24. Bagai Daki di Kerah Jeno

78 20 31
                                    

Halo semuanya!
Apa kabar?
Semoga sehat selalu.
Jaga kesehatan ya, mengingat gawat daruratnya pandemi di tanah air kita ini.
Jangan lupa pake masker kalo ke luar rumah.

By: Mas Jaemin

Jaemin bolak-balik menolak panggilan yang masuk ke ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin bolak-balik menolak panggilan yang masuk ke ponselnya. Sesekali ia terkejut karena ponsel yang ia kantongi di kantong celana bergetar. Jaemin tidak mau terganggu, soalnya sekarang sedang kumpul keluarga, malam terakhir Minhee sekeluarga di rumah nenek. Besok pagi mereka akan pulang ke Jayahalu.

"Siapa sih, Mas?" Minhee penasaran.

"Begundal," jawab Jaemin singkat.

"Mas Jeno, ya?...." tebak Minhee tepat sasaran. "....Coba angkat dulu. Mana tau penting."

Jaemin beringsut meninggalkan keluarganya yang sedang bersenda gurau.

"Halo!" ketus Jaemin setelah mengangkat panggilan Jeno yang sudah keberapa puluh kali. "Gue kasih waktu 30 detik. Kalo enggak penting gue matiin. Sekarang tersisa 20 detik!"

"Gue gabut!" terdengar Jeno cengengesan.

"Pegi deh lu ke padang mahsyar!" Jaemin kemudian menonaktifkan ponselnya.

"Apa, Mas?" tanya Buna setelah Jaemin kembali duduk di sisinya.

"Jeno, Bun."

"Kenapa?"

"Gabut!" Asli, enggak penting banget si Jeno. Bikin Jaemin naik darah aja.

......

"Jen!"

"Oit?" jawab Jeno. Masih cengengesan karena baru saja ia berhasil menjahili Jaemin.

"Nasgor, yuk!"

"Tumben?" Jeno tercengang, sang Abang yang dinginnya ngalahin kulkas dua pintu akhirnya mengajak Jeno melakukan hal yang terkesan romantis.

"Mau gak?"

"Gue curiga sama lu!"

"Mau hayuk! Kagak yaudah!" Jinyoung sudah rapi betul, berbeda dengan Jeno yang hanya memakai kaos oblong yang lehernya keriting dan sedikit kaku akibat daki dan trening bolong.

"Ya mau, tapi gue ganti baju dulu. Tunggu gue." Jeno bergegas ke kamarnya.

Setelah berdandan rapi dan wangi, Jeno kembali menghampiri Jinyoung yang dengan sangat sabar menunggui adiknya itu.

"Berangcut?!!!!" Jeno riang gembira.

"Nunggu Jennie."

Pantesan sabar nungguin, rupanya Jennie yang ditunggu. Dahlah, Jeno emang enggak lebih dari sekedar jigong di gigi beruang bagi Abangnya.

Asibuka! [Squel of Keluarga Subetot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang