nenek. Minhee paling suka di rumah nenek. Selain tempatnya yang asri, di sini sejuk sekali, suasananya benar-benar kampung halaman.

Begitu juga Jaemin, di sini banyak gadis desa yang lugu dan cantik, bagian yang paling menyenangkan adalah ketika Jaemin sengaja berkeliling kampung dengan motor vespa tua milik kakek, dan hampir semua mata tertuju pada Jaemin.

Sebagai lelaki tampan, peramah, dan sopan, Jaemin dengan sangat senang hati menebar senyum saat mendengar pujian dan sapaan dari mereka.

"Ya Allah, emang ya kalo anak kota bawaannya ganteng banget. Bersih banget itu cucunya Pak Mulyadi."

"Itu yang Mas Jaemin kan ya?" bisik gadis-gadis yang tak sengaja berpapasan dengan Jaemin. Aduh makin bangga hati Jaemin, karena mereka mengenali Jaemin.

Belum lagi bocil-bocil yang senang begitu melihat kedatangan keluarga Subetot. Anak-anak SD ingusan yang suka caper hampir setiap detik lewat-lewat di depan rumah Pak Mulyadi demi caper sama bujang ganteng.

"Mampir, Dek." Sengaja betul Bang Iqbal menyapa mereka yang kemudian lari kocar-kacir dengan tawa malu-malu(in).

....

Hampir semua wanita sangat mempermasalahkan berat badannya. Yang gendut pengen kurus, yang kurus pengen gendut. Padahal semua wanita itu bakal cantik, tidak peduli gendut atau kurus, jika sudah berada di sisi orang yang tepat.

Nah, Bu Mansha ini salah satu wanita agak tua yang mempermasalahkan berat badannya. Yang lebih parah lagi, orang agak tua ini menyalahkan orang lain, alih-alih sadar diri.

"Padahal kalo kamu bisa menahan diri ya kamu enggak bakal segendut itu lah, Sayang. Masa Papa yang salah sih, Bun?" Brian cengengesan.

"Ya iyalah. Kan Mas yang pengen sate tokek segala rendang badak. Coba kalo mas enggak minta yang aneh-aneh. Pasti aku enggak makan banyak dan enggak segendut ini sekarang." Mansha tetep ngotot kalo suaminya yang salah. Mentang-mentang di rumah orang tua, Mansha jadi manja.

"Ya sudah. Maafin Mas yaaaa. Mas yang salah. Besok lagi Mas enggak minta yang aneh-aneh deh." Brian memeluk istrinya sambil gemas sendiri. Nenek cuma bisa nyengir melihat kelakuan anaknya yang masih manja, tidak berubah walaupun punya anak tiga.

"Tuhkan! Jadi susah kan meluknya!" Mansha berusaha menyatukan lingkaran tangannya saat memeluk Brian.

"Ya berarti badan Mas yang semakin gendut. Jadi kamu susah meluknya."

Asibuka! [Squel of Keluarga Subetot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang