"Assalamu'alaikum." Sudah jam sepuluh malam. Dan Iqbal baru pulang. Biasanya di depan TV masih ada si Minul sama Buna. Ini cuma ada Buna aja.
"Waalaikumsalam. Tumben udah pulang? Padahal belum Buna telpon." Jawab Mansha.
Iqbal duduk di samping Buna, menyandarkan kepalanya di bahu Buna. Nyaman sekali. Rasa lelah Iqbal mendadak lenyap. Ia memejamkan matanya.
"Buna nanya loh, bang!"
"Kebetulan gak ada acara, Bun." Jawab Iqbal.
"Gak ada acara kok pulang malem?" Astaga, lelah hayati Iqbal, mau Buna apa ya? Ngajak baku hantam? Astagfirullah Iqbal durhaka banget kalo gitu.
"Biasalah Bun, anak muda." Iqbal memeluk Bunanya.
"Mandi dulu sana."
"Nanti dulu, pengen peluk Buna."
"Bau ih."
"Wangi gini, kok! Abang pake parfum." Iqbal melepas jaket kulitnya. Lalu kembali memeluk Mansha.
"Jaemin udah pulang, bun?" Tanya Iqbal kemudian.
"Eh iya, Buna mau ngomong deh sama Abang."
"Apa? Iqbal jadi deg-degan ini ih!" Iqbal langsung menegakkan duduknya.
"Udah tiga hari ini Jaemin gak kemana-mana. Biasanya dia main kalo malem gini. Sama kayak kamu tuh ngeluyur terus."
"Dia mah latihan band, bun." Iqbal membela Jaemin.
"Iya itu maksud Buna. Tapi akhir-akhir ini ya, boro-boro latihan band. Siang juga dia dekem terus di rumah. Kaleng rombeng juga gak kesini."
"Tuh kan. Aneh kan, Bun? Abang juga mikir gitu. Kemaren dia kayak murung banget gitu."
"Apa mereka berantem?"
"Apa perlu abang tanya?"
"Jangan deh. Adek kamu kalo ada masalah yang gak bisa diselesaikan sendiri, pasti nanti cerita."
"Kalo gak mau cerita gimana, bun?"
"Biar Papa aja, bang. Sama kamu malah ribut pasti." Bener sih kata Buna. Kemaren aja malah jadi perang di dapur.
"Minhee tidur?"
"Tadi katanya mau tidur. Coba deh liat. Udah tidur belum tu Minul. Sekalian sana kamu mandi."
"Yaudah. Buna juga tidur. Papa pasti lembur, Bun. Jangan ditunggu." Iqbal mengambil jaket kulitnya. Beranjak meninggalkan Buna menuju kamar Minhee.
"Dek? Abang masuk ya!"
Minhee menyandarkan kepalanya di meja belajar. Ini anak gak belajar, batin Iqbal. Kelihatannya Minhee gak sadar Iqbal datang.
"Hi!" Panggil Iqbal. Minhee terkejut. Benar dugaan Iqbal, Minhee melamun.
"Udah jam sepuluh. Kalo peernya udah selesai langsung tidur. Jangan rebahan di meja. Nanti bukunya kena iler."
"Enggak," Jawab Minhee sambil merapikan bukunya. "Bawa makanan gak?"
"Enggak. Kamu gak minta beliin, sih. Males abang beliin. Nanti gak dimakan lagi kayak kemaren."
"Salah siapa gak beliin seblak, malah beli rujak buah. Apa-apaan tengah malem ngerujak, kayak ibu-ibu ngidam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asibuka! [Squel of Keluarga Subetot]
Fanfiction"Enjoy your life right now, do everything that you want to do" - YoungK